Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif

0
453 views
Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif

Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif

Universitas Widyatama menggelar Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif dalam menghadapi ASEAN Economic Community 2015, Kamis 19 Maret lalu di Gedung Serba Guna Universitas Widyatama. Seminar Nasional ini merupakan sebagian dari rangkaian Dies Natalies Universitas ke-13 serta Ulang Tahun Yayasan Universitas Widyatama yang ke-42.

Kegiatan yang digagas Fakultas Desain Komunikasi Visual tersebut menghadirkan Keynote speaker Drs. Harry Waluyo, M.Hum, Dirjen Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain, dan IPTEK Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (periode 2011 ? 2014). Selain itu, menghadirkan pembicara Rektor ITB (periode 2015-2020) yang juga mantan Wakil Rektor Universitas Widyatama, Prof.Dr.Ir. Kadarsyah Suryadi, DEA; Walikota Bandung yang diwakili oleh pejabat terkait Ekonomi Kreatif, serta Ketua Komite Ekonomi Kreatif ? KADIN Jawa Barat, H. Januar P. Ruswita, S.Sos, MM.

Harry memaparkan, berdasarkan data Global Innovation Index (GII) peringkat Indonesia saat ini ada di posisi ?ke-87, sedangkan edukasi di posisi 30 dan knowledge creation berada di posisi 38 (Ukuran Asia Tenggara). Angka tersebut masih belum dapat mendukung, jika bangsa ini ingin menjadikan industri kreatif sebagai motor penggerak perekonomian.

Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif 2

Dengan demikian, diperlukan berbagai pembenahan untuk meningkatkan daya saing. Kadarsah menyimpulkan, berdasarkan berbagai pertemuan beberapa waktu lalu bahwa Industri Kreatif tidak dapat berdiri sendiri. Industri Kreatif harus ditopang oleh sektor lainnya, seperti Ilmu Teknologi dan Science. Hal itu diperlukan agar dapat memberikan nilai tambah yang lebih tinggi. Lebih lanjut, Kadarsyah mengungkapkan, perekonomian Indonesia terus meningkat dengan pesat dengan pertumbuhan pendapatan menengah yang tinggi. Namun, kondisi tersebut akan menjadi boomerang jika negara ini tidak berbuat lebih justru terjebak dalam middle trap income. Pasalnya, industri yang berkembang saat ini mengandalkan tingkat? konsumsi domestik dan tidak berbasis inovasi.

Sementara itu, Wakil Ketua Kadin Jabar Bidang Informasi dan Data Januar P Ruswita mengatakan, tak hanya terkait kontribusi perekonomian, industri kreatif juga menyediakan ruang yang cukup luas bagi penyandang disabilitas. Di Indonesia terdapat sekitar 11,6 juta penyandang disabilitas. Sehingga perkembangan Industri Kreatif tentunya akan memberikan ruang yang luas bagi penyandang disabilitas tersebut. Januar menegaskan: Indonesia itu kaya akan sumber inspirasi ditambah lagi anak mudanya sangatlah kreatif dan kerap memiliki imajinasi yang unik.