Mencari sebuah pekerjaan merupakan sebuah tantangan cukup besar bagi seorang lulusan sarjana, sehingga membutuhkan persiapan matang untuk mendapatkan pekerjaan yang diimpikan. Untuk mempersiapkan lulusan untuk bekerja maupun berwirausaha. Berikut wawancara kami dengan ITB Career Center, salah satu career center pertama yang dirintis perguruan tinggi dengan tujuan menjembatani lulusan dengan dunia kerja.
Dr. Eng. Bambang Setia Budi, S.T., Mt, Direktur Itb Career Center
[box]
Bambang Setia Budi
Assistant Professor
Education:
– Doctor of Engineering. Toyohashi University ofTechnology, Japan.
– Magister Teknik (Master of Engineering). Architecture ?Institut Teknologi Bandung, Indonesia.
– Sarjana Teknik (Bachelor of Engineering). Achitecture ?Institut Teknologi Bandung, Indonesia.
Research Subjects:
– Islamic architecture
– Vernacular architecture
– Theory of architecture and urban[/box]
Komunita: Apa yang menjadi latar belakang didirikan ITB Career Center?
Bambang: Sedikit cerita tentang sejarah, ITB Career Center didirikan para penda- hulu dengan nama CDC (Career Develop- ment Center), pertama kali di Indonesia. Perusahaan swasta yang menangani jasa ini belum ada. CDC bercita-cita memper- temukan antara alumni/lulusan dengan perusahaan, atau mempertemukan supply demand. Juga menyiapkan lulusan atau mahasiswa akhir bagaimana seharusnya mereka menghadapi dunia kerja, serta mereka agar memahamii dunia kerja ses- ungguhnya seperti apa? Karena, umumnya mereka belum memiliki gambaran yang matang tentang jenjang karir seperti apa.
ITB Career Center memiliki berbagai macam layanan. Mulai dari informasi lowongan kerja, aplikasi karir online, tes untuk aplikasi kerja, rekrutmen kampus, mock ?up interview hingga yang sangat dikenal oleh para pencari kerja adalah Integrated Career Day yang diselenggarakan setahun
dua kali. Layanan ITB Career Center dipandu para profesional, salah satu contohnya adalah Career Counseling, yang dipandu para psikolog. Career Counseling ini membantu mahasiswa maupun lulusan ITB untuk memilih karir seperti apa yang cocok bagi mereka.
Usia ITB Career Center sudah sekitar 17 tahun. Setelah beberapa tahun CDC berdiri, baru berdiri kegiatan sejenis yang lain- nya di luar ITB. Sekarang model ITB Career Center bersifat online. Sesuai perjalanannya sejak pergantian rektor, namanya berubah: pernah placement office, PCD professional, PAD. Alasan berubah kembali ke Career Center. Nama CDC di Google hanya didapat 30.000 sebutan, bila meng- gunakan career center didapat 6 jutaan sebutan. Orang kalau mendengar nama career center pasti sudah popular. Tahun 2010 kembali ke istilah ITB Carrer Center dengan desain logo baru.
Komunita: Tujuan carrer center?
Bambang: Core kita adalah service, yaitu layanan untuk service alumni, mahasiswa sendiri. Fokusnya pada karir mahasiswa, sifatnya persiapan, tes bakat dan konsel- ing menghadapi dunia kerja. Bagaimana mereka kalau mau lulus menyusun CV (curriculum vitae) yang bagus, apa yang ditaruh di CV, selain tentunya memahami wawasan tentang perusahaan yang dituju. Menyekenggarakan career sesion seperti seminar, pelatihan-pelatihan. Lowongan kerja dibuka melalui website, langsung
di apply. Traffic ITB Career Center antara lain ada di fasilitator media. Info-info dari newsletter. Untuk Twitter 35.000 an.
