Pekerjaan, Karir, Dan Vokasi Masalah Orientasi Batin dan Fungsi Material

0
1,201 views
PEKERJAAN, KARIR, DAN VOKASI

Dalam percakapan sehari-hari, kata job dalam bahasa Inggris, dan kata pekerjaan dalam bahasa Indonesia mengisyaratkan kandungan semantik yang generik, yang mencakup juga makna kata karir, dan vokasi. Akan tetapi, kalau dikehendaki bahwa pembicaraan kita menjadi sensitif terhadap perbedaan-perbedaan-betapapun halusnya perbedaan itu maka diferensiasi di antara ketiga istilah yang berbeda itu perlu digariskan agar kita dapat memosisikan masing-masingnya pada tempatnya yang tepat.

Bidang keilmuan terapan seperti Perilaku Organisasi (Organizational Behavior), misalnya, berkepentingan untuk membedakan berbagai macam kegiatan dan makna yang dilekatkan pada perkara penting ini. Apakah suatu kegiatan sepantasnya dipandang sebagai pekerjaan, karir, vokasi atau bahkan panggilan jiwa, merupakan hal vital bagi manusia karena masing-masingnya memiliki fungsi dan makna yang berbeda dalam keseluruhan konteks kehidupan seseorang.

Dalam tulisan yang bertajuk The Happiness Hypothesis Jonathan Haidt (2010) menegaskan adanya tiga sikap batin terhadap kegiatan yang dikerjakan seseorang dalam kehidupannya : memandang tugas kegiatan sebagai pekerjaan (job), sebagai karir (career), dan sebagai panggilan jiwa (calling). Apabila Anda memandang tugas dan kegiatan sehari-hari yang dilakukan di tempat kerja sebagai job, Anda melakukan tugas itu hanyalah demi uang, dan uang itu sebagai motif utama mungkin Anda jadikan alat pembeli sesuatu yang Anda pandang menyenangkan sepertihobby Jadi, ketika berkegiatan di tempat kerja, Anda sebenarnya tidak terpaut-hati dalam kegiatan yang tengah dilakukan; yang mungkin memenuhi pikiran Anda adalah masalah yang berkaitan dengan hobby Anda yang berada di luar wilayah dan cakupan tugas-pekerjaan yang ada di tangan Anda.

Bagi Anda yang memandang tugas-kegiatan kantor hanyalah sebagai job pada dasarnya memperlakukan pekerjaan ini sebagai alat untuk mencapai tujuan yang pada hakikatnya berada di luar lingkup kerja seperti hobby di luar kantor, kesejahteraan keluarga di rumah, dan mungkin komunitas serta jejaring sosial yang tak bersangkut paut dengan pekerjaan sehari-hari Anda di kantor. Karena memosisikan pekerjaan hanya sebagai job, Anda pada dasarnya tidak memiliki tautan-hati yang kuat dengan hal-ihwal pekerjaan di kantor. Sejatinya, Anda lebih memilih pekerjaan yang tidak mengganggu kehidupan pribadi Anda.

Di sisi lain, kalau Anda memandang tugas-pekerjaan Anda di kantor sebagai karir (career), Anda memiliki tujuan yang lebih luas semisal kemajuan pekerjaan, promosi, prestasi dan prestise. Bagi Anda yang memandang tugas-pekerjaan di kantor sebagai karir, Anda mungkin tertarik untuk memusatkan perhatian pada berbagai hal yang bertalian dengan kesuksesan dan/ atau prestise dan gengsi-sosial. Anda yang memiliki orientasi karir seperti ini pasti tertarik memikirkan bagaimana cara menggapai dan menduduki posisi yang lebih tinggi, bonus-bonus kinerja yang lebih besar, dan gelar-gelar serta pengakuan sosial yang menunjukkan prestise karir yang menanjak secara kukuh. Bagi Anda yang memiliki orientasi seperti ini, pastilah Anda tertarik pada karir yang memiliki tahapan- tahapan struktur (kedudukan) yang jelas. Hal ini terjadi karena tangga kepangkatan dalam struktur kekuasaan, bagi Anda yang berorientasi karir, tak ubahnya seperti anak- tangga menuju surga firdaus (stairways to heaven).

 

Bachrudin Musthafa, PhD.
Bachrudin Musthafa, PhD.
Dekan Fakultas Bahasa, Universitas
Widyatama Bandung

Bagi orang yang memandang pekerjaannya sebagai panggilan jiwanya, tugas-pekerjaan yang dilakukannya sehari-hari dirasakannya sebagai bagian integral dari kehidupan dan identitas pribadinya.

