Perguruan tinggi abaikan cetak lulusan berkemampuan praktis dan teknis?

0
590 views
Perguruan tinggi abaikan cetak lulusan berkemampuan praktis dan teknis 3

SEKToR USAHA TENTANG KETENAGAKERJAAN DAN CAREER CENTER:

Perguruan tinggi abaikan cetak lulusan berkemampuan praktis dan teknis?

Perguruan tinggi abaikan cetak lulusan berkemampuan praktis dan teknis 3

Dunia usaha lebih banyak membutuhkan tenaga kerja dengan pengetahuan dan kemampuan yang spesifik. Sementara umumnya muatan kurikulum perguruan tinggi kurang mendorong pada aspek penguasaan kemampuan spesifik. Keban- yakan perguruan tinggi hanya mencetak lulusan dengan kemampuan akademik, namun mengabaikan sisi kemampuan praktis dan teknisnya. Perkembangan kurikulum perguruan tinggi tidak berbanding lurus dengan perkembangan kebu- tuhan dunia usaha. Pendapat ini diperkuat Kadisnaker Provinsi Jawa Barat yang memandang sistem dan pola pendidikan hanya bersifat teoritis tanpa memperdulikan aspek-aspek praktis serta hubungan dengan sektor usaha. Perguruan tinggi juga seyogyanya dapat melakukan sistematika proses pendidikan dan pembelajaran dengan mengkombinasi unsur teori, praktek, bimbingan karir dan kegiatan bersertifikasi.

Pandangan ini apakah menunjukkan kesimpulan bahwa perguruan tinggi abai? Mari kita telusuri pendapat narasumber dari sektor ritel dan perhotelan.
[box]

Perguruan tinggi abaikan cetak lulusan berkemampuan praktis dan teknis?

Wawancara Solihin (Direktur Corporate Affairs PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk.)

[/box]

Kebanyakan perguruan tinggi hanya mencetak lulusan dengan kemampuan akademik, namun mengabaikan sisi kemampuan praktis dan teknisnya.

Komunita: Banyak lulusan perguruan tinggi masih dalam posisi menganggur benarkah hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak memenuhi persyaratan kerja yang diharapkan perusahaan?

Solihin: Saat ini, dunia usaha lebih banyak membutuhkan tenaga kerja dengan pengetahuan dan kemampuan yang spesifik. Sementara umumnya muatan kurikulum perguruan tinggi kurang mendorong pada aspek penguasaan kemampuan spesifik. Sayangnya, perkembangan kurikulum ?yang ada selama ini tidak berbanding ?lurus dengan perkembangan kebutuhan dunia usaha. Kebanyakan perguruan tinggi hanya mencetak lulusan dengan kemampuan akademik, namun mengabaikan sisi kemampuan praktis dan teknisnya.

Sementara pada kehidupan sektor dunia usaha seperti kami – Alfamart – lebih membutuhkan tenaga-tenaga terampil yang memiliki kemampuan praktis. Jadi, idealnya keterampilan (skill) tentang kemampuan praktis memiliki porsi seimbang dengan kemampuan akademik. Selama ini kurikulum perguruan tinggi lebih mengedepankan penguasaan ilmu secara teoritis.

Komunita: Sesungguhnya apa yang diharapkan dan dilakukan dunia usaha, di sektor ritel – Alfamart dalam menerima seseorang karyawan?

Solihin: Yang kami harapkan sebenarnya kebutuhan tenaga kerja siap pakai dalam industri ritel dengan memiliki pengeta- huan ritel modern secara spesifik. Kemudian untuk memberikan keseragaman pemahaman, bagi setiap karyawan baru kami membekali dengan pelatihan (training) khusus tentang manajemen ritel modern khususnya yang diterapkan pada Alfamart. Karena itu, kami melakukan proses seleksi secara ketat, mulai dari standar kualifikasi administratif kemudian memberikan tes tertulis hingga terakhir adalah melakukan tes wawancara.

