Editorial

0
553 views

Editorial

Sidang Pembaca yang budiman

Ada kecenderungan pendidikan dan pembelajaran di bangku kuliah tidak sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja. Padahal hasil jajak pendapat menjelaskan dunia kerja memerlukan kompetensi teknis dan non teknis. Kompetensi teknis berhubungan dengan latar belakang keahlian sedang kompetensi non teknis yang intangible biasa disebut soft skill. Soft skill merupakan istilah sosiologis yang merujuk pada sekumpulan karakteristik kepribadian, daya tarik sosial, kemampuan berbahasa, kebiasaan pribadi, kepekaan/kepedulian, serta optimisme (www. wikipedia). Sebagai keterampilan personal soft skill merupakan keterampilan khusus yang bersifat kepribadian yang menentukan kekuatan seseorang sebagai pemimpin, pendengar (yang baik), negosiator, dan mediator konflik. Sebagai keterampilan interpersonal soft skill adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain dan bekerja sama dalam sebuah kelompok.

Atribut soft skill dimiliki oleh setiap orang dengan kadar yang berbeda, yang meliputi nilai yang dianut, motivasi, perilaku, kebiasaan, karakter dan sikap. Demikian pula setiap pekerjaan memerlukan kadar soft skill yang beragam walaupun ada kaidah-kaidah yang sama. Di sekolah atau kampus, peserta didik selalu dicekoki oleh nilai-nilai kompetensi dan kompetisi. Persaingan satu sama lain dari skala individu, sekolah, nasional dan seterusnya. Misal persaingan dalam ujian, kelulusan atau hibah bersaing, beasiswa BBP-PPA dsb. dengan atribut demi kualitas serta mengharumkan nama kampus dan jadi kebanggaan.
editorial

Padahal kompetensi pendidikan adalah keseimbangan yang menurut Ki Hajar Dewantara: agar manusia dapat hidup perlu mempunyai kecakapan dasar, memiliki pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) yang dapat dipelajari dengan otak, sikap (attitude) yang arif, rendah hati dan manusiawi. Kompetensi ini sejalan dengan visi pendidikan UNESCO (United Nations for Education, Science and Culture Organization) : Belajar mengetahui atau memahami (learning to know), Belajar untuk mengerjakan sesuatu (learning to do), Belajar untuk menjadi diri sendiri (learning to be), Belajar hidup bersama atau bermasyarakat (learning to live together).

Atas dasar itulah KOMUNITA edisi #8 mengangkat tema soft skillsdengan menghadirkan beberapa artikel yang mengupas dari berbagai perspektif. KOMUNITA juga menyajikan rubrik baru Perspektif. Sebuah forum yang menyajikan olah pikir civitas academica terkait dengan profesi masing-masing mensikapi masalah dari pandangan akademis. Selain itu kami sajikan tulisan rehat berupa aktivitas Universitas dan Yayasan Widyatama, profil, lifestyle yang bisa kita simak bersama. Semoga pembaca yang terhormat dapat memetik nilai-nilai yang terkandung dalam sajian kami. Seluruh jajaran redaksi mengharapkan saran dan masukan agar kami dapat menyajikan buah pikir dan informasi yang bernas, sekaligus menumbuhkan etos kerja institusi Widyatama. Vivat Widyatama, Vivat Civitas Academica, Vivat Indonesia dan Nusantara tercinta.

Redaksi – Lili Irahali