President Director PT. Amman Mineml Nusa Tenggam
‘Amman M ineral’ merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan. Sebelumnya memang ada yang janggal mengenai nama dari perusahaan kami, kebanyakan orang menyangka bahwa ‘Amman Mineral’ merupakan perusahaan air mineral, namun nyatanya bukan itu. Amman Mineral mempunyai banyak aktivitas dan program yang memang bukan hanya segi operasional pertambangan saja, namun terdapat pula program lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat. Salah satunya yaitu bagaimana perusahaan kami dapat berkontribusi pada dunia pendidikan, seperti program pemberian beasiswa, program peningkatan infrastruktur serta program peningkatan kemampuan dan keterampilan (capability) bagi para stafpengajar maupun mahasiswa. Pentsahaan kami yang bergerak di bidang pertambangan membutuhkan program reklamasi yang hingga saat ini banyak diterpa isu negatif mengenai pertambangan liar. Saya mewakili manajemen PT Amman Mineral menyampaikan bahwa kami melakukan operasi pertambangan secara legal dan sesuai peraturan undang-undang dengan tidak merusak habitat ekosistem, serta meminimalisir dampak kentsakan lingkungan. Hal ini telah mampu kami lakukan dan terbukti hasilnya.
Berbicara mengenai sumber daya manusia dimanapun, khususnya di bidang pertambangan tentu kami sangat membutuhkan orang yang kuat dalam mensukseskan program kegiatan perusahaan. Ketika seorang lulusan perguruan tinggi dihadapkan pada keputusan 2 (dua) pilihan, yakni antara membuka usaha baru atau menjadi karyawan pada suatu perusahaan. Sebenarnya tergantung pada kondisi dan situasi yang dialaminya sendiri. Namun, saat ini sebagian besar lulusan perguruan tinggi menginginkan untuk bekerja dengan orang lain, padahal sebenarnya Indonesia sangat membutuhkan para ttalene muda yang berkecimpung dalam berbagai bidang usaha (menjadi pengusaha). Saya akan mencoba mengupas lebih banyak mengenai proses dalam mendapatkan suatu pekeijaan, karena sebetulnya bukan hanya dimulai dari proses ketika lulus kuliah saja namun kesiapan mental dan lahiriah pun harus menjadi perhatian penting saat memulai serta berada dalam lingkungan pekerjaan. Maksudnya yaitu pada saat mulai memasuki dunia kerja dan diterima sebagai karyawan baru, tentunya harus mampu beradaptasi sena siap dipindahkan ke beberapa posisi maupun wilayah lainnya (mutase,d11). Proses inilah yang harus dipahami oleh rekan-rekan yang baru memasuki dunia kerja. Saya sampaikan bahwa masa transisi dalam setiap jenjang posisi pekerjaan harus tetap kita siapkan dengan penuh kemantapan. Setiap bentuk kegagalan yang sering dialami selama bekerja yakni apabila kita tidak siap dengan proses transisi tersebut serta mudah mengalami kekecewaan dengan tidak menerima keadaaan yang sesungguhnya. Kesempatan yang diberikan pada dunia kerja tidak sebanyak yang diberikan dalam dunia pendidikan. Saya sering mengatakan bahwa “hidup itu tidak adil”, dan saya ingin kita semua mengambil sisi posilif
dari quotes tersebut. Dimana jika kita mengetahui bahwa hidup ini tidak adil, maka kita senantiasa akan mempersiapkan diri dalam menghadapi ketidakadilan yang akan kita ditemui pada dunia kerja atau bahkan pada hidup kita di masa mendatang. Sekilas berbicara mengenai kehidupan dunia pendidikan, dimana kita mampu bergaul dengan teman sebaya, kemudian banyak hal fleksibel yang dapat dilakukan tanpa keterikatan waktu, bahkan biaya pun masih dari orangtua. Sementara pada dunia kerja, yang kita siapkan tentu berbeda sekali. Kita bertemu orang baru dengan banyak perbedaan, kemudian durasi waktu bekerja pun telah ditentukan secara terjadwal. Dari segi finansial, rencana pertama yang dapat dilakukan pada saat lulus kuliah yaitu bagaimana mengelola elemen keuangan sendiri. Karena hanya dengan kemampuan finansial-lah kita dapat berbagi dan memberikan manfaat kepada orang lain. Selain penjelasan tadi, perlu dipelajari pula mengenai sofiskill. Softskill bukan hanya dibutuhkan pada saat kita mulai melamar pekerjaan, namun terus menerus hingga kapan pun, bahkan dengan posisi jabatan apapun. Sebuah sofiskill harus kita pelajari secara kontinyu dengan tanpa ada ujungnya. Saya ingin membuka pik iran rekan mahasiswa bahwa kebutuhan untuk dunia kerja, selain persiapan teknik iskille yang sudah dipelajari di perguruan tinggi, yang dibutuhkan kedepannya adalah menguatkan softskill yang kita miliki, sayangnya dalam mempelajari softskill harus juga dipraktekkan secara langsung. Kembali lagi seperti yang saya sampaikan di awal, yaitu tetap fokus dengan target tujuan kita kemudian menyiapkan diri dalam menghadapi berbagai rintangan serta menemukan solusinya. Sebetulnya tujuan yang kita lakukan ini hanya untuk membangun kepercayaan dari pimpinan manajemen perusahaan. Karena pada saat bekerja, harus menunjukkan kinerja yang sebaik mungkin dihadapan pimpinan.
Oleh sebab itu, softskill merupakan hal yang sangat penting dan perlu dilatih secara berkesinambungan. Kita harus mampu membangun komunikasi yang baik dengan orang-orang yang berada di lingkungan pekerjaan. Kenyataan dalam hidup ini, setiap orang cenderung senang bergaul dengan orang yang paling dia senangi. Tantangannya yakni dengan cara menjauhi sikap negatif serta mulailah berbaur dengan kebanyakan orang yang berfikir positif. Memang tidak mudah, akan tetapi saya yakin banyak hal yang bisa kita lakukan untuk melakukannya. Jika suatu saat Anda menjadi seorang pimpinan, berperanlah menjadi sesuatu yang berguna serta mampu membuat suasana perfonnance team dengan baik. Teruslah berfikir positif dalam segala hal yang mampu diberikan. Apabila bertemu dengan orang-orang yang bersikap negatif, maka sebisa mungkin kita harus menjaga jarak dengan tetap memberi masukan positif melalui pendekatan persuasif. Pesan saya adalah fokuskan diri dengan tetap memiliki tujuan hidup yang jelas & terukur, selalu ingin belajar mengembangkan potensi diri, serta berfikir positif dalam situasi maupun kondisi apapun. (Written by Silpiani Nur Utami & Editted by Abdul Rozak)