Komunita: Melihat kondisi yang serba dilematis mengenai tingginya angka pengangguran di atas, siapa yang bertanggung jawab terhadap hal ini?

Solihin: Semua pemangku kepentingan (stakeholder) memiliki tanggungjawab untuk memperbaiki sistem pendidikan di tanah air, namun idealnya perlu ada yang mengawali atau berinisiatif melakukan perbaikan terutama dari sisi para pemegang kebijakan atau pengambil keputusan (decision maker).

Komunita: Kerjasama apa yang telah dijalin dalam perekrutan tenaga kerja baru antara sektor ritel ? Alfamart dengan perguruan tinggi?

Solihin: Selama ini kami telah menjalin kerjasama dengan sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi dalam hal perekrutan karyawan baru. Akan tetapi pada umumnya kami cenderung mencari lulusan perguruan tinggi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Misalnya, memilih kerja sama dengan perguruan tinggi yang memiliki jurusan tertentu dengan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pada beberapa perusahaan yang mapan, mereka bahkan memiliki perguruan tinggi sendiri yang khusus mencetak tenaga kerja siap pakai untuk bidang usahanya.

Komunita: Pernah memanfatkan jasa Career Center/Career Development Center perguruan tinggi? Seberapa besar peranan Career center memenuhi kebutuhan perusahaan?

Solihin: Kami (Alfamart) memanfaatkan jasa career center di perguruan tinggi dalam rangka perekrutan karyawan baru. Saya kira career center bagi keduanya (antara dunia usaha dan pendidikan) sangat besar peranannya. Lembaga tersebut memudahkan kami dalam mencari dan memperoleh tenaga kerja yang berkualitas sesuai kebutuhan perusahaan.

Komunita: Bagaimana seharusnya Career Center perguruan tinggi agar memenuhi harapan dunia usaha?

Solihin: Lembaga Career center seharusnya lebih proaktif dalam mengakomodir potensi para lulusan. Namun, lowongan kerja yang disediakan sebaiknya harus selektif. Artinya, career center tidak sekadar menjadi toko serba ada yang hanya menampung semua jenis lowongan pekerjaan tanpa menyesuaikan keberadaan jurusan dalam perguruan tinggi yang bersangkutan. Kemudian Career center juga harus mengakomodir kepentingan dunia usaha serta memberikan feed back bagi kedua belah pihak dalam artian harus saling menguntungkan satu sama lainnya.

Komunita: Seberapa sering Alfamart mengikuti pameran bursa kerja (job fair) yang dilakukan perguruan tinggi? Apa yang diharapkan?

Solihin: Alfamart hampir selalu mengikuti pameran bursa kerja (job fair) yang diselenggarakan perguruan tinggi, khususnya yang terkemuka. Karena industri ritel merupakan industri padat karya yang senantiasa membutuhkan karyawan baru dengan cepat dan terampil. Untuk berekspansi membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak. Oleh karenanya penyelenggaraan pameran bursa tenaga kerja sangat membantu kami. Namun, hanya calon tenaga kerja yang sesuai kualifikasi akan diterima. Kualifikasi dan persyaratan perusahaan yang kami tawarkan cukup beragam, tidak harus lulusan perguruan tinggi terkemuka dengan IPK tinggi dan multi-skill, namun dari berbagai perguru- an tinggi lainnya juga bisa ikut melamar. Sebab, masih terdapat serangkaian tes yang harus dilalui oleh para calon pelamar, seperti: tes psikologi (psikotest) dan tes wawancara. Kami sangat menyambut baik kegiatan pameran bursa kerja (job fair), karena mereka mempertemukan antara perusahaan dengan para calon pegawainya. (Written by Abdul Rozak)

 

[box]

Perguruan tinggi abaikan cetak lulusan berkemampuan praktis dan teknis 2

Wawancara Asriyani Pratiwi,S.E.,Ak – Assist HR&Training Manager

[/box]

Terkadang banyak para pencari kerja yang melamar tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya, sementara perusahaan tidak mempunyai atau belum menerapkan standar rekruitmen

Komunita: Banyak lulusan perguruan tinggi masih dalam posisi menganggur. Apa pendapat usaha jasa perhotelan?

