Mengingatkan Kembali Kewirausahaan Kita !!!

0
1,372 views
Mengingatkan Kembali Kewirausahaan Kita (4)

Mau usaha? Tidak perlu takut dan banyak pertimbangan. Begitulah? Presiden Joko Widodo saat berbagi cerita pengalamannya berwirausaha dalam acara Penghargaan Wirausaha mandiri, Gerakan Kewirausahaan Nasional 2015 di Jakarta Convention Center. Menjadi wirausaha harus berani berpikir out of the box dan berani keluar dari zona nyaman. jelas Jokowi saat itu.

Mengapa kewirausahaan ? Potensi kekayaan alam nusantara (Indonesia) sejak dahulu mengundang kedatangan bangsa-bangsa lain. Kedatangan bangsa-bangsa lain yang ekploratif tersebut akhirnya menguasai nusantara (Indonesia). 385 tahun nusantara tenggelam dalam periode penjajahan yang akhirnya membangkitkan semangat kebangsaan, persatuan dan lahirlah bangsa Indonesia. Kini, 73 tahun Indonesia sebagai bangsa telah memerdekakan diri dari penjajahan fisik Portugis, Inggris, Belanda maupun Jepang. Dalam usia tersebut Indonesia telah melewati dua generasi, dan memasuki generasi ketiga dalam mengisi kemerdekaan. Tetapi cita-cita menghantarkan bangsa ini bagi kesejahteraan seluruh warga bangsanya masih jauh.

Padahal tidak ada negara sekaya dan selengkap sumber daya alam Indonesia. Kekayaan sumber daya alam berupa bahan tambang, mega biodiversity (peringkat 17 dari 139 negara), forest diversity – sebagai hutan tropis terbesar setelah Brazil. Negeri kepulauan yang terbentang di sepanjang garis khatulistiwa, dengan luas daratan 1,9 juta km2, beserta kekayaan alamnya, dan 3,1 juta km2 luas perairan beserta kekayaan lautnya. Secara budaya memiliki lebih dari 300 ragam suku dan 742 bahasa dan dialek, memiliki 8 World Heritage Cultural Sites.

Sebagai negara kepulauan terbesar dan terluas, Indonesia juga memiliki populasi penduduk terbesar ke empat di dunia, yang merupakan potensi sekaligus pasar. Terlebih Indonesia pada tahun 2030 memiliki anugerah demografis – dimana penduduk usia muda berjumlah relatif besar – yang berpotensi sebagai generasi-generasi pembelajar, generasi pembangun yang kreatif, inovatif dan berdaya tahan. Namun, hingga saat ini Indonesia baru memiliki 57 juta tenaga kerja terampil. Padahal untuk menjadi negara berekonomi kuat tahun 2030, Indonesia membutuhkan 3,8 juta tenaga ahli per tahun (Bisnis Indonesia, 9 November 2018).Mengingatkan Kembali Kewirausahaan Kita

Data statistik terakhir mengatakan bahwa pertumbuhan perekonomian kita meningkat, sebaran kemiskinan dan pengangguran terbuka semakin menurun. Tetapi capaian tersebut dibandingkan dengan populasi penduduk yang 252 juta justru belum menunjukkan sebaran cukup yang dirasakan kebanyakan warga bangsa. Pengangguran kini tersebar di pedesaan, karen apotensi desan tidak terkembangkan. Sejauhmana potensi penduduk dan kekayaan tersebut dikelola dengan baik oleh warga bangsa, negara dan pemerintah bagi kepentingan bersama.

Indonesia salah satu sumber utama dunia dalam hasil bumi dan laut. Komoditas pertanian, perkebunan, laut, dan pantai Indonesia, bahkan? sekarang Indonesia dianggap sebagai potensi pasar sudah jadi pembicaraan para pebisnis dunia. Hampir semua produk negara-negara industri masuk Indonesia.

Ironi yang berlangsung sejak zaman penjajahan, bahwa Indonesia dikenal penghasil kopi terbaik di dunia. Kopi yang dihasilkan Jawa Barat, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Toraja diakui kualitasnya. Tetapi Amerika Serikat melalui Starbucks merupakan perusahaan di bidang kopi terbesar di dunia yang memiliki cabang di berbagai negara termasuk Indonesia.

