Wapres Jusuf Kalla membuka Munas ABP PTSI
Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ABP PTSI) menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) IV di Hotel Puri Saron,Seminyak. Dalam Munas yang diadakan setiap 5 tahun sekali itu hadir 391 perguruan tinggi swasta seluruh Indonesia. Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla dalam sambutannya mengatakan, suatu negara yang maju tidak hanya ditentukan oleh sumber daya alamnya tapi juga sumber daya manusianya. SDM yang hebat ditentukan oleh pendidikannya. ABP PTSI memiliki peran yang penting dalam mencerdaskan bangsa.
Dengan banyaknya perguruan tinggi di Indonesia yaitu 4.400 lebih, ia menyadari persaingan pun semakin ketat. Persaingan cenderung mengarah ke pendidikan yang lebih mudah dan cepat, sehingga mengabaikan kualitas dan mengabaikan masa depan anak didik. Maka PTS diharapkan dapat meningkatkan kualitasnya.
Munas ke-4 ini berlangsung selama 2 hari, dari 17 hingga 18 Juli dengan mengangkat tema “Revitalisasi dan Redinamisasi Organisasi”. Ketua Panitia Munas IV, Drs. AA. Gde Oka Wisnu Murti, M.Si., mengatakan Munas merupakan amanat tertinggi dari ABP PTSI sesuai dengan AD/ART. Munas ke-4 dikatakan istimewa karena pertama kali dilaksanakan diluar Jakarta dan dibuka oleh Wakil Presiden RI didampingi Menristik Dikti dan Menteri Agama.
Dalam munas ada 3 pembahasan pokok yang dibahas yaitu, pembaharuan dan penyempurnaan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) organisasi, menyusun rekomendasi-rekomendasi yang nanti akan masuk dalam komisi khusus, pertanggung jawaban pengurus pusat terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan selama 4 tahun ke belakang, dan pemilihan ketua umum periode 2017/2021.
Ketua Umum AB PTSI, Prof Dr.Thomas Suyatno mengatakan, dalam munas nantinya ada 21 pokok permasalahan perguruan tinggi yang akan dibahas. Sekaligus merumuskan strategi mengatasi dan memecahkan 21 permasalahan tersebut. Oleh karena itu, dalam memecahkan permasalahan tersebut juga diundang Menristek Dikti. Dari 21 permasalahan tersebut, permasalahan yang mendesak untuk segera dibahas adalah kualitas PT disegala bidang. Kualitas pendidikan tinggi ditentukan 4 variabel yang memerlukan perhatian khusus, yaitu kualitas manajemen, SOM, penditian dan pengabdian kepada masyarakat (PKM), serapan output/lulusan didunia kerja.
Dari 21 masalah PTS, juga dibahas permasalahan tentang wacana merger, penggabungan yayasan dua atau lebih bergabung menjadi satu. “Dulu alih tata kelola PT dilarang, tapi dengan terbitnya Permen No.100 tahun 2016, memungkinkan untuk penggabungan,” katanya. (Citta Maya/balipost)