Widyatama Entrepreneur Community

0
947 views
Widyatama Entrepreneur Community

Kiprah Widyatama Entrepreneur Community

Sekelompok mahasiswa berkerumun di bawah pohon rindang duduk mengelilingi seorang pria muda yang dengan sabarnya menjelaskan dan menjawab, serta melayani berbagai pertanyaan mengenai banyak hal berkaitan dengan kegiatan wirausaha.
Mulai dengan bagaimana membuat proposal bisnis plan untuk mengembangkan usaha yang sudah dirintis namun masih perlu bantuan permodalan, atau berbagai kendala hubungan usaha yang masih belum membantu mendorong usaha yang sedang dirintis.
Atau bahkan ada yang bertanya bagaimana memulai usaha baru, agar tidak mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya. Pria bernama Iwan Ridwansyah, 33 yang pernah mendapatkan penghargaan pada : The Indonesian Small and Medium Business Entrepreneur Award (Ismbea) 2009 itu dengan tenangnya dan sangat bersahabat melayani serta menjelaskan berbagai hal tentang upaya pengembangan usaha, cara-cara menghadapi kendala di lapangan terkait dengan implementasi di lapangan usaha, dan financial method .

Pendiri WEC (Widyatama Entrepreneur Community) Bandung ini tidak segan-segannya memberikan konsep atau rahasia menjalankan usaha, dimana para mahasiswanya diajak meninjau langsung ke lapangan usaha baik pada unit usaha yang dikelolanya sendiri maupun bidang usaha rekan sejawatnya. Dosen Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Bandung (FBM ? UTama) dan pernah menjadi sekertaris program studi S1 itu bertekad untuk menyebarkan virus semangat berwirausaha di kalangan mahasiswa

Semangat yang tinggi dikobarkan kepada mahasiswa yang menjadi anggota WEC Bandung bukan hanya ketika berada di lingkungan kuliah, namun benar-benar dipraktekkan di lapangan yang sebenarnya, sehingga pembelajaran dan pelatihan ketrampilan berwirausaha itu berjalan seiring (learning by doing). Para anggota WEC Bandung ini ditempa dengan caranya sendiri, antara lain latihan membuat perencanaan bisnis yang dituangkan melalui pembuatan proposal usaha ( perencanaan usaha/business plan), mencari dan atau menggalang mitra usaha, menawarkan produk, mempelajari perilaku pasar, dan berbagai hal lainnya, sehingga para anggota benar-benar siap menjalankan usahanya dimulai dari yang ukuran kecil, disertai kebanggaan/kepercayaan diri yang tinggi, kemauan yang kuat untuk maju, dan kekuatan mental atau daya tahan terhadap perkembangan perlawanan lingkungan yang di luar prediksinya.

Saat ini sudah terbukti banyak mahasiswa/anggota WEC Bandung yang dapat bertahan dan usahanya semakin maju bahkan berkembang pesat menjadi entrepreneur muda yang sukses.
KOMUNITA JUNI 2013.jpg17
Sebagai contoh tokoh muda sukses Mayang Azka , baik di kampus (menyelesaikan kuliah tepat waktu) maupun di lapangan usaha dengan merek REGEN BOGEN produknya berupa Bolu Pelangi, dengan omset usaha per bulan Rp 52.000.000,-
WEC Bandung dibentuk dengan idealisme yang tinggi dan tekad membangun visi untuk membentuk para wirausahawan muda dari kalangan kampus. Pandangan sebagian orang bahwa kampus hanya menjadi tempat bagi para calon ilmuwan masa depan dan bukan untuk para calon wirausahawan yang merintis lapangan kerjanya sendiri selayaknya dirubah.

Melalui langkah kecil WEC akan diupayakan terbentuk citra positif menjadikan kampus sebagai candradimuka wirausahawan muda yang ampuh, tangguh dan berwibawa di dunia kewirausahaan. Pembekalan Usaha Kegiatan WEC Bandung yang paling mendasar antara lain menanamkan pola berpikir tentang kewirausahaan sebelum membangun usaha.
Pola berpikir yang perlu diperhatikan antara lain tanggapan tentang karakteristik perorangan dalam merespon perkembangan lingkungannya, serta bagaimana pula dengan pola karakteristik kelompok sosial pada lingkungannya.

Para anggota komunitas diberi pandangan mengenai karakteristik perseorangan maupun kelompok sosialnya dalam menanggapi perkembangan lingkungannya, dengan cara membangun rangsangan cara berfikir positif terhadap stimulant yang sengaja diciptakan. Ini dimaksudkan untuk melihat sampai sejauhmana reaksi/tanggapan, serta ke arah mana suatu kondisi itu berkembang.
Juga diberi panangan tentang pola peluang yang berkaitan dengan k ebutuhan e k onomi lingk ungan sekitarnya. Apakah dapat menjadi peluang untuk pengembangan suatu usaha baru dan berciri khas. Setelah kedua pola dasar itu terbentuk dalam cara berfikir anggota.
Selanjutnya diberikan pula pemahaman tentang metoda-metoda mendirikan usaha baru dengan mempertimbangkan secara cermat prinsip dasar memanfaatkan sumber daya yang minimum tapi dapat menghasilkan karya yang maksimum.

Dalam setiap proses untuk memulai langkah awal, selalu mengidentifikasi pergerakan sekecil apapun yang menyimpang dari perencanaan semula, dan mengupayakan perbaikannya sesegera mungkin. Hal ini dilakukan dengan cara didiskusikan dan dijadikan topik bahasan oleh kelompok komunitas, sehingga didapat jalan keluar untuk memperbaiki pengelolaannya.
Setelah usaha yang dirintis tersebut dapat berjalan stabil ( permasalahan penyimpangan dari perencanaan tidak terlalu mengganggu rencana semula dan langsung dapat ditanggulangi sendiri). Dilanjutkan mengupayakan pengembangannya, yaitu sistim pengelolaan sudah dapat distandarkan.

Tahap ini menjadi bahan bahasan pula bagaimana cara mengembangkan tanpa harus mengganggu proses yang sedang berjalan dan sudah dianggap stabil tersebut. Banyak contoh usaha yang sudah berkembang dengan mudah dikuasai orang lain , karena terlambat dilembagakan. Merek dagang sebagai usaha baru yang berciri khas masih sering diabaikan untuk dilembagakan. Padahal sebagai pionir di bidang tersebut?merupakan modal dasar dalam citra dagangannya.