Komunitas Urban Farming
Komunitas Urban Farming bercocok tanam ditengah kota yang sudah padat penduduknya, dengan ruang terbatas, kesempatan terbatas, dan hampir semua persyaratan yang dibutuhkan untuk bercocok tanam serba terbatas, tapi ternyata dari kondisi yang serba terbatas itu pula muncul kreatifitas dari sekelompok orang yang pantang menyerah terhadap keadaan seperti itu. Dibawah pimpinan ketua RW 03 bapak Agus Bustomi, berbagai unsur di lingkungan masyarakat berembuk dan membulatkan tekadnya untuk memberdayakan seluruh potensi yang tersedia dengan berbuat sesuatu, yaitu bercocok tanah bagi para penggemar di dunia pertanian, atau berkesenian bagi yang senang dunia seni, dan masih banyak lagi yang dapat dikerjakan.
Kelompok masyarakat yang bertetangga dengan Universitas Widyatama ini semakin bersemangat ketika pemerintah kota Bandung melalui BPLK Kota Bandung mengulurkan tangan memberikan penyuluhan mengenai pengolahan sampah, dll. Sebagai bagian dari warga masyarakat Kelurahan Sukapada khususnya bagian dari warga RW 03, Universitas Widyatama juga berpartisipasi memberikan dukungan berupa pemanfaatan fasilitas yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan masyarakat RW 03 tersebut. Salah satu yang unik adalah bahwa kegiatan pada Urban Farming ini adalah dimana proyek percontohannya dilakukan dilantai atas kantor serbaguna RW 03, mulai dari pembibitan sampai dengan tanaman siap panennya.
Dalam proyek percontohan ini telah dicoba membuat pembibitan berbagai jenis sayuran antara lain kangkung, cabe, tomat, timun jepang, labu, bawang, dan sebagainya. Disamping itu sedang dilakukan percobaan juga untuk pengolahan sampah menjadi kompos. Gerakan masyarakat peduli lingkungan, mungkin gelar yang bisa disematkan pada kelompok masyarakat ini. Mereka berpandangan bahwa sampah adalah merupakan harta karun, karena dari sampahlah dapat dimanfaatkan menjadi sesuatu hal lain yang dapat digunakan sebagai penunjang kepentingan lingkungannya, sampah organik misalnya dapat diolah menjadi kompos penyubur tanaman yang bisa menghindari penggunaan pupuk kimia, atau sampah plastik, botol, besi, dan sebagainya yang dapat dimanfaatkan menjadi barang lainnya, sehingga kalau sampah yang dihasilkan dari rumah tangga maupun perkantoran disekitarnya harus dibuang ke TPA (tempat penampungan akhir), maka volumenya akan sangat berkurang.
Kompos yang dihasilkan dari pengolahan ini akan dapat dimanfaatkan oleh warga yang menjadi peserta atau anggota urban farming sebagai pupuk tanaman yang sedang diupayakannya, atau dapat dijual menjadi pendapatan tambahan untuk kepentingan kelompok. Aktifitas kelompok urban farming sedang berupaya mengembangkan perluasan lahan tanamnya, yaitu memanfaatkan lahan-lahan tetangga yang masih dapat dimanfaatkan untuk kepentingan bersama. Jalinan kerjasama sedang dirintis antara pemilik lahan dengan masyarakat penggarapnya. Melalui kegiatan yang saling menguntungkan ini diharapkan akan terwujud lingkungan yang asri, karena banyak tumbuh pepohonan yang variatif, yaitu tanaman jenis sayur – mayur, buah – buahan, dan tanaman peneduh lainnya. Selain itu sebagian warga RW 03 yang menjadi anggota Urban Farming ini telah mencoba melakukannya di halaman rumah masing-masing. Secara tidak sadar mereka sedang membangun ketahanan pangan skala kecil dirumah tangganya.
Dalam pengertian mereka sudah tidak lagi terpengaruh dengan harga cabe, tomat atau bawang yang tiba-tiba membumbung tinggi, karena hal ini sudah tersedia dihalaman rumahnya masing-masing. Kerjasama dan sinergi yang telah berjalan antara Universitas Widyatama dengan warga sekitarnya (RW 03 khususnya), yaitu penyediaan kereta sampah, penyediaan tempat penampungan sementara sampah warga, pembuatan tong sampah, dan menyiarkan kegiatan peringatan HUT RI ke 68 di lingkungan RW 03 yang lalu melalui siaran utamatv komunitas. Serta untuk masa depan direncanakan hasil pelatihan seni tari bagi putra-putri RW 03 yang dilaksanakan di gedung serbaguna RW 03 bekerjasama dengan RRI Bandung itu juga akan disiarkan oleh UtamaTv komunitas chanel 32 UHF.
Potensi masyarakat dilingkungan kampus Universitas Widyatama itu diharapkan menjadi bagian dari upaya secara terus menerus dalam meningkatkan peran serta secara aktif dalam membangun Bangsa dan Negara Indonesia melalui pendidikan. Beban yang datang akan terasa ringan apabila dihadapi secara bersama-sama, demikian pula halnya berbagai permasalahan kehidupan bermasyarakat perkotaan, akan dapat diselesaikan dengan secara bersama-sama pula. (e.b. misnan)