Dari hasil simulasi didapat kesimpulan bahwa secara industri perbankan mampu menghadapi penarikan DPK sampai dengan 19,59%. Terdapat 6 bank yang tidak mampu mengatasi penarikan DPK hingga 5% dan bila penarikan berlangsung terus sampai 30% akan ada 103 bank dari 120 bank yang tidak mampu mengatasi penurunan DPK. Akibatnya akan mempengaruhi pasar uang antar bank disebabkan adanya saling keterkaitan antar bank. Analisa sistemik perbankan dilakukan untuk mengetahui indikasi potensi dampak sistemik kegagalan suatu bank terhadap bank lainnya melalui eksposur penempatan antar bank. Berdasarkan hasil stress test dengan asumsi ekstrim yang dilakukan pada posisi Juni 2013, terlihat apabila tujuh bank pemicu (bank peminjam) mengalami default sehingga tidak?dapat membayar kewajiban antarbank, maka akan terdapat dua puluh bank yang permodalannya berpotensi tertekan (single failure impact). Dampak selanjutnya (multiple failure) menyebabkan permodalan tiga bank lainnya ikut tertekan (second round impact). (Bank Indonesia, Kajian Stabilitas Keuangan)
Apabila terjadi tekanan pada permodalan bank, akan menyebabkan kinerja bank akan menurun, hal ini berdampak pada bank runs. Untuk itulah pentingnya peranan LPS dalam menjamin simpanan deposan dalam rangka meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional, menurunkan bank runs, dan membantu menciptakan stabilitas dalam sistem perbankan nasional. Namun ada yang perlu diwaspadai melihat kondisi LPS dalam menjamin simpanan Bank Umum. Berdasarkan laporan tahunan LPS 2012, rata-rata Simpanan Bank sebesar Rp. 3,008,16 Triliun sedangkan Aset Lembaga Penjamin Simpanan hanya sebesar Rp. 34,87 Triliun dengan Investasi dalam surat berharga sebesar 26,97 Triliun yang memerlukan waktu untuk segera dicairkan.
Terlihat bertapa rentannya stabilitas sistem keuangan kita terlebih bila terjadi bank runs dan bank runs contagion yang akan berakibat pada krisis perbankan seperti yang terjadi pada tahun 1998 dan 2008.
PENUTUP
Berdasarkan uraian di atas, perlu diwaspadai dan dipersiapkan guna mengantisipasi krisis perbankan yang akan terjadi, dimana tekanan yang terjadi pada pasar keuangan akan mempengaruhi likuiditas perbankan, yang pada akhirnya akan menyebabkan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan berkurang sehingga terjadi bank runs dan bank runs contagion. Efeknya pada perbankan adalah menurunnya Dana Pihak Ketiga perbankan dan berdasarkan hasil simulasi stress test pada tabel 1, akan ada beberapa bank yang tidak mampu mengatasi penarikan dana nasabahnya, yang akan berakibat pada Pasar Uang Antar Bank karena adanya saling keterkaitan pinjaman antar bank. Keterkaitan antar bank pada Pasar Uang Antar Bank, berdasarkan tabel 2 akan menjadi pemicu gagal bayar bank peminjam pada pinjaman antar bank, yang akan berdampak dua puluh bank yang permodalannya berpotensi tertekan (single failure impact). Dampak selanjutnya (multiple failure) menyebabkan permodalan tiga bank lainnya ikut tertekan (second round impact). (Bank Indonesia, Kajian Stabilitas Keuangan). Apabila terjadi bank runs dan bank runs contagion, cadangan klaim yang disiapkan maupun aset LPS yang ada, tidak mencukupi untuk menjamin simpanan masyarakat yang ada di perbankan, oleh karena itu perlu kehati-hatian dalam menjaga stabilitas sistem keuangan sehingga diharapkan dapat bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga alokasi sumber pendanaan/ pembiayaan dapat bekontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional
Dra Alfiana
MM Dosen Lektor Kepala di STIE INABA, pengalaman kerja di Daiwa Perdania Bank
atau sekarang Resona Perdania Bank. Kuliah S3 di Unpad.