Ironi lain, industri kedirgantaraan dan kelautan sulit berkembang di negeri kepulauan ini, padahal industri tersebut dibutuhkan untuk memperkuat sarana transportasi dan logistik bagi pertumbuhan perekonomian. Industri kedirgantaraan yang dibangun serta dipelopori anak-anak bangsa bahkan sempat membawa nama bangsa di seluruh dunia di era tahun sembilan puluhan, terkerdilkan sejalan dengan krisis ekonomi tahun 1997. Padahal sebagai negara kepulauan percepatan perekonomian perlu didukung sistim transportasi dan logistik nasional melalui moda transportasi yang tepat.

Jepang, China, Korea Selatan, dan India semakin mengibarkan produk-produk negerinya di pasar global termasuk pasar Indonesia, yang sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi negara mereka. Bisnis korporasi multinasional terus menggurita di tanah air mengeksplorasi potensi domestik, sementara pengusaha, wirausaha, dan korporasi nasional belum juga memiliki satu pun produk industri bermerek global yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat global. Itulah, fakta bahwa potensi sumber daya alam, maupun sumber daya manusia belum sepenuhnya dikembangkan dengan baik.

Kemajuan ekonomi akan dapat dicapai jika ada spirit kewirausahaan yang kuat dari warga bangsa yang didukung penuh oleh pemerintah. Karena itu wirausaha merupakan pilihan keharusan ke depan. Dengan berwirausaha tidak saja memungkinkan melakukan sesuatu sesuai keinginan melalui upaya membuka diri, meningkatkan semangat juang dan motivasi, mengoptimalkan seluruh potensi, minat dan kemampuan yang ada pada diri sendiri; juga membuka peluang bagi kesejahteraan banyak orang.

Negara lain memiliki wirausaha yang relatif banyak ketimbang Indonesia. BPS menyebutkan dengan penduduk 252 juta orang, Indonesia memiliki jumlah wirausaha non pertanian mencapai 7,8 juta orang atau 3,1 persen. Rasio wirausaha sebesar 3,1 persen itu masih lebih rendah dibandingkan dengan negara: Malaysia 5 persen, China 10 persen, Singapura 7 persen, Jepang 11 persen maupun AS yang 12 persen dengan jumlah penduduknya jelas lebih sedikit. Memang, rasio wirausaha Indonesia ada kenaikan dibanding sebelumnya, namun kita sangat membutuhkan peningkatan jumlah wirausaha.

Kebijakan

Menumbuhkan kewirausahaan, dan wirausaha tak lepas dari peran masyarakat bersama pemerintah yang terus mendorong, juga swasta dan kalangan kampus, khususnya mahasiswa dan alumni. Koordinasi kebijakan pemerintah dalam Pengembangan Kewirausahaan dilandasi pada Instruksi Presiden 3/2006, 6/2007 dan 5/2008. Bahwa koordinasi kebijakan pengembangan kewirausahaan dilandasi antara lain : a) kebijakan perekonomian dan kewirausahaan yang mengacu pada RPJP 2005 – 2025 yang dijabarkan dalam RPJM 1 (2005 – 2009) sampai dengan RPJM 4 (2020 – 2024); b) Koordinasi Program Kewirausahaan; serta c) Pengembangan Kewirausahaan.

RPJM 2 (2010 – 2014) menetapkan titik berat pembangunan pada : meningkatkan kualitas sumber daya manusia, membangun kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memperkuat daya saing perekonomian yang merupakan landasan bagi upaya pengembangan kewirausahaan. Sedangkan RPJM 3 (2015 – 2019) menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian berbasis sumber daya alam/SDA yang tersedia, sumber daya manusia/SDM yang berkualitas, serta kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan RPJM 4 (2020 – 2024) menekankan pada upaya pembangunan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif.

Koordinasi Program Kewirausahaan dilandasi Instruksi Presiden nomor 3/2006, nomor 6/2007, serta nomor 5/2008; Upaya pemberian Penghargaan, Standarisasi, Label dan Branding; Inkubator Bisnis; Pengembangan produk unggulan daerah; One Village One Product (OVOP); Industri Kreatif dan Pengembangan Model Model Kewirausahaan. Model Model Kewirausahaan mencakup : model Diklat Terapan, model Merit System, model Kemitraan, model Pengembangan Potensi yang masingmasing didukung : penguatan peran PI-UMKM, program pembiayaan, promosi quick wins, serta program kerjasama internasional.