Bagi orang yang memandang pekerjaannya sebagai panggilan jiwanya, tugas-pekerjaan yang dilakukannya sehari- hari dirasakannya sebagai bagian integral dari kehidupan dan identitas pribadinya. Bagi orang yang memiliki orientasi kerja semacam ini, yang dilakukannya sehari- hari dipandangnya sebagai bentuk ekspresi diri dan bahkan aktualisasi diri. Pekerjaan dengan muatan makna lahir-batin semacam ini lazimnya disebut vokasi.

Dalam upayanya menjelaskan apa vokasi itu, Brett & Kate McKay (2010) menulis bahwa panggilan jiwa Anda tidaklah mengejawantah dalam bentuk suatu pekerjaan tertentu yang tersedia di luar sana. Panggilan jiwa Anda lebih merupakan bakat unik yang Anda miliki dan kemampuan- kemampuan tertentu yang terdapat dalam diri Anda yang membuat Anda tertarik secara otentik pada job tertentu. Dengan demikian, pekerjaan yang berbeda mungkin memiliki tingkat kecocokan dengan bakat Anda dalam derajat yang berbeda-beda: ada yang 50% menggunakan bakat yang Anda memiliki, ada juga yang 90% berkesesuaian dengan bakat Anda. Menemukan vokasi sejati Anda berarti menemukan jenis tugas- pekerjaan yang 75 ?100% berkesesuaian dengan bakat dan minat Anda. Ada rumus yang dapat dipakai untuk ini: vokasi sejati = bakat + kecintaan Anda.

Sebelum tulisan ini diakhiri, berbagai penekanan dan klarifikasi perlu diberikan. Pertama, sekaitan dengan orientasi kerja ini, tidak ada istilah salah atau benar. Hal ini sepenuhnya merupakan masalah pilihan. Meskipun demikian, mengetahui orientasi kerja Anda sendiri itu membantu Anda dalam menemukan cara memotivasi diri dan mengolah situasi dengan lebih baik tanpa harus mengambil langkah drastis mengganti pekerjaan khususnya ketika semangat bekerja sedang berada di bawah. Kemanfaatan pengetahuan ini tak terbatas hanya sampai di situ. Apabila Anda seorang manajer, mengetahui berbagai orientasi kerja yang berbeda di antara staf bawahan Anda dapat berfungsi sebagai patokan untuk memvariasikan teknik dan gaya Anda dalam membangun motivasi dan melakukan supervisi kerja bagi unit kerja yang Anda pimpin.

Kedua, sambil mengakui setiap orientasi kerja memiliki pembenarannya sendiri, bagi Anda yang memiliki panggilan jiwa sebagai imam bagi pilihan-kerja Anda, orientasi yang mewarnai vokasi ini membuat Anda merasa dikepung oleh situasi yang menguntungkan. Yakni Anda merasa betah mengerjakan apa yang menjadi tugas dan tanggungjawab Anda di tempat kerja, danselain ituAnda merasa segala sesutu yang dihadapi dan dialami di sana semuanya positif belaka. Bahkan, seperti yang dikatakan Oprah Winfrey (2008) dalam orasinya di depan wisudawan Universitas Stanford yang terdepan di USA itu, yang diidamkan oleh orang di dunia ini adalah money and meaning. You want your work to be meaningful. Because meaning is what brings the real richness to your life.

Untuk mencapai kesejahteraan lahir- batin dalam dunia kerja itu, kita semua memang harus meluruskan niat dan mendengar serta menuruti kata hati. Sebab, seperti ditegaskan Oprah, melakukan sesuatu yang terasa tidak-sreg di hati sama dengan menelikung diri-sendiri; memaksakan diri melakukan sesuatu yang bertentangan dengan nurani berarti malapetaka.

Sejajar dengan rumusan itu, bagi muslim, sedikitnya ada dua pilihan: melakukan yang benar dengan benar atas nama kebenaran, dan mencari kemanfaatan setinggi-tingginya bagi sebanyak- banyaknya pihak melalui tugas-kegiatan yang dikerjakan di setiap saat dan di semua tempat.

Demikianlah hakikat makna kerja, karir, dan vokasi yang tengah kita lakoni seharusnya. Semoga demikian adanya.