INOVASI

0
1,766 views

Dukungan. Jika gagasan suatu program sudah terbentuk, diperlukan perangkat dukungan . Inovator memerlukan isyarat jalan terus atau tidaknya dari tokoh kunci pimpinan, serta kesediaan anggota organisasi untuk bekerjasama. Maka sangatlah penting dukungan lingkungan yang terbuka untuk inovasi.
Dukungan akan semakin mudah diperoleh dalam organisasi, manakala ada do rongan dari pimpinan untuk membentuk kelompok-kelompok kerja, membiasakan memberi kesempatan untuk bertemu, berkomunikasi dengan pimpinan.
Selain itu pimpinan inovatif harus mempercayai anggota organisasi yang lain dengan memotivasi, mengarahkan dan memberi kesempatan untuk mengemukakan gagasan-gagasan yang baru. Pimpinan organisasi menjadi panutan bagi sub ordinate-nya sampai level t erendah untuk menumbuhkan kreativitas. Pimpinan organisasi bertanggung jawab mengembangkan nilai-nilai organisasi yang bersifat terbuka kepada gagasangagasan, kebijakan yang membentuk dan menumbuhkan iklim organisasi serta menyuburkan kreaivitas untuk melakukan inovasi, menghilangkan perilaku-perilaku yang menghambat tumbuhnya kreativitas.

Perlu recognition dan apresiasi dari pimpinan terhadap anggota organisasi yang kreatif dan inovatif. Inovator dalam organisasi juga memiliki kepastian dan harapan yang jelas tentang penempatan posisi diharapkan dan adanya rasa bangga pada anggota organisasi.
Sumberdaya. Unsur pokok terakhir bagi upaya inovasi yang berhasil adalah sumberdaya yang sangat berpengaruh pada kreativitas. Untuk melaksanakannya memerlukan penanganan yang profesional. Seperti menempatkan anggota organisasi dalam unit/kelompok kerja sesuai dengan tugas dan kompetensinya; technical know how, management know how maupun personality serta bagaimana menentukan budget, waktu dan target pada unit/kelompok kerja. Untuk itu diperlukan sophisticated judgment.

Pengalokasian ini jangan sampai mematikan kreativitas dan membuat kelompok kerja tak termotivasi. Tidak semua inovasi memerlukan sumber dana yang besar, tapi yang jelas inovasi perlu difasilitasi sistem informasi & teknologi informasi. Semangat wirausaha untuk menghasilkan inovasi ternyata terkait dengan berpikir secara kreatif. Bagaimana seseorang memandang persoalan dan pemecahannya yaitu kapasitas untuk memadukan berbagai cara dalam mendekati masalahnya, yang saya namakan integratif.
Kesediaan untuk bergerak cepat di luar kebiasaan yang ada, untuk menggabungkan gagasan dan sumberdaya yang terkait, untuk merangkul perubahan sebagai kesempatan dalam menguji peluang. Memandang masalah secara integratif berarti memandang mereka sebagai sebuah kesatuan yang saling terkait dengan kesatuan lain yang lebih besar, sehingga menantang praktek yang telah ada. Seseorang akan lebih kreatif bila tidak cepat puas dengan hasil karyanya, bahkan berani mengambil resiko untuk melakukan ekperimen yang bersifat terobosan.
Apabila inovator harus dilandasi dengan kecakapan dalam mengembangkan gagasan-gagasan yang kreatif dan membangun kerjasama, maka lingkungan organisasi harus dipersiapkan. Apabila segmentasi terlalu jauh hingga menciptakan kerenggangan dan kesenjangan antar unit kerja, antar tingkat/level dalam organisasi, bahkan antar anggota, maka sirkulasi informasi, dukungan dan sumberdaya akan kurang terjamin. Akhirnya inovator akan sulit mendapatkan perangkat ampuh yang dibutuhkan.

Tetapi apabila di situ terdapat kerjasama kelompok, dengan banyak sumberdaya, dan rasa integratif itu tumbuh menyebar luas, maka upaya dari inovator diperkirakan akan berhasil. Inovasi satu-satunya harapan masa depan. Meskipun demikian, keberhasilan juga dapat juga menjadi musuh inovasi. Ketika semua hal berjalan dengan baik tanpa adanya kendala, kita merasa puas dan dapat menjadi terlena. Kemapanan dan kenyamanan sering menjadi musuh kreativitas.
Terlalu banyak contoh, organisasi-organisasi yang mempunyai nama besar yang pada akhirnya menjadi pecundang karena hal itu. Bila organisasi enggan menumbuhkan dan memelihara kreativitas, jelas kreativitas mati, inovasi terhenti. Artinya senjata strategis organisasi berupa gagasan-gagasan brilian sebagai energi dan semangat organisasi menjadi sirna dan yang menjadi pertanyaan, bagaimana sustainbility organisasi ?