Program dan Aktivitas

Program kewirausahaan yang akhir-akhir ini banyak diselenggarakan berbagai lembaga atau institusi berguna mendukung pengembangan usaha dan industri sejalan dengan program pemerintah di atas, yakni Kementerian Koperasi dan UMKM, Kementerian BUMN, dan lain-lain.

Kementerian Koperasi dan UMKM (Kemenkop UKM) menurut Deputi Bidang Pembiayaan, Kementerian Koperasi dan UMKM (Kemenkop UKM), Yuana Sutyowati 5 Februari lalu memiliki program prioritas pembiayaan tahun anggaran 2018-2019 adalah permodalan usaha bagi wirausaha pemula (startup capital). Target tahun ini, pendanaan diberikan pada 1.831 pengusaha pemula dengan nilai Rp 26,1 miliar. Tahun 2019 ditargetkan meningkat menjadi 16.292 wirausaha pemula, dengan nilai Rp 325,84 miliar.

Program prioritas lain adalah peningkatan akses permodalan 15.000 usaha mikro melalui KUR dengan target anggaran sebesar Rp 8,005 miliar dan program bantuan sertifikasi Hak Atas Tanah Bagi usaha mikro yang diusulkan Rp 5,36 miliar dengan melibatkan sebanyak 10.000 UMK. Melalui kerja sama Program Pembiayaan Usaha Mikro (UMi) dengan Pusat Investasi Pemerintah yang memberikan fasilitas pembiayaan mudah dan murah bagi usaha mikro dapat menambah jumlah wirausahawan baru. Di samping itu, koperasi dapat berperan aktif sebagai penyalur program UMi dengan memenuhi beberapa kriteria, yakni sehat, mendapat persetujuan dalam Rapat Anggota, telah melaksanakan RAT 3 tahun berturut-turut, SDM pengelola tersertifikasi, memiliki Ijin Usaha Simpan Pinjam, laporan keuangan yang teraudit 3 tahun terakhir, memiliki NPWP dan rekening bank atas nama koperasi.(Kontan.co.id)

Semisal, IPB pada tahun 2017 lalu, menghasilkan sekitar 5 % lulusannya menjadi wirausaha. Bahkan IPB sudah memiliki Direktorat Pengembangan Karir dan Wirausaha sebagai sarana belajar wirausaha mahasiswa. HIPMI/Himpunan Pengusaha Muda Indonesia menebarkan nilai-nilai kewirausahaan, baik kepada siswa/i sekolah, mahasiswa, bahkan santri di pondok pesantren. Program yang diluncurkan HIPMI goes to school, HIPMI goes to campus dan ada lagi HIPMI goes to pesantren.

Juga think Indonesia mengajak para mahasiswa sebagai pengusaha muda Indonesia. Tahun 2018, think Indonesia mengajak Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya membahas pentingnya keberadaan program pendampingan kewirausahaan terhadap keberhasilan pertumbuhan wirausaha muda Indonesia melalui Focus Group Discussion (FGD). Upaya-upaya ini diyakini bisa menghantar lulusan perguruan tinggi memiliki keinginan menjadi wirausaha. Sejak tahun 2000, banyak bermunculan wirausaha muda dari berbagai sektor usaha. Think Indonesia menargetkan tidak terlalu besar, paling tidak setiap universitas membentuk 10 pengusaha dengan omset Rp 300 juta per bulan. Tahap awal yang diupayakan mereka menguatkan mindset dan daya juang mahasiswa.

Kementerian BUMN memiliki beberapa program untuk mendorong pengembangan ekonomi masyarakat, seperti Rumah Kreatif BUMN dan Balai Ekonomi Desa. Menteri BUMN, Rini Sumarno mengungkapkan, kehadiran para pebisnis muda akan semakin memperkuat kewirausahaan nasional. Bank Mandiri berpartisipasi dalam melahirkan pengusaha muda yang potensial melalui ajang Wirausaha Muda Mandiri/WMW. Penciptaan pengusaha baru itu dilakukan melalui sinergi yang kuat dengan lebih dari 300 Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia. Melalui program ini, diharapkan melahirkan lebih banyak wirausahawan-wirausahawan baru yang nantinya dapat menopang dan mendorong ekonomi Indonesia menuju ke arah yang jauh lebih baik. WMM menjadi salah satu upaya Kementerian BUMN untuk selalu hadir di tengah masyarakat dan membangun negeri,” tegas Rini.

