Menuju Kualitas Pengelolaan Pendidikan Tinggi dan SDM

0
774 views
Menuju Kualitas Pengelolaan Pendidikan Tinggi dan SDM

Raker Rencana Kerja & Anggaran, dan Pekan Cahaya Quran Widyatama

T. Ontowiryo Abdoelkadir
T. Ontowiryo Abdoelkadir

Di tengah problematik SDM yang mendera bangsa Indonesia yaitu pendidikan dan ketenagakerjaan, sering dijumpai keluhan kurangnya tenaga kerja yang dibutuhkan, terutama tenaga kerja dengan kualifikasi berketerampilan tinggi. Artinya masih sangat terbatas tenaga kerja yang siap pakai. Sementara sejauh ini pendidikan tinggi (red-perguruan tinggi) belum sepenuhnya memenuhi tuntutan tersebut. Akibatnya pengangguran terdidik menunjukkan frekuensi peningkatan yang mengkhawatirkan. Keadaan ini menunjukkan mismatch (ketidaksesuain antara keahlian dengan pekerjaan) yang dampak akhirnya mempengaruhi produktivitas tenaga kerja, juga menyebabkan pemborosan biaya. Sementara itu problematik lain terkait kualitas manusia juga masih menjadi perdebatan diantaranya : etos kerja, disiplin, dan daya saing.

Isu-isu di atas secara bertahap dan konsisten diupayakan Yayasan dan Universitas Widyatama dalam berbagai kegiatan penting dan terstruktur, yaitu Rapat Kerja Rencana Kerja dan Anggaran serta penyelenggaraan Pekan Cahaya Quran. Hal tersebut sebagai representasi upaya penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan di Widyatama. Hal ini ditegaskan Ketua Yayasan Widyatama, T. Ontowiryo Abdoelkadir, SE., MBA dalam kesempatan bincang dengan Komunita. Dikatakan lebih lanjut bahwa tatakelola pendidikan dan lembaga pendidikan, proses pendidikan berkualitas/Mutu Standar, akses pendidikan, sumber daya insani (Dosen dan Mahasiswa), daya saing lulusan, relevansi pendidikan adalah hal-hal penting yang harus diperhatikan penyelenggarakan dan pengelola pendidikan tinggi dalam menghadapi dinamika masyarakat dan pembangunan. Bangsa kita dalam proses membangun berkelanjutan menuju cita-cita kemerdekaan yang didambakan seluruh anak bangsa ini. Pembangunan bangsa ini realitanya dipengaruhi tantangan perubahan besar di lingkungan internal maupun eksternal globalisasi dan interdependensi.

Menghadapi tantangan perubahan yang besar tersebut tidak ada cara lain bagi bangsa Indonesia untuk bersaing dengan negara-negara lain dalam penguasaan informasi, teknologi, dan pasar internasional. Caranya adalah mengubah secara mendasar potensi sumber daya manusia Indonesia yang rendah menjadi sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

Sumber daya yang berkualitas tersebut merupakan sumber daya manusia yang mampu menyerap informasi dan teknologi maju, serta memiliki etos kerja dan mental bersaing yang sehat.

Manusia adalah pelaku, pelaksana, dan penikmat pembangunan. Sebagai pelaku pembangunan dituntut pertama kali menguasai permasalahan dan kreativitas untuk mencari berbagai alternatif pemecahan. Caranya melalui penguasaan informasi dan kemampuan memilih informasi, juga meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang relevan sesuai kebutuhan zaman yang diperoleh melalui upaya meningkatkan tingkat pendidikan (Faturohman & Widaningrum-UGM).

Pendidikan adalah tempat transfer ilmu pengetahuan dan peradaban. Pendidikan bertujuan mempersiapkan generasi dan masyarakat baru yang lebih ideal dalam proses pembangunan bangsa itu sendiri.

Lembaga pendidikan tinggi sebagai tempat pembelajaran selayaknya mampu mengantarkan peserta didik sebagai agen perubahan sosial di masyarakat? Namun, realitas menunjukkan lembaga pendidikan tinggi baru sekedar mempersiapkan peserta didik hanya untuk memenuhi bursa pasar kerja ketimbang memandangnya sebagai subjek yang dapat menjadi agen perubahan sosial berakhlak mulia.

