Dekan Fakultas Bahasa, Universitas Widyatama

0
2,359 views

#3: Mahasiswa unggul besikap takzim kepada dosen yang mengajarnya. Tanyakan kepada dosen: mahasiswa yang seperti apa yang diperkirakannya akan menjadi orang kelak di kemudian hari. Jawabannya kemungkinan besar mengandung komponen komponen berikut: menghormati dan berbaik sangka kepada gurunya. Sikap takzim dapat mewujud dalam berbagai bentuk, termasuk menganggap bahwa dosen itu menguasai bidangnya atau, paling tidak, mengetahui lebih banyak dan lebih mendalam dari mahasiswa yang diajarnya. Selain itu, mahasiswa unggul merasakan maksud baik dosennya: dosen menginginkan agar mahasiswa yang diajarnya mengerti dan terampil bila perlu, melebihi dirinya sendiri. Oleh karena mahasiswa unggul selalu menyiapkan diri sebelum datang ke kelas, dan dia hadir pada semua sesi yang dijadualkan dosen, mahasiswa ini memiliki rasa percaya-diri (confidence) untuk berdekat-dekat dengan dosen. Mahasiswa yang baik merasakan sinyal dari dosennya bahwa dia dapat didekati: untuk keperluan penjelasan tambahan yang mungkin diperlukan, atau bahanbahan bacaan tambahan yang mungkin dapat membantu pendalaman pemahaman mahasiswa. Dengan demikian, mahasiswa yang baik ini melihat banyak pintu terbuka bagi kemajuannya yang optimal dan tidak harus menunggu punya masalah bila ingin berbicara dengan dosen.

Kebiasaan #4 Mahasiswa unggul belajar secara teratur dan memiliki jadual tetap. Mahasiswa unggul itu teratur: dia tahu kapan harus mengerjakan tugas yang mana; dia tahu tugas mana saja yang dapat dikerjakan belakangan; dan dia tahu dengan pasti kegiatan mana yang dapat dikesampingkan (karena mungkin memang tak memberi manfaat baginya). Mahasiswa unggul memiliki kontrol yang baik terhadap penggunaan waktu, dan dia tahu kapan harus kerja-keras dan kapan boleh bersantai-santai. Keteraturannya dalam belajar membuatnya cenderung berada di depan di kelasnya, dan oleh karena itu dia bisa-jadi diperlakukan sebagai tempat bertanya bagi temantemannya.

Kebiasaan#5: Mahasiswa unggul mengembangkan keterampilan-strategis?yang menguntungkan. Dari kebiasaannya mengulang-ulang bahan yang dipelajarinya, dan dari kebiasaannya membanding-kontraskan berbagai strategi yang telah diketahui dan dialaminya dalam praktik, mahasiswa unggul lazimnya memiliki cara-cara yang kreatif untuk mengorganisasikan segenap pengetahuan yang telah diperolehnya.
Misalnya, sebagai contoh, mahasiswa ini mungkin meringkas pengetahuan dan pemahamannya tentang konsep-konsep penting ke dalam kartu-kartu catatan (index cards), ke dalam lembar-lembar catatan ringkasan (summary notes), diagram dan bagan-bagan yang dapat membantunya mengingat dan menjelaskan konsep serta pengetahuan yang berharga itu dengan mudah dan cepat.
Selain kreativitasnya dalam mengelola penge t ahuan y ang di milikinya , mahasiswa unggul juga memiliki keterampilan metakognitif yakni kemampuan untuk memikirkan apa yang diketahuinya, yang ujung-ujungnya memungkinkannya mengatur strategi dan mengontrol proses belajarnya sendiri (lihat, misalnya, Anderson 2008). Mahas i swa dengan kemampuan metakogitif seperti ini tanpa dikomando pihak lain dapat mengatur dirinya sendiri dengan baik.
Misalnya, ketika hendak menyiapkan diri menghadapi UAS, mahasiswa ini mungkin mengisolasi diri dan menyibukkan dirinya mereviu catatan-catatannya, mempelajari ulang semua tugas-tugas yang pernah dikerjakannya, dan dia lakukan semua ini jauh-jauh hari sebelum jadual UAS tiba.