Abdul Rozak, S.E., M Si
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja efisiensi pada sektor perbankan di Indonesia selama periode 2007-2009 dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis(DEA). Efisiensi merupakan parameter teoritis yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengukur kinerja. Pengukuran efisiensi perbankan dapat menggunakan metode Data Envelopment Analysis. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling , dengan diperoleh jumlah sampel sebanyak 21 perusahaan bank terbagi dalam 3 kelompok bank yaitu 3 Bank BUMN(Persero) , 17 Bank BUSN Devisa dan 1 BUSN Non Devisa. Uji hipotesis menggunakan analisis Anova untuk mengetahui adanya perbedaan nilai efisiensi kelompok perbankan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai efisiensi pada sektor perbankan di Indonesia menunjukkan angka-angka yang hampir mendekati 100%. Kelompok perbankan di Indonesia setelah dianalisis selama 3 tahun pengamatan (2007-2009), diperoleh bahwa kelompok Bank BUSN Non Devisa menempati nilai efisiensi paling tinggi, disusul kemudian kelompok Bank BUMN(Persero) dan kelompok Bank BUSN Devisa. Uji normalitas menunjukkan bahwa titik-titik telah menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis tersebut sehingga telah memenuhi asumsi normalitas. Hasil perbandingan berdasarkan kelompok bank yang diuji dengan Anova selama periode penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan terhadap nilai efisiensinya (p < 0,05).
Kata Kunci : Efisiensi, Kelompok bank, Data Envelopment Analysis (DEA).
PENDAHULUAN
Perkembangan industri perbankan sangat vital bagi kelangsungan perekonomian suatu negara. Perkembangan menuju pola yang sehat, kokoh, dan terpercaya pada jenis industri ini akan menciptakan ekonomi negara yang kuat. Beberapa upaya terus dilakukan oleh pemerintah khususnya Bl (Bank Indonesia) dalam rangka memberikan pencitraan yang baik bagi dunia perbankan. Salah satu upaya untuk terus meningkatkan ketahanan sistem perbankan sebagaimana yang ditempuh oleh Bank Indonesia adalah melalui penyempurnaan segi pengaturan perbankan .
lndustri perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan nasional, dituntut untuk memiliki kinerja yang baik. Salah satu aspek penting dalam pengukuran kinerja perbankan adalah efisiensi yang antara lain dapat ditingkatkan melalui penurunan biaya (reducing cost) dalam proses produksi. Bank yang lebih efisien diharapkan akan memperoleh keuntungan yang optimal, dana pinjaman yang lebih banyak, dan kualitas layanan yang lebih baik pada nasabah.
Pengukuran efisiensi perbankan indonesia secara operasional dapat dilihat dari rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). Semakin rendah rasio BOPO menunjukkan bahwa bank tersebut sudah melakukan efisiensi dalam mengeluarkan biaya? biaya operasionalnya. Lebih detail mengenai kinerja perbankan Indonesia periode Tahun 2006-2009 adalah sebagaimana Tabel 1 sebagai berikut :
Dari Tabel 1 Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) dari tahun 2006 sebesar 86,97% turun menjadi 84% pada Tahun 2007, dan pada Tahun 2008 BOPO Bank umum Indonesia naik menjadi 88,6% akan tetapi turun kembali pada Tahun 2009 menjadi 86,63% artinya bahwa sejak tahun 2006 hingga 2009 rata-rata biaya operasional perbankan Indonesia bersifat fluktuatif(naik&turun) sedangkan pendapatan operasionalnya terus mengalami peningkatan, sehingga mengakibatkan rasio BOPO cenderung semakin kecil. Hal ini menunjukkan tingkat kinerja efisiensi perbankan Indonesia antara tahun 2007 hingga 2009 masih sangat rendah. Menurut Gubernur Bank Indonesia, Burhanudin Abdullah ; prosentase biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang ideal untuk perbankan nasional adalah berada pada kisaran 60 hingga 80%. Berdasarkan data dan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa industri perbankan Indonesia ternyata masih dikategorikan mengalami inefisiensi dalam penggunaan biaya operasionalnya sehingga sangat diperlukan suatu studi analisis untuk mengukur kinerja efisiensi terhadap perbankan secara nasional. Masalah efisiensi bukan merupakan masalah yang baru dalam dunia penelitian, baik efisiensi pada industri manufakturing, jasa maupun efisiensi pada lembaga keuangan terutama sektor perbankan. Beberapa penelitian perbankan terkait dengan penggunaan kombinasi variabel input dan output telah dilakukan baik dalam konteks perbankan Indonesia.
