Implementasi Artificial Intelligence Di Perguruan Tinggi Menjawab Disrupsi Pendidikan Tinggi ?

0
165 views

Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan telah menjadi salah satu teknologi disruptif yang merevolusi berbagai sektor, termasuk pendidikan tinggi. Perguruan tinggi dunia mulai mengadopsi dan memanfaatkan AI.

Tren ini dipercepat oleh peristiwa pandemi COVID-19 tahun 2020 lalu yang memaksa banyak perguruan tinggi mengadopsi teknologi digital. Pemanfaatannya untuk mendukung administrasi kampus, dan meningkatkan efisiensi tata kelola; memperkaya pengalaman dan meningkatkan kualitas pembelajaran; memperkuat dan mempercepat inovasi dalam penelitian serta pengabdian kepada masyarakat.

Merujuk riset digital majalah Komunita kecenderungan global implementasi Artificial Intelligence/AI  di perguruan tinggi antara lain meliputi aspek: Pembelajaran yang dipersonalisasi (Personalized Learning), Penilaian Otomatis (Automated Grading), Otomatisasi dan Peningkatan Administrasi Kampus, Sistem Bimbingan Akademik (AI-Powered Advising), Pengembangan Riset Berbasis AI. Identik dengan pernyataan: Artificial Intelligence (AI) has become a focal point in higher education, offering transformative potential in teaching, research, administration, and student support (Brown & Lippincott, 2017).

Tata Kelola dan Administrasi Kampus

Dalam meningkatkan efisiensi tata kelola dan administrasi di perguruan tinggi AI memainkan peran penting. Sistem berbasis AI membantu menyederhanakan proses administratif yang kompleks, seperti pendaftaran mahasiswa, manajemen keuangan, serta pengelolaan data akademik.

Sistem Pendaftaran Otomatis, proses pendaftaran mahasiswa baru menjadi lebih cepat dan akurat. Chatbot berbasis AI digunakan Arizona State University untuk memberikan informasi kepada calon mahasiswa, menjawab pertanyaan, serta membantu menyelesaikan proses pendaftaran secara otomatis.

Otomatisasi Tugas Administratif/Peningkatan Administrasi Kampus, yakni otomatisasi tugas penilaian, pengelolaan data mahasiswa, dan administrasi lainnya,  mengelola pendaftaran mahasiswa, pembayaran, dan komunikasi kampus dengan memanfaatkan chatbot cerdas seperti Nina atau Ivy.ai.  Otomatisasi tersebut memungkinkan staf fokus pada kegiatan yang lebih strategis.

Manajemen Data dan Prediksi menganalisis data besar (big data) untuk membuat keputusan strategis. University of Melbourne – Australia menggunakan AI untuk menganalisis data akademik mahasiswa, mengidentifikasi risiko mahasiswa drop-out, dan memberikan intervensi tepat waktu.

Personalisasi Pengalaman Mahasiswa, sistem berbasis AI dapat merekomendasikan program studi, mata kuliah, atau peluang magang berdasarkan minat dan profil mahasiswa. Nanyang Technological University (NTU) – Singapura telah mengimplementasikan AI untuk mempersonalisasi pengalaman mahasiswa tersebut.

 

Pendidikan dan Pengajaran

Dalam pendidikan dan pengajaran AI merevolusi cara dari pembelajaran adaptif hingga pembimbing virtual. AI membantu menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan efektif, karena fungsi AI mendukung dosen, mendukung mahasiswa, serta memediasi interaksi.

Pembelajaran yang Dipersonalisasi (Personalized Learning). Dalam upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran, AI digunakan untuk menyusun konten pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar individu mahasiswa. AI digunakan untuk memahami kebutuhan belajar individu, merekomendasikan konten, dan mengembangkan modul pembelajaran, serta  menyesuaikan materi dan metode pengajaran sesuai dengan kebutuhan individu mahasiswa, serta memberi dukungan akademik secara real-time.  Contoh: sistem adaptive learning, seperti ALEKS dan Smart Sparrow.

Penilaian Otomatis (Automated Grading). Penggunaan sistem berbasis AI untuk menilai tugas-tugas esai dan ujian pilihan ganda secara cepat dan konsisten dapat mengurangi beban kerja dosen.

Pembelajaran Adaptif. AI memungkinkan pembelajaran adaptif, di mana konten pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan individu mahasiswa. Platform seperti Carnegie Learning – Amerika Serikat menggunakan AI untuk mempersonalisasi materi pembelajaran matematika, membantu mahasiswa belajar sesuai kecepatan mereka.

Pengajar Virtual. Pengajar virtual berbasis AI, seperti “Jill Watson” di Georgia Institute of Technology mampu menjawab pertanyaan mahasiswa secara real-time. Teknologi ini mengurangi beban pengajar dan meningkatkan keterlibatan mahasiswa.