Begitu banyak Indonesia melahirkan para ahli, diploma, sarjana, magister, doktor bahkan bergelar profesor. Namun, bangsa ini masih saja mengalami krisis akhlak. Oleh karena itu, pendidikan tidak cukup hanya mengajarkan anak menjadi pandai, menguasai ilmu dan teknologi, pandai bicara di forum, pandai mengelola organisasi, dan sejumlah indikator kasat mata yang sering memukau. Tetapi yang mendasar bagaimana melalui pendidikan dapat menciptakan generasi-generasi penerus bangsa yang berakhlakul karimah, sehingga dapat membuat negeri ini menjadi lebih tentram, aman, dan bersih dari korupsi.

Yayasan Widyatama dalam 42 tahun perjalanannya – sejak IAB, STAMP- STIEB-STTW-STIBB-STDKV, akhirnya Universitas Widyatama dengan landasan idiil Pancasila serta nilai-nilai inti Disiplin, Jujur, Inovatif, Tekun, dan Ulet (DJITU) senantiasa berusaha mentransformasi diri membangun pendidikan berkualitas bagi anak-anak bangsa. Sehingga diharapkan mewujudkan alumni, generasi penerus bangsa yang berkualitas dan berakhlak mulia sesuai visi dan misinya mencerdaskan kehidupan bangsa secara utuh, yaitu kompentensi dan karakter.

Begitu banyak Indonesia melahirkan para ahli, diploma, sarjana, magister, doktor bahkan bergelar profesor. Namun, bangsa ini masih saja mengalami krisis akhlak.

Yayasan Universitas Widyatama pada bulan Ramadhan 1436 H ini, menyelenggarakan Pekan Cahaya Quran bekerjasama dengan Abdi Triyasa Foundation telah menjadi agenda setiap tahun. Pekan Cahaya Quran yang diselenggarakan tanggal 25 Juni 2015 s.d 28 Juni 2015 mengandung berbagai kegiatan yang memaparkan kisah penuh hikmah, atau fenomena aktual kehidupan, serta mengajak kita senantiasa berpikir dan berpandangan positif. Kegiatan ini, mengupas pendalaman tentang paradigma hikmah sebagai jalan mewujudkan generasi cerdas mulia penerus bangsa, hikmah syukur, nikmat iman kepada Al Quran, mempelajari dan memahami Al Quran. Melalui kegiatan Pekan Cahaya Quran rutin ini, diharapkan mendorong para peserta mampu menjadi teladan yang baik, mendeskripsi diri secara konsisten antara ucapan dan perbuatan, terus belajar dengan seksama menjalankan setiap ajaran dan syariat.

Memperkuat aspek pembinaan softskill di atas Yayasan Widyatama melaksanakan Rapat Kerja Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Widyatama 2015/16 sebagai agenda periodik yang merupakan kesinambungan Rapat Kerja Tinjauan Manajemen Widyatama – 17 s/d 18 September 2012, Rapat Pimpinan I Widyatama – 1 s/d 3 September 2014, serta Semiloka I dan Rapat Pimpinan II Widyatama – 6 s/d 9 Januari 2015. Agenda-agenda tersebut tentunya sebagai perwujudan upaya terstruktur dalam meningkatkan tata kelola lembaga yang sehat, akuntabel, dan kredibel.

Sehubungan dengan rencana kerja dan anggaran tersebut Yayasan dan Universitas Widyatama memandang perlu mengarahkan seluruh perhatian dan upaya untuk mewujudkan:

1) penguatan organisasi dan tata kelola, 2) proses pendidikan dan pengajaran (yakni: standar pelayanan minimal pendidikan, dan kualitas pendidikan), penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat, 3) profesionalisme sumberdaya manusia – dosen dan non dosen, 4) kualitas dan daya saing lulusan, 5) relevansi pendidikan Widyatama dengan dunia usaha, 6) pengelolaan sumber dana lembaga.(lee)