TINJAUAN PUSTAKA
Untuk mengevaluasi kinerja bank umum dapat diperoleh melalui berbagai sumber, diantaranya : kinerja laporan keuangan, kinerja rasio keuangan, dan camels. Namun terdapat satu pendekatan yang mampu menganalisis kinerja beberapa objek DMU(Decision Making Unit) berdasarkan rasio output terhadap input sehingga dapat dibuat garis efisien guna memperoleh rasio tertinggi (maksimal) yang dicapai suatu DMU tertentu . Pendekatan inilah yang dikenal dengan Data Envelopment Analysis( DEA). Menurut Cooperet.al (2002:1), DEA banyak digunakan untuk mengevaluasi kinerja pada berbagai macam lembaga/organisasi. Evaluasi kinerja tersebut memiliki macam bentuknya namun dengan analisis yang telah lazim seperti cost per unit, profit per unit, satisfaction per unit, dan seterusnya yang secara matematis dirumuskan dalam bentuk rasio sebagai berikut:
Model Pengukuran Efisiensi Teknik Bank
Efisiensi teknik perbankan diukur dengan menghitung rasio antara output dan input perbankan. Data Envelopment Analysis( DEA) akan menghitung bank yang menggunakan input n untuk menghasilkan output m yang berbeda (Etty Puji Lestari, 2009). Efisiensi bank diukur sebagai berikut:
Hipotesis
Ho : Tidak terdapat perbedaan nilai efisiensi perbankan di Indonesia berdasarkan kelompok bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007 -2009 yaitu kelompok bank BUMN/Persero , BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa.
Ha : Terdapat perbedaan nilai efisiensi perbankan di Indonesia berdasarkan kelompok bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007 -2009 yaitu kelompok bank BUMN/Persero , BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa.
METODE PENELITIAN
Metode Yang Digunakan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-verifikatif . Menurut Nazir (2003:54-55), metode deskriptif secara harfiah adalah suatu metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian. Tujuannya adalah untuk membuat gambaran atau lukisan secara sistematis , faktual dan akurat mengenai fakta-fakta , sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Operasionalisasi Variabel
Variabel yang digunakan dalam analisis metode Data Envelopment Analysis dapat dikelompokkan menjadi dua jenis , yaitu variabel input dan variabel output. Adapun variabel input yang digunakannya adalah Price of Labor , Price of Funds, Total Assets , dan Total Deposits (DPK). Price of Labor merupakan biaya yang terkait dengan tenaga kerja. Price of Funds merupakan total biaya bunga yang dibayarkan bank atas simpanan pihak ketiga. Total Assets merupakan total aktiva yang dimiliki oleh masing-masing bank. Total Deposits merupakan total dana pihak ketiga yang berada pada masing-masing bank. Variabel output yang digunakan adalah Total Credit, NIM, LOR, CAR, dan ROA.
Total Credit merupakan total penyaluran dana yang dilakukan oleh bank. NIM merupakan pendapatan bunga bersih terhadap rata-rata total aktiva produktif bank. LOR merupakan rasio antara jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. CAR merupakan rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank dalam menunjang aktiva yang mengandung suatu resiko. ROA merupakan kemampuan pihak manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.
Uji Hipotesis
Pengujian dalam menentukan perbedaan nilai efisiensi pada kelompok bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dilakukan dengan metode Anova (analysis of variance) . Dasar pemikiran umum anova adalah bahwa harga varian total (total variance) pada populasi dalam suatu pengamatan (eksperimen) dapat dianalisis menjadi dua sumber, yaitu varian antar kelompok (between group variance) dan varian dalam kelompok (within group variance). Skor varian antar kelompok akan dijadikan pembilang atau nominator sedangkan skor varian dalam kelompok dimasukkan dalam penyebut atau denominator (Winarsunu, 2004).
Untuk melakukan interpretasi pada hasil Anova (analysis of variance) digunakan tabel nilai F sebagai kriterianya . Apabila nilai F hitung lebih besar atau sama dengan F tabel, maka diinterpretasikan signifikan , yang berarti terdapat perbedaan antara kelompok bank(OMU) yang diteliti. Sebaliknya apabila nilai F hitung lebih kecil dari pada F tabel diinterpretasikan tidak signifikan artinya tidak terdapat perbedaan antara kelompok bank(OMU) yang diteliti.