ITB Career Center juga memiliki berbagai macam program wirausaha. Salah satu- nya adalah Program Wirausaha Mahasiswa (PMW) yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat ini. Hal ini merupakan sebuah bentuk dukungan bagi lulusan ITB yang ingin menjadi entrepreneur. Karir bukan hanya bekerja secara profesional, tapi juga berwirausaha. Kami menyelenggarakan workshop, hibah untuk hal tersebut. Kami juga melakukan kegiatan tracer study, juga mengadakan divisi riset.
Selain itu, Career Center yang lahir tahun 1998 ini memiliki berbagai program se erti beasiswa dan program magang yang diselenggarakan oleh perusahaan. Hingga saat ini perusahaan yang tergabung dan memiliki kerjasama dengan ITB Career Center berjumlah sekitar 700 perusahaan.
Dengan jumlah tersebut semakin banyak peluang pekerjaan yang disediakan per harinya.
Komunita: membawahi berapa divisi?
Bambang: Divisi banyak, ada layanan pe- rusahaan dll. Email masuk hari ini banyak. Semua pelayanan informasi sudah kami lakukan.
Komunita: Alasan lain yang mendasari ITB Career Center berdiri, bukankah dengan nama besar yang dimiliki ITB, dunia kerja sudah tidak asing lagi mengenalnya?
Bambang: Dinamika masyarakat saya kira banyak berubah. Core pekerjaan kami ada di service, alumni perlu dilayani terus. Mis- al mereka pindah perusahaan, konsultasi free. Untuk itu kami melakukan sosialisasi bagus, main di media sosial. Alumni 2011 rata-rata register semua. Kami memberi- kan layanan career tersebut tidak dipung- ut biaya. Buat apa bayar Rp 30 000, se- harusnya gratis. Career Center di luar ITB, policy nya beda, mereka memungut biaya. Kami juga membuka peluang bagi alumni perguruan tinggi lain, tidak dibatasi untuk jadi member.
Komunita: Berapa persen lulusan yang terserap di dunia kerja dan berapa lama waktu tunggu saat lulusan telah lulus dan masuk ke dunia kerja?
Bambang: Dari data tiap tahun, mereka yang mencari kerja 70% mahasiswa dan alumni. Sisanya dapat dari kakak angkatannya, dosen dan relasi. Ribuan alumni telah kami jembatani career mereka. Kompetisi yang aktif misal UNEGES, IT, perbankan, retail, produksi, farmasi.
Hampir semua perusahaan segala bidang. Mereka mencari engineering dan ada yang tidak. HRD mereka progresif, biasanya private company, gas dan perminyakan yang paling tinggi, dengan salary yang tinggi. Fresh-graduate rata-rata 5000 USD.
Setelah 5 tahun di lapangan baru ke office. Mereka mencari tiap tahun. Gaji-gaji ter- tinggi dari perusahaan pengeboran min- yak, geologi, teknik kimia, teknik elektro, baru perencanaan, arsitektur. Bekerja di pengeboran rata-rata 16-18 juta/bln.
Masa tunggu 3 – 4 bulan atau rata-rata tiga sampai 4 bulan dapat pekerjaan pertama. Selama 2 atau 3 tahun lulus dilakukan riset, sekitar 50% tidak pindah pekerjaan. Sisanya pindah 2x, 1x, 3x sampai 10x. 2-3 orang ada yang demikian. 80% yang menggunakan career center sudah menjadi rekor dunia.
The best example in the world, yang paling bagus di ITB.
Komunita: Target ke depan?
Bambang: Melayani sebanyak mungkin, dimudahkan segala sesuatunya, mereka dapat kerja sesuai dengan minat dan bakat mereka. Itu capaian dari misi kami. Core layanan Career Center kami bukan untuk bisnis, tetapi melayani. Kami juga menyelenggarakan career counselling supaya mereka bisa curhat mengapa tidak lolos. Dipaksakan bisa, belum tentu maksi- mal dengan karirnya.
Komunita: Daya tarik ITB Career Center?