Setiap lulusan seharusnya memiliki kemauan dan inisiatif mencari peluang pekerjaan melalui situs online maupun walk-in in- terview. Perusahaan selama ini telah mengadakan pameran bursa kerja (job fair) agar memperoleh para karyawan baik fresh graduate maupun yang berpengalaman. Proses ini kami lakukan agar kinerja mereka dapat diandalkan serta member manfaat maksimal ditempat pekerjaan (perusahaan).

Komunita: Pada sektor perhotelan apakah calon tenaga kerja umumnya telah memenuhi persyaratan kerja yang diharapkan? Dimana letak permasalahannya?

Asri: Dari pengalaman kami di usaha perhotelan, belum sepenuhnya tenaga kerja sesuai persyaratan yang kami harapkan. Namun animo masyarakat untuk bekerja di sektor ini cukup besar. Dari sekian banyak pelamar yang mendaftarkan diri di sektor usaha ini, umumnya dari lulusan non-pariwisata (non-perhotelan) bahkan potensinya boleh dibanggakan dibandingkan lulusan bidang perhotelan/pariwisata itu sendiri. Berdasarkan hal ini terkadang banyak para pencari kerja yang melamar tidak sesuai dengan latar belakang pen- didikannya, sementara perusahaan tidak mempunyai atau belum menerapkan stan- dar rekruitmen bagi karyawan barunya secara tepat.

Komunita: Apa yang disiapkan calon karyawan yang ingin berkarir di sektor usaha perhotelan?

Asri: Sebenarnya jika ingin berkarir di dunia perhotelan syarat utamanya ada 2, yaitu: memiliki kemampuan dalam bidang administrasi dan memiliki fisik yang menunjang. Secara fisik minimal good looking baik pekerja back office maupun front office. Sementara dari sisi administrasi harus sesuai dengan bidang/jurusan masing-masing, misalnya: bidang akun- tansi, bidang hukum, bidang marketing, dan lainnya. Untuk bidang tertentu seperti bagian desain komunikasi visual atau art design, kami melakukan perekrutan berdasarkan kompetensi dan jurusannya tersebut.

Komunita: Seperti apa kerjasama dengan perguruan tinggi agar kepentingan usaha perhotelan dalam rekrut karyawan terpenuhi?

Asri: Selama ini hotel telah menjalin kerjasama dengan sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi. Perguruan tinggi atau universitas diharapkan dapat menyediakan SDM (sumber daya manusia) yang berkompeten di bidangnya dengan perolehan nilai akhir berpredikat cum laude maupun yang memperoleh predikat memuaskan. Walau demikian, setiap calon tenaga kerja baru mengikuti beberapa tahapan tes; mulai dari seleksi berkas administrasi, lalu psikotest, kemudian tes wawancara yang disesuaikan dengan kebutuhan/formasi pihak perusahaan.

Komunita: Seberapa jauh memanfatkan jasa Career Center perguruan tinggi?

Asri: Pernah memanfaatkan jasa career center sekolah menengah kejuruan maupun perguruan tinggi. Namun, kami lebih banyak melakukan perekrutan dengan sistem tersendiri yakni melalui jaringan media sosial ataupun pameran bursa kerja (job fair).

Komunita: Kerjasama lain dengan sekolah, perguruan tinggi?

Asri: Kerjasama, seperti: PKL (training), kandidat pelamar yang baik serta memiliki background sesuai, daily worker tetap dan daily worker yang dibutuhkan pada saat tingkat hunian hotel sedang naik. (Written by Abdul Rozak)