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Analisis tingkat efisiensi perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007-2009 menggunakan metode Data Envelopment Analysis( DEA). Hasil analisa perhitungan efisiensi perbankan akan dibahas berdasarkan kelompok kepemilikan yang terdiri dari bank BUMN(Persero) , BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa.
Kelompok Bank BUMN (Persero)
Hasil analisis DEA menunjukkan bahwa dalam kurun waktu penelitian tahun 2007 hingga 2009 , 2 bank BUMN (Persero) yaitu : Bank BRI dan Mandiri selalu mencapai nilai efisiensi 100% sedangkan bank yang mencapai efisiensi kurang dari 100% adalah bank BNI (91,05%) di tahun 2007 dan (86,83%) di tahun 2009.
Dilihat dari pencapaian secara rata-rata maka bank BNI memiliki nilai efisiensi paling rendah yaitu 92,62%. Pencapaian tingkat efisiensi diantara kelompok bank BUMN (Persero) berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa nilai efisiensi bank BRI dan MANDIRI rata-rata paling tinggi dibandingkan bank BNI. Untuk itu di masa mendatang bank BNI diharapkan dapat meningkatkan kinerja efisiensi melalui optimalisasi kredit, efektivitas tenaga kerja, penambahan jumlah aset dan lainnya. Upaya peningkatan bisa dilakukan bank BNI dengan mereferensikan (benchmark) pada BRI dan MANDIRI sebagai acuannya.
Kelompok Bank BUSN Devisa
Analisis DEA menunjukkan bahwa selama periode penelitian, tahun 2007 hingga 2009 pencapaian nilai efisiensi pada kelompok bank BUSN Devisa cukup berfluktuatif. Diantara 17 BUSN Devisa, hanya 6 bank yang mencapai nilai efisiensi maksimal 100%, yaitu: bank Agroniaga , bank Bii, bank Raharja, bank Panin, Bank BCA dan bank CIMB Niaga. Sementara terdapat 11 bank yang mengalami pencapaian nilai efisiensi kurang dari 100%.
Secara keseluruhan , nilai efisiensi untuk kelompok bank BUSN Devisa rata-rata memiliki nilai yang rendah (inefisien) yaitu berkisar antara 84 hingga 99%. Rendahnya pencapaian nilai efisiensi pada kelompok bank BUSN Devisa antara lain disebabkan beban tenaga kerja yang berlebihan serta kondisi sistem pembiayaan bank yang kurang efisien. Peningkatan jumlah tenaga kerja yang tidak diimbangi dengan skill memadai akan menyebabkan bank mengalami penurunan produktivitas.
Selain itu, efisiensi fungsional yang berkaitan dengan kontribusi terhadap pendapatan perbankan cenderung menurun seiring dengan meningkatnya ekspansi/kegiatan operasional bank. Sejumlah beban bunga yang harus dibayarkan pihak perbankan cenderung macet akibat dari ketidakhatian pihak manajemen bank dalam penyaluran kreditnya . Benchmarking untuk suatu bank yang inefisien (lihat tabel 3) pada kelompok BUSN Devisa adalah dengan mereferensikan bank Agroniaga, Bii, Raharja, Panin, BCAdan CIMB Niaga sebagai acuannya.
Kelompok Bank BUSN Non Devisa
Hasil analisis Data Envelopment Analysis( DEA) pada kelompok bank BUSN Non Devisa telah menunjukkan pencapaian nilai efisiensi yang maksimal (100%) sepanjang tahun 2007 hingga 2009 (selengkapnya tertera pada tabel 4) .
Hal ini mengindikasikan bahwa dalam penggunaan variabel output terhadap inputnya telah dioperasikan secara optimal. Pihak manajemen beserta seluruh staf bank Victoria lnternasional diharapkan dapat terus mempertahankan kondisi efisiensi bank yang dicapainya . Nilai efisiensi maksimal yang diperoleh bank Victoria lnternasional memang menunjukkan kinerja yang baik selama periode 2007 hingga 2009 .
Biografi :
Abdul Rozak lahir di Jakarta. Menyelesaikan pendidikan S1 jurusan manajemen pada tahun 2007 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatuffah Jakarta dan menyelesaikan pendidikan S2 jurusan I/mu Manajemen pada tahun 2010 di Universitas Padjadjaran Bandung. Saal ini, peneliti bekerja sebagai dosen tetap pada Universitas Widyatama Bandung, Tim Redaktur Majalah Komunita Widyatama Bandung, dan Koordinator Matakufiah SAP Human Resources.