Mendorong Wirausaha Muda Bangun Ekonomi Rakyat

0
579 views
Mendorong Wirausaha Muda Bangun Ekonomi Rakyat

Agung Sudjatmoko

Agung Sudjatmoko – Ketua Harian Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN)?

Banyak pilihan karir dalam kehidupan ini. Ada orang yang berkeinginan kuat menjadi pegawai negeri, buruh, karyawan, aktivis sosial, aktivis keagamaan, politisi atau menjadi pengusaha. Keinginan ini menunjukan bahwa hidup adalah pilihan, sukses atau gagalnya seseorang karena pilihan hidupnya yang sudah ditentukan. Sehingga sukses tidaknya seseorang menjalani pilihan hidupnya tergantung dari garis tangan dan campur tangan. Kedua istilah itu sama menggunakan kata tangan tetapi mempunyai makna yang sangat berbeda. Garis tangan terkait dengan nasib seseorang yang telah digariskan oleh Sang Kholiq atau Sunatullah.

Sedangkan campur tangan, merupakan usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan dukungan dari orang lain. Dalam dunia bisnis campur tangan bisa menentukan keberhasila atau kegagalan seseorang.Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka relasi atau mitra kerja dengan berbagai stakeholders harus dibangun oleh wirausaha. Relasi bisnis mempunyai prinsip berbanding lurus, artinya semakin banyak jumlah relasi bisnis akan mempercepat seseorang mencapai sukses dalam berusaha, begitu juga sebaliknya.

Seminar Kewirausahaan yang diselenggarakan hari Senin, 14 April 2018 di GSG oleh FMB UTama, sebagai bagian tugas mata kuliah kewirausahaan yang bertujuan membangun motivasi mahasiswa berwirausaha, memperluas cakrawala mahasiswa tentang bisnis, dan membangun kekuatan mental mahasiswa agar berani memulai berusaha. Kegiatan yang diikuti 200 mahasiswa menghadirkan praktisi gerakan koperasi tingkat nasional, Agung Sudjatmoko – Ketua Harian Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN).

Dalam paparanya narasumber membuka dengan pernyataan yang sangat sentimental menggugah mahasiswa untuk berpikir memilih menjadi wirausaha. Dikatakan menjadi wirausaha itu mudah, yang sulit itu memulai merintis bisnis. Menurut narasumber banyak ide dan gagasan mahasiswa melakukan usaha, tetapi banyak juga ide tersebut yang tidak terwujud. Banyak faktor yang menyebabkan kondisi ini antara lain, ketidak sungguhan mahasiswa memikirkan berwirausaha, ketidaktahuan bagaimana merumuskan konsep berusaha, tidak paham cara memulai berusaha, tidak memiliki mentor, atau faktor internal mahasiswa karena rasa takut gagal.

Melihat fenomena tersebut maka, nasarumber memberikan penguatan bahwa setiap manusia dilahirkan adalah sebagai pemenang, dan setiap manusia yang dilahirkan dengan sempurna merupakan karunia Allah dan dipastikan menjadi manusia yang kaya raya, Maka manusia harus kaya, untuk itu harus bekerja/berusaha, dengan cerdas, karena hanya dengan itu dapat merubah nasibnya. Agung Sudjatmoko menyampaikan statemen Bill Gates manusia terkaya di dunia yg mengatakan Jika Anda terlahir miskin, itu bukan kesalahan Anda, tetapi jika Anda meninggal dalam keadaan miskin itu kesalahan Anda. Ini menunjukan bahwa setiap manusia harus berusaha dengan cerdas dan berani memulai berwirausaha untuk mengembangkan potensi dirinya, menangkap dengan cerdas setiap peluang dan mampu menjadi manusia pembelajar.