Pada 2018, Bank Mandiri kembali melahirkan 28 pelaku usaha muda potensial, tangguh, dan profesional melalui kegiatan Kompetisi Wirausaha Muda Mandiri/WMM 2018. Salah satunya, pebisnis termuda berusia 18 tahun, yakni Christopher Farrel Millenio Kusuma. Anak muda kelahiran Yogyakarta ini berhasil menjadi juara pertama di bidang usaha teknologi digital dengan nama usahanya ‘Kecilin’ dalam website kecilin.id. dengan nama perusahaannya PT. Millenio Amerta Data.

Selain menjaring 28 pemenang, WMM 2018 juga menghimpun lebih dari 800 calon pebisnis yang tercatat mengikuti proses penyisihan lewat 34 perguruan tinggi di Indonesia, dan 10 komunitas maupun inkubasi bisnis. Peserta kompetisi dibagi ke dalam kategori non-mahasiswa dan mahasiswa. Kategori yang dilombakan antara lain :

Wirausaha industri, perdagangan dan jasa boga, kreatif, sosial dan teknologi. Penghargaan pemenang telah diserahkan langsung di Gedung Samantha Krida Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Sabtu (15/9/2018).

Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, pelaksanaan program WMM diharapkan mampu memberikan inspirasi generasi muda untuk menjadi generasi yang dapat menciptakan lapangan kerja yang peduli dan mau berkontribusi dalam pembangunan. WMM sejak pertama kali digelar pada 2007, telah menumbuhkan lebih dari 36.000 wirausaha muda dari 656 perguruan tinggi di seluruh Indonesia yang tercatat menjadi bagian dari komunitas ini, baik sebagai juara, finalis, maupun peserta. (CNN Indonesia,20/09/2018).

Mengapa Kewirausahaan

Realitas menunjukkan banyak negara mengandalkan kewirausahaan untuk dapat memacu perekonomiannya berkembang maju. Pertemuan APEC tahun 2004 di Santiago – Chile, para anggota APEC sepakat akan pentingnya pengembangan kewirausahaan yang tertuang dalam Santiago Agenda on Entrepreneurship. Ada empat butir yang dijadikan agenda dalam pengembangan kewirausahaan, yaitu : (a) kebijakan promosi kewirausahaan di APEC, (b) tujuan dari aktivitas promosi kewirausahaan APEC, (c) kriteria untuk intervensi, dan (d) strategi dan lingkup intervensi.Pengembangan kewirausahaan di kawasan APEC dipandang sangat penting karena basis bisnis dan kemampuan wirausaha suatu ekonomi merupakan faktor-faktor produksi yang pertama. Jumlah dan kualitas orang dengan kemampuan wirausaha merupakan kunci untuk memaksimalkan efisiensi penggunaan faktor-faktor pengembangan daya saing ekonomi (I Wayan Dipta, 2004).

Indonesia semakin berpacu dengan bangsa lain yang sudah lebih dulu maju. Apalagi korporasi baru dunia yang terus bermunculan dan dikendalikan generasi muda dengan visi bisnis yang kuat, jiwa kewirausahaan yang tangguh. Pemimpin bisnis berusia muda terus bermunculan membawa perekonomian mengalami percepatan lebih pesat. Melalui kekuatan modal, teknologi, dan sumber daya manusia yang dimilikinya korporasi multinasional terus menggunakan segala kekuatan untuk melakukan ekspansi dan pengisapan kekayaan di negara-negara tertinggal atau berkembang tempat mereka beroperasi.

Kekuatan bangsa Indonesia mestinya terletak pada sumber daya manusia yang tercerahkan. Sekitar 252 juta penduduk sesungguhnya aset utama untuk maju. Jangan berpikir potensi ini menjadi beban. Indonesia harus menumbuhkan jiwa kewirausahaan generasi muda, karena negara tidak akan maju tanpa kehadiran dan kontribusi kalangan wirausaha. Wirausaha merupakan kunci bagi Indonesia dalam memajukan perekonomian dan kesejahteraan. Wirausaha adalah salah satu motor penggerak perekonomian. Karena wirausaha memiliki sifat ingin meningkatkan nilai tambah bagi setiap apapun yang dia sentuh, dia lihat; serta sekaligus wirausaha tidak ingin menjadi beban.

