Tantangan Internal Indonesia di antaranya adalah :
Masih sangat terbatas dan masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mengetahui dan memahami serta kesadaran tentang AEC 2015. Kesadaran masyarakat Indonesia yang masih rendah akan adanya AEC tahun 2015, dibuktikan hasil survei terhadap 399 responden di 5 kota besar baru sekitar 39% (Sumber: Benny dan Kamarulnizam(2011), Indonesian Perceptions and Attitudes toward the ASEAN Community, Journal of Current Southeast Asian Affairs). Berbeda dengan negara ASEAN lainnya ; Singapura, Malaysia, Philippines dan ailand yang telah lama mempersiapkan untuk AEC 2015. Sehingga pemerintah harus bekerja keras untuk mensosialisasikan AEC ini, yang walaupun sebenarnya sudah bukan sosialisasi lagi karena AEC telah di depan mata, seharusnya sudah diambil tindakan, strategi dan langkah konkret dalam menghadapi AEC 2015, seperti Negara ASEAN-6 lainnya di atas.
- Memperkuat dan memperdalam fundamental struktur ekonomi nasional melalui pengembangan industri-perdagangan-investasi.
- Mempersiapkan sumber daya manusia yang ungul, berdasarkan spesialisasi, kompetensi, etos, kultur, produktivitas, sehingga Indonesia mampu menjual jasa (services) dengan potensi SDM yang dimiliki.
- Indonesia harus mampu menghasilkan produk unggulan dan inovatif yang mempunyai daya saing dengan produk negara lainnya dari segi harga maupun kualitas dan standarisasi, mempunyai karakteristik global sesuai selera pasar.
- Kebijakan-kebijakan atau regulasi pemerintah seharusnya memberikan dukungan dan mempermudah dunia usaha (bisnis) ataupun regulasi yang bersifat Pro-investment policies untuk menjamin suatu kestabilan dan persaingan investasi yang akan mengurangi resiko investasi di Indonesia sebagai daya pikat meningkatnya investor asing melalui foreign direct investment (FDI).
Tantangan Eksternal Indonesia di antaranya adalah:
Dilihat dari neraca perdagangan dengan negara-negara ASEAN lainnya Indonesia telah mengalami desit pada beberapa negara, hal ini dikarenakan Indonesia lebih banyak mengimpor produk dari negara ASEAN lainnya ketimbang ekspor. Terutama dengan negara Singapura, Malaysia dan ailand. Terlihat dari data nilai ekspor-impor Indonesia ke negara ASEAN dibawah ini:
Tingkat persaingan perdagangan yang semakin meningkat di antara negara-negara ASEAN, seperti dapat dilihat pada table dibawah ini:
Tabel di atas menunjukkan posisi Indonesia terhadap kontribusi ekspor ASEAN hanya menduduki ke-4 setelah Singa pura, Malaysia dan ailand. Seharusnya Indonsia dapat berkontribusi lebih besar lagi dari negara-negara tersebut mengingat potensi yang dimiliki Indonesia lebih besar dari segi sumber daya alam, penduduk dan luas negara.
Terdapat perbedaan yang cukup besar di antara Negara-negara ASEAN dari segi pendapatan perkapita, seperti terlihat pada tabel di bawah ini:
Terlihat negara Singapura dan Brunei merupakan negara yang paling besar pendapatan per kapitanya, jauh lebih besar di antara negara ASEAN lainnya. Sementara posisi Indonesia menduduki posisi ke-5. Hal ini menyangkut kesenjangan ekonomi yang cukup lebar di antara negara ASEAN.
Tantangan tersebut merupakan beberapa di antaranya saja dari sekian banyak tantangan yang harus kita hadapi bersama. Banyak hal yang harus kita benahi yang juga merupakan tantangan yang cukup besar untuk pemerintah Indonesia yang baru, mengingat negara-negara ASEAN lainnya telah dengan serius, jauh ke depan mempersiapkan AEC 2015. Harapan kita bersama, semoga Indonesia dapat mengatasi segala bentuk tantangan tersebut untuk menghadapi pasar bebas ASEAN (ASEAN Free Trade) melalui ASEAN Economic Community (AEC) 2015 mendatang dan juga Indonesia dapat memanfaatkan peluang-peluang yang ada dengan sebaik mungkin untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. Semoga.