Bambang: Kalau dari sisi perusahaan mereka mencari SDM-nya dari berbagai sumber dan cara. Dari koran, website sudah
umum. Sumber dari kampus, salah satunya melalui Career Center. Kami menampung alumni atau prodi tertentu, dengan me-link kan ke prodi tersebut melalui career center. Kalau dari sisi mahasiswa/ alumni, mereka peroleh dari relasi,
orang tua, website, dan paling banyak dari Career Center 70%. Melalui ITB Career Center mereka hanya Klik aplly, kalau sudah login sudah bisa melamar. Bisa dari kamar, angkot, bisa langsung melamar ke 40-50 perusahaan, mungkin 100-200 job position tiap hari. Melalui ITB Career Center kami melakukan mapping, serta mempertemukan supply dan demand. Saat ini
pemerintah ? Dikti, perguruan tinggi harus memiliki career center. Melalui hal lembaga dan kegiatan career center lulusan
mempunya kerja atau siap ke dunia kerja.
Komunita: Ada tracer study bagaimana kaitan dengan kurikulum yang ada?
Bambang: Hasil tracer study dimanfaatkan dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum program studi (prodi). Artinya yang paling bagus menyusun kurikulum setelah mendapat feedback dari hasil tracer study. Di Indonesia awareness-nya baru sampai memenuhi syarat akreditasi. ITB sudah matang, metologi dan masukan data sudah bagus. Selanjutnya dikembangkan pemikiran yang bagus untuk membahas kurikulumnya. Ada lembaga pengkajian atau penjaminan mutu untuk itu. Di ITB awareness terkait tracer study dan pengembangan kurikulum sudah bagus walau belum menjadi acuan untuk berubah banyak.
Komunita: Yang mengikuti jejak ITB secara nyata banyak juga mahasiswa dan alumi cenderung mengabaikan. Mereka mencari sendiri.
Bambang: Tidak ada paksaan. Mau men- cari kerja sendiri bebas, mau registrasi di ITB Career Center silahkan atau melalui yang lain pintunya banyak. Untuk menarik mereka kita memberikan layanan yang baik kepada mereka. Untuk career center baru, mahasiswa perlu diberi arahan pentingnya career center yang memberikan manfaat bagi mahasiswa. Bila layanan bagus, mahasiswa pasti datang. Semua panitia pelaksana ITB Career Center dari mahasiswa.
Untuk menjadi panitia dilakukan seleksi, wawancara dan komitmen, karena ber- hubungan dengan institusi mewakili ITB, bukan hanya mewakili career center. Untuk pengembangan career center di perguruan tinggi disesuaikan dengan karakter kampus masing-masing. Diluar negeri fokus career center pada konseling. Jumlah mereka tidak sebanyak di Indonesia.
Komunita: Feedback hasil yang didapat dari perusahaan?
Bambang: Banyak via email. Misal kami melakukan survey untuk 48 perusahaan. 43 perusahana memberikan respon, dian- taranya HRD Astra, alumni ITB dll.
Komunita: Apakah ada keinginan membangun kemitraan dengan universitas-universitas yang ada di sekeliling dalam mengembangkan career center terutama bagi yang baru berdiri, aktualnya sebagai pembina dari career center yang ada? Meskipun dengan basis keilmuan yang berbeda.
Bambang: Kita telah buka gathering dan sharing 2 tahun lalu dan 1 tahun lalu khusus tracer study. Tahun-tahun kemarin harus kita share dengan mitra. Sama-sama saling maju dan mempunyai pengalaman abcd tentang career center. Untuk jalan ?ini, ITB ingin membantu alumni, serta mempunyai misi yang lebih tinggi bukan mendapatkan sekadar uang. Pendekatan ITB Career Center adalah layanan. Karena itu kerjasama kami dengan landasan visi yang sama yaitu service. Kita perlu bersama-sama menjalin kerjasama. Bila kerjasama terjadi antara perguruan tinggi yang belum mapan career center-nya yang mendapat keuntungan adalah private company career center-nya. (Rika R)