Menjadi Diri Sendiri

Secara teori dikatakan Agung Sudjatmoko, para wirausaha adalah individu-individu yang berorientasi pada tindakan, dan bermotivasi tinggi, berani mengambil (take a risk) dan mengelola risiko (manage to risk) dalam mengejar tujuannya. Seorang yang berniat menjadi wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai tujuan hidup jelas, terarah sikapnya dan mempunyai tindakan yang terukur hasilnya. Ini kebiasaan yang harus sudah menjadi budaya mahasiswa yang mempunyai tekad kuat menjadi wirausaha.

Berdasarkan konsepsi di atas, dapat dikatakan dengan jelas, para wirausaha adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk membaca peluang di lingkungannya. Mereka adalah orang yang berani melawan arus kehidupan, serta mempunyai keyakinan kuat untuk mempertaruhkan kehidupannya dengan usaha yang digeluti tersebut. Dalam mengembangkan kemampuan wirausahanya, seseorang mempunyai berbagai strategi, karena kemampuan wirausaha merupakan integrasi intelektual, emosional, spiritual dan kemampuan menemukan peluang bisnis (business opportunity).

Bekal menjadi wirausaha terbesar adalah sikap mental, tentu hal ini sangat terkait erat dengan karakter kepribadian seseorang. Secara kodrati, masing-masing orang diciptakan oleh Tuhan dengan kepribadian sendiri-sendiri. Tidak ada satu orang pun yang memiliki kepribadian yang sama, karena itu adalah Sunatullah. Seseorang yang mempunyai kepribadian yang kuat, dia akan menjadi dirinya sendiri, karena memiliki kemampuan kemandirian, tanggung jawab, kepercayaan diri yang kuat, optimis, berpikir positif, dan cerdas. Dengan demikian orang tersebut mampu memimpin dirinya sendiri, atau mempunyai kepercayaan diri yang baik, sehingga faktor eksternal hanya bersifat komplementer saja. Karakter diri atau kepribadian mandiri yang kuat tersebut mampu menumbuhkan wirausaha baru di kalangan mahasiswa.

Sebaliknya, seseorang yang mempunyai kepribadian lemah, maka dia memiliki karakter yang labil, mudah terombang-ambing keadaan, tidak percaya diri, pesimis, dan kesulitan untuk menentukan keputusan tentang pilihan hidupnya. Sulit bagi seseorang yang mempunyai jiwa seperti ini untuk mandiri, karena kemampuan wirausahanya tidak terbangun. Coba kita lihat keadaan tersebut di masyarakat. Masih banyak masyarakat yang miskin, pemuda yang masih menganggur, pengusaha kecil yang tidak tumbuh dan berkembang usahanya. Akhirnya mereka tidak fokus untuk mengembangkan potensi dirinya, yang lambat tapi pasti mereka akan menjadi sumber daya manusia pembangunan yang tidak produktif.

Tindak Lanjuti Seminar Wirausaha

Melihat animo mahasiswa UTama yang begitu baik, maka Agung Sudjatmoko mengusulkan untuk menindaklanjuti kegiatan ini. Banyak pilihan program kegiatan bisa direalisasikan antara lain, training merintis bisnis pemula, workshop menangkap dan mengelola peluang bisnis, business motivation training bagi mahasiswa, lomba penyusunan bisnis plan mahasiswa. Bahkan Agung mengusulkan untuk membangun laboratorium usaha di kampus dengan merintis mendirikan koperasi universitas sebagaimana di kampus-kampus Jepang, di mana semua kebutuhan siivtas akademika dapat dipenuhi oleh koperasi universitas dengan harga yang sangat terjangkau, yang sangat menarik koperasi universitas ini menjadi laboratorium belajar mahasiswa mengelola usaha.

Komitmen Pimpinan UTama yang besar mendorong kampus menjadi entrepreneur university, maka di tingkat universitas dapat didirikan pusat pengembangan kewirausahaan, klinik konsultasi bisnis, atau inkubator bisnis dan berbagai kelembagaan yang mempunyai konsentrasi kegiatan pengembangan kewirausahaan, baik di kalangan mahasiswa maupun sebagai lahan pengabdian pada pelaku UKM dan koperasi. (Agung Sudjatmoko, Keni Kaniawati)