Sinergi Pemberdayaan UMKM, PKBL-BUMN dan Pengabdian

0
1,203 views

Sinergi Pemberdayaan UMKM,
PKBL-BUMN dan Pengabdian
Masyarakat Perguruan Tinggi

Secara nasional UMKM mampu berandil besar terhadap penerimaan negara dengan menyumbang 61,9 persen pemasukan produk domestik bruto (PDB) melalui pembayaran pajak. Sektor usaha mikro menyumbang 36,28 persen PDB, sektor usaha kecil 10,9 persen, dan sektor usaha menengah 14,7 persen. Sementara itu, sektor usaha besar hanya menyumbang 38,1 persen PDB melalui pembayaran pajak (BPS, 2011). Bahkan dalam waktu dekat dengan berlakunya ASEAN Economic Community (AEC) 2015, dimana ASEAN menjadi kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata dengan elemen pengembangan usaha kecil dan menengah, menjadikan UMKM sebagai sektor usaha yang startegis dan harus diperkuat.

Jawa Barat memiliki 8.214.262 pelaku UMKM yang mampu menyerap 13.911.531 pekerja dari total 18.137.043 penduduk yang bekerja. Artinya bagi Jawa Barat (Rully Indrawan-2012) UMKM berperan besar dalam membentuk kesejahteraan masyarakat. Tetapi dengan peran yang besar tersebut justru, UMKM Jawa Barat mengalami stagnasi dalam penguatan perannya. Sekitar 40% pelaku UMKM, khususnya usaha mikro, atau lebih dari 1 juta yang terjerat rentenir. Sementara, Kota Bandung mencatat jumlah UMKM sekitar 3.000 (0,12%), jumlah tersebut sangat kurang dibandingkan dengan total penduduk yang hampir mencapai 2,5 juta orang. Untuk itu, fokus perhatian menggalakan program inkubasi bisnis yang diharapkan bisa menumbuhkembangkan pelaku UMKM.

Sebagai salah satu pilar pembangunan ekonomi, maka pemberdayaan UMKM menjadi keniscayaan. Tapi ternyata andil yang besar tersebut masih belum diimbangi dengan keberpihakan para pihak. UMKM hingga saat ini masih menghadapi berbagai permasalahan, seperti permodalan, pemasaran, produksi dan teknologi, pengelolaan Sumber Daya Manusia, permasalahan akses informasi dan jaringan, regulasi dan birokrasi, serta infrastruktur.

BPPKU-Kadin Kota Bandung, salah satu lembaga yang konsisten melakukan pembinaan, pendampingan dan pemberdayaan usaha kecil dan menengah di wilayah kota Bandung. Namun dalam pelaksanaannya tidak semua UMKM dapat mengelola berbagai sumber daya dan meningkatkan kinerja. Masalah utama faktor pendanaan serta akses pasar yang menghambat perjalanan usaha UMKM.