Evaluasi dan Umpan Balik Otomatis. AI memungkinkan mengotomasi penilaian tugas dan ujian. Universitas di Finlandia menggunakan sistem AI untuk memberikan umpan balik mendalam pada esai mahasiswa, sehingga proses evaluasi menjadi lebih cepat dan konsisten.

Sistem Bimbingan Akademik (AI-Powered Advising). Menggunakan platform seperti IBM Watson dapat memberikan saran akademik berbasis data kepada mahasiswa tentang pilihan mata kuliah, jalur karier, dan studi lanjut.

Analisis Data Pendidikan. Menggunakan AI untuk menganalisis big data pendidikan guna mengidentifikasi tren, memprediksi kinerja mahasiswa, dan mendukung pengambilan keputusan strategis.

Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Dalam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat bisa diinisiasi Pengembangan Riset Berbasis AI. AI dimanfaatkan dalam analisis data besar (big data analytics), analisis data yang kompleks untuk mempercepat proses penelitian, serta mendorong inovasi di berbagai disiplin ilmu,  pemodelan prediksi di berbagai bidang ilmu, dan penemuan obat.

Penelitian Multidisiplin. AI membuka peluang penelitian multidisiplin yang menggabungkan teknologi dengan bidang lain, seperti kesehatan, lingkungan, dan ilmu sosial. Contoh, University College London menggunakan AI untuk menganalisis data genetik dalam penelitian kanker.

Pengabdian kepada Masyarakat. University of Cape Town – Afrika menggunakan AI untuk mengembangkan solusi berbasis data dalam mengatasi masalah air bersih. Sistem AI membantu mengelola sumber daya air secara efisien dan memberikan peringatan dini terhadap kekeringan.

Menjawab Disrupsi Pendidikan Tinggi ?

            Perguruan tinggi dunia tengah menghadapi gelombang disrupsi yang disebabkan oleh globalisasi, digitalisasi, dan perubahan kebutuhan pasar tenaga kerja. Dalam konteks ini, Artificial Intelligence (AI) muncul sebagai solusi strategis untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut. Implementasi AI di perguruan tinggi bukan hanya menjadi katalisator efisiensi, tetapi juga merevolusi cara pendidikan tinggi dikelola dan dikembangkan sebagaimana dalam tridharma di atas.

Disrupsi pendidikan tinggi ke depan melibatkan perubahan besar, termasuk tumbuhnya pembelajaran daring, meningkatnya kebutuhan akan pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning), dan tekanan untuk menghasilkan lulusan yang siap kerja. AI kiranya dapat membantu menjawab tantangan ini melalui: personalisasi pendidikan, efisiensi tata kelola, dan inovasi dalam pengajaran.

Melalui personalisasi pendidikan AI mampu menyesuaikan kurikulum berdasarkan kebutuhan individu mahasiswa, memastikan pembelajaran lebih relevan dan efektif. Contohnya adalah platform pembelajaran adaptif, seperti Coursera dan edX yang menggunakan algoritma AI untuk menyarankan materi yang sesuai.

Proses administratif yang sering memakan waktu, seperti pendaftaran mahasiswa dan evaluasi akademik, dapat diotomatisasi menggunakan chatbot atau sistem AI lainnya, memungkinkan fokus lebih pada pengembangan akademik. Ini sebagai  bentuk efisiensi tata kelola.

Teknologi AI memungkinkan pengajaran berbasis simulasi dan analitik, seperti penggunaan realitas virtual berbasis AI di kelas-kelas teknik dan kedokteran. Inilah bentuk inovasi dalam pengajaran:

AI mendukung penelitian multidisiplin yang mampu menyelesaikan masalah global, seperti perubahan iklim, kesehatan masyarakat, dan ketahanan pangan. Contohnya, Stanford University menggunakan AI dalam pengembangan algoritma kesehatan untuk mendiagnosa penyakit dengan akurasi tinggi. Selain itu, AI memfasilitasi kolaborasi global dengan analisis data yang cepat dan presisi. Inilah bentuk penelitian dan inovasi yang disruptif.

Kemampuan teknologi AI menciptakan model pendidikan yang lebih fleksibel, adaptif, dan berkelanjutan. Perguruan tinggi yang cepat beradaptasi dengan teknologi ini akan mampu mencetak lulusan yang relevan dengan pasar tenaga kerja global, sekaligus mempertahankan relevansinya di era disrupsi.  AI bukan lagi sekadar teknologi masa depan; ia telah menjadi kebutuhan saat ini agar perguruan tinggi tetap relevan dan kompetitif. Dengan adopsi AI yang strategis, perguruan tinggi dapat memanfaatkan disrupsi sebagai peluang untuk menciptakan model pendidikan yang inovatif dan inklusif. Itulah masa depan pendidikan tinggi. Namun demikian “The adoption of AI in higher education is a complex and multifaceted process that unfolds in distinct stages. By understanding and navigating these stages effectively, institutions can harness the transformative potential of AI to enhance teaching, learning, research, and administration.” (Firas Khairi Yhya Alhafidh, April 2024).