Bandung, (19/5) Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian, Bambang Riznanto mengajak para mahasiswa menekuni dunia digital dan start up agar mampu bersaing di era industri keempat. Ajakan ini Bambang sampaikan dalam kuliah umum di depan ratusan mahasiswa dan civitas Universitas Widyatama (UTama) di Ruang Seminar Gedung A Lantai 4. Ajakan disampaikan dalam kuliah umum yang mengangkat tema “Kebutuhan Kompetensi Lulusan Teknik Industri di Era Industri 4.0”.
Menurut beliau, kondisi terkini telah mengalami perubahan besar dan telah memasuki era revolusi industri keempat atau yang dikenal dengan “Industri 4.0”. Perubahan ditandai dengan berkembangnya dunia teknologi digital yang diintegrasikan ke dalam proses produksi industri. Untuk itu, ia mengajak para mahasiswa agar mengambil kesempatan ini dengan meningkatkan kemampuan dan kreatifitas terutama di bidang digital. Beliau mengusulkan agar kurikulum di UTama diintegrasikan dengan metoda digital agar menyiapkan mahasiswa menjadi generasi dengan sumber daya manusia yang mampu bersaing di dunia industri keempat.
Untuk itu, menurut Bambang, kekuatan SDM Indonesia juga terletak pada jumlah mahasiswa. Para generasi muda ini diharapkan dapat mengambil kesempatan dengan meningkatkan kemampuan dan kreativitas terutama di bidang digital. Ini menjadi pekerjaan kita bersama, dari sektor pendidikan khususnya perguruan tinggi untuk menghasilkan SDM yang berkompetensi agar mampu mencipatakan inovasi, tuturnya.
Pada kesempatan tersebut, Bambang mengutip, statement Presiden Jokowi melalui akun Twitter Sekretariat Kabinet RI, pada cuitannya tersebut disampaikan bahwa mulai hari ini, Making Indonesia 4.0 saya tetapkan sebagai salah satu agenda nasional bangsa Indonesia dan Kementrian Perindustrian akan menjadi leading sector untuk agenda ini.
Bambang menambahkan ada beberapa perubahan paradigma di era industri 4.0. Dari merancang hanya untuk proses manufaktur, berubah menjadi material custom sesuai permintaan. Dari prosuksi massal berubah menjadi tahapan proses produksi lebih sedikit. Dari rantai pasok global berubah menjadi produksi dan penggunaan on the spot.
Persaingan di masa depan semakin besar dengan hadirnya era revolusi industri keempat. Tuntutan kerja di masa depan akan lebih tinggi dan menuntut penguasaaan keilmuan serta keterampilan. Untuk itu, dibutuhkan persiapan sejak dini agar dapat menghadapi berbagai perubahan dan perkembangan tersebut, ucap Bambang. (Hms, 31Mei2018)