Tulisan ini bukan merupakan resensi buku, namun lebih bersifat upaya mengungkap sari pati dari buku A Whole New Mind: Berpindah dari Zaman Informasi ke Zaman Konseptual. Karya Daniel H. Pink.
Otak manusia terbagi dua bagian. Bagian kiri, sejak abad 18 dianggap sebagai bagian terpenting. Bagian ini yang dianggap menjadikan kita sebagai manusia. Isinya rasional, analitis, logis dan mampu mengolah bahasa. Sedangkan otak bagian kanan kurang dianggap, karena bersifat diam (tidak bicara / berbahasa), tidak logis dan instingtif. Baru di tahun 1950-an terbuktikan bahwa otak kanan bukan tidak penting, namun berbeda cara kerja atau menjalankan tugas yang berbeda. Otak kiri berpikir dengan runtun, sangat hebat dalam menganalisa dan menata kata. Otak kanan berpikir secara holistik, cepat mengenali pola-pola, dan mampu menafsirkan ekspresi nonverbal dan emosi. Sejak itulah disadari bahwa manusia mempunyai dua jenis cara berpikir.
Penelitian-penelitian berikutnya menyingkap fakta-fakta lain mengenai perbedaan cara kerja dua bagian otak manusia: otak kiri bersifat rentetan (linear), otak kanan simultan; otak kanan ahli dalam melihat gambar, menangkap bentuk, melihat semua unsur dari suatu situasi dan memahami maksudnya. Dalam menghitung otak kiri kita kalah cepat dibanding komputer, tapi dalam kemampuan mengenali wajah, komputer tercanggih di dunia pun kalah oleh otak anak kecil. Otak kiri ahli dalam teks; otak kanan ahli dalam konteks. Otak kiri ahli dalam menyusun what to say; otak kanan dalam how to say. Jika manusia berbicara hanya dengan otak kiri, maka akan terdengar seperti ucapan dari komputer, yang kering tanpa tekanan dan emosi. Terakhir, otak kiri ahli dalam menganalisa informasi, sedang otak kanan ahli dalam membentuk sintesa; karena otak kiri fokus pada detail, sedang otak kanan mampu menangkap gambaran keseluruhan.
Dengan peta di atas, di dunia terjadi dua rute cara berpikir, kecenderungan pilihan profesi dan hingga mempengaruhi cara hidup. Ada orang yang nyaman dengan cara pikir logis, mereka cenderung menjadi ahli hukum, akuntan dan insinyur. Orang yang nyaman dengan cara pikir holistik, intuitif dan nonlinier; cenderung menjadi penemu, seniman, desainer atau entertainer. Namun pada dasarnya, kultur kita tetap lebih menghargai pemikiran berorientasi otak kiri, dan merendahkan pemikiran berorientasi otak kanan. Akan tetapi kini terjadi perubahan besar-besaran. Pemikiran berorientasi otak kanan dianggap semakin penting. Penyebabnya adalah: Kelimpahan, Asia dan Otomatisasi. kesinambungan, konsisten serta adil.
Kelimpahan: hasil dari para pemikir berorientasi otak kiri (para pekerja intelektual) dan kemajuan industri, menyebabkan melimpahnya benda dan kecukupan. Semua orang memiliki barang secara berlebihan. Ironisnya, peran dan hasil pekerja intelektual menjadi kurang penting. Kemakmuran menyebabkan orang menempatkan harga tinggi pada hal-hal yang kurang rasional (yang lebih mempunyai sensibilitas berorientasi otak kanan); seperti keindahan, spiritualitas dan emosi. Tidak cukup lagi bisnis menciptakan produk yang murah dan berguna; tapi produk masa kini harus juga indah, unik, dan bermakna (memiliki aspek-aspek emosional).
Para insinyur terbukti berhasil membuat alat-alat yang berfungsi. Tapi masyarakat membutuhkan alat yang lebih dari berfungsi; tapi juga yang tidak biasa, yang memikat mata, dan menyentuh jiwa. Dan masyarakat siap membayar lebih mahal untuk produk yang didambakan (bukan diperlukan) ini. Ketika listrik dan cahaya bola lampu merata ke segenap pelosok, di Amerika lilin merupakan bisnis bernilai $2.4 milyar per-tahun. Ini bukti masyarakat makmur tidak sekedar butuh cahaya, tapi butuh keindahan, romantisme dan transendensi.
Dalam dunia yang dimana informasi mudah didapat dan alat analisa semakin maju, yang membuat manusia makin hidup adalah kemampuan memahami apa yang dapat membuat sesama bahagia, kemampuan menjalin relasi dan menaruh kepedulian pada sesama. 5.Bukan hanya keseriusan tapi juga BERMAIN. Ada waktu untuk serius tentu. Namun terlalu serius akan berakibat buruk pada karir dan kesehatan mental. Di zaman konseptual, kita semua butuh bermain. 6. Bukan hanya akumulasi tapi juga BERMAKNA. Kita hidup dalam dunia berkelimpahan materi yang mempesona. Semua itu membebaskan ratusan juta orang dari pergulatan hidup mengumpulkan kebutuhan sehari-hari, dan membebaskan kita untuk mengejar hasrat dan mimpi yang lebih berarti, seperti makna hidup, transendensi dan kepuasan spiritual. Singkatnya kini umat manusia membutuhkan high concept & high touch, dan ini hanya bisa dicapai dengan mempraktekkan cara berpikir utuh yang memaksimalkanperan otak kanan. (RDF)