Mengingatkan Kembali Kewirausahaan Kita (2) Mengingatkan Kembali Kewirausahaan Kita (3) Mengingatkan Kembali Kewirausahaan Kita (4)

Wirausaha menjadi penting karena tidak ada satu bangsa di dunia yang mampu menjadi negara besar tanpa ditopang oleh pemuda dan masyarakat yang berwirausaha. Indonesia membuktikan pada krisis 2008 lalu, berhasil selamat dari krisis akibat banyaknya usaha mikro kecil dan menengah/UMKM (wirausaha) yang masih bertahan.

Upaya penciptaan wirausaha diperlukan bukan sekedar bagi pertumbuhan ekonomi, lebih dari itu untuk menyelesaikan masalah kemiskinan sekaligus pengangguran. Melalui wirausaha, sekaligus bekerja dan mengatasi kemiskinan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, wirausaha di Indonesia saat ini masih didominasi oleh pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) seperti petani, nelayan, pedagangan asongan, dan industri rumahan. Pelaku usaha ini sebagian besar tidak terdaftar dan tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak. Karena itu, penciptaan wirausaha harus diprioritaskan pada wirausaha profesional yang patuh terhadap kewajiban membayar pajak.

Kebijakan Pemerintah mendorong pengembangan kewirausahaan, salah satunya Indonesia dihadapkan pada realitas sosial ekonomi yang relative berat. Selain itu, jumlah dan kualitas sumber daya manusia dengan kemampuan wirausaha merupakan kunci untuk memaksimalkan efisiensi penggunaan faktor-faktor pengembangan daya saing ekonomi. Sumber daya alam yang kaya membutuhkan sumber daya manusia yang tercerahkan.

Apa Kewirausahaan ?

Era global sekarang ini merupakan era kewirausahaan. Para wirausahawan mengendalikan revolusi yang mentransformasi dan memperbaharui perekonomian dunia. Ekonomi baru telah ditandai budaya kewirausahaan yang diaplikasi ke dalam aktivitas primer maupun pendukung. Siapa yang tidak kenal wirausahawan global yang mengubah dunia seperti : Steve Jobs yang mengembangkan Apple, Howard Schultz dengan Starbuks, Jeff Bezos dengan Amazon, Herb Kelleher dengan Southwest Airlines, Reid Hoffman dengan Linkedin, Bill Gates dengan Microsoft, Sir Richard Branson dengan Virgin Group, Oprah Winfrey dengan Harpo Inc., Ted Turner dengan Turner Broadcasting, Fred Smith dengan Federal Express Corp., Muhammad Yunus dengan Grameen Bank, Ratan Tata dengan Tata Group, Larry Page and Sergey Brin dengan Google, Mark Zuckerberg dengan Facebook.

Kini Indonesia muncul wirausaha muda, diantaranya Anwar Makarim dengan Go-Jek yang beroperasi pada tahun 2011, Tokopedia yang dicetuskan oleh William Tanuwijaya di tahun 2009 merupakan salah satu e-Commerce terbesar di Indonesia, Bukalapak, dll. Indonesia semakin berpacu dengan bangsa lain yang sudah lebih dulu maju. Korporasi baru dunia yang terus bermunculan dikendalikan generasi muda dengan visi bisnis yang kuat, jiwa kewirausahaan yang tangguh. Pemimpin bisnis berusia muda terus bermunculan membawa perekonomian melaju lebih pesat. Dengan kekuatan modal, teknologi, dan sumber daya manusia yang dimilikinya korporasi multinasional akan terus menggunakan segala kekuatan untuk melakukan ekspansi dan pengisapan kekayaan di negara-negara tertinggal atau berkembang tempat mereka beroperasi.

Kebangkitan wirausaha muda Indonesia semakin dituntut, tidak lain kecuali membangun semangat kewirausahaan di kalangan warga bangsa Indonesia seagresif mungkin sehingga lahir semakin banyak pelaku usaha, dan bertumbuhnya korporasi-korporasi nasional baru yang sehat dan tangguh. Lembaga pendidikan semestinya berperan lebih banyak lagi untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan dan membentuk orang-orang yang tahan banting dengan segala kesukaran yang dihadapi untuk membangun kemandirian.

Indonesia telah menjadi pasar yang besar bagi produk bangsa dan korporasi asing. Kekayaan berupa potensi sumber daya alam lebih banyak dinikmati bangsa lain, sementara bangsa Indonesia cukup puas mengonsumsi karya bangsa lain. Dan semua itu semakin nyata di tengah arus kapitalisme global yang mengutamakan keunggulan modal, teknologi, dan inovasi manusianya, yang kini menjadi kelemahan bangsa ini.

Jadi, apa sesungguhnya kewirausahaan ? Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. dalam konsep kewirausahaan menguraikan sebagai berikut. Kewirausahaan/Entrepreneurship merupakan esensi dari usaha bebas simetrik dan a-simetrik, karena penciptaan dan kelahiran bisnis baru dalam industri yang telah ada dan industri baru yang memberi vitalitas bagi ekonomi pasar.

Dikatakannya, secara harfiah penggalan kata usaha dalam istilah kewirausahaan lebih berkonotasi effort atau upaya, bukan sekedar konotasi bisnis belaka. Karena itu, jiwa dan semangat kewirausahaan tidak hanya harus dimiliki oleh para pengusaha (business-man), melainkan sangat perlu dimiliki oleh profesi dan peran apa saja dalam berbagai fungsi yang berbeda. Apakah profesi guru/dosen, murid/mahasiswa, dokter, tentara, polisi, dan sebagainya. Karena itu kewirausahaan bukanlah mitos, atau bakat dari lahir atau milik etnis/suku tertentu, melainkan sesuatu yang realistic yang dapat dipelajari melalui proses pembelajaran, pelatihan, simulasi, dan magang secara intent.

Seorang wirausahawan (entrepreneur) adalah seseorang yang memiliki visi dan intuisi yang realistik sekaligus seorang implementator yang handal dalam penguasaan detail-detail yang diperlukan untuk mewujudkan visi pribadi maupun organisasinya. Jiwa entrepreneur tidak identik dengan bisnis komersial. Namun, mengapa seorang entrepreneur dapat lebih tangguh dari yang lain? Kuncinya adalah pada etos kerja, yaitu keyakinan yang kuat dan mendalam mengenai nilai penting dari bekerja yang ditekuninya. Seseorang dengan keyakinan bahwa usahanya bermakna penuh bagi hidupnya akan berjuang lebih keras untuk berhasil.

Seorang entrepreneur akan mengarahkan usahanya untuk mencapai potensi keuntungan dan dengan demikian mereka mengetahui apa yang mungkin atau tidak mungkin mereka lakukan. Artinya seorang entrepreneur itu harus selalu mengetahui pengetahuan (atau informasi) baru – dimana orang banyak belum mengetahuinya. Kemudian pengetahuan atau informasi baru tersebut dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan. Bukankah dengan inovasi juga kita bisa mendapatkan pengetahuan, informasi, bahkan teknologi baru?

Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan inovatif. Selain itu, seorang wirausahawan menjalankan peranan manajerial dalam kegiatannya, bukan manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan. Seorang individu mungkin menunjukkan fungsi kewirausahaan ketika membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan? fungsi? manajerial? tanpa? menjalankan? fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan bisa bersifat kondisional.

Wirausahawan adalah seorang katalisator. Mereka adalah orangorang yang melakukan tindakan sehingga suatu gagasan bisa terwujud menjadi suatu kenyataan. Mereka menggunakan kreativitasnya untuk senantiasa melakukan pengembangan berkesinambungan. Wirausahawan adalah seorang yang mengorganisasikan dan mengarahkan usaha dan pengembangan baru, memperluas dan memberdayakan suatu organisasi, untuk memproduksi produk baru atau menawarkan jasa baru kepada pelanggan baru dalam suatu pasar yang baru (Rye, 1996:3-4)

Karakteristik yang dimiliki seorang wirausaha memenuhi syarat-syarat keunggulan bersaing bagi suatu perusahaan/organisasi, seperti : inovatif, kreatif, adaptif, dinamik, kemampuan berintegrasi, kemampuan mengambil risiko atas keputusan yang dibuat, integritas, daya-juang, dan kode etik niscaya mewujudkan efektivitas perusahaan/organisasi.

Dengan demikian, seorang wirausahawan mengetahui berbagai fungsi yang terkait dalam mengelola suatu perusahaan/organisasi, seperti fungsi manajemen, keuangan, pemasaran, produksi, operasi, sumberdaya manusia, organisasi dan kelembagaan. Wirausahawan adalah seorang yang berorientasi prestasi dan meyakini bahwa mereka menguasai kemampuan sendiri. (lili irahali, dari berbagai sumber)