Mendulang
Perguruan Tinggi Swasta
Berkualitas
Acep Edison
Obsesi sangat sederhana setiap orang tua wisudawan perguruan tinggi adalah putranya segera dengan cepat mendapatkan pekerjaan. Pertanyaannya apakah obsesi dapat terwujud dengan segera atau menambah daftar pengangguran intelektual yang semakin panjang. Obsesi orang tua dan calon mahasiswa sebagian terpicu dan terbentuk saat reklame-reklame di sepanjang pinggir-pinggir jalan, iklan di mass media serta berbagai janji dan sloganslogan yang sangat menarik saat penerimaan mahasiswa baru pada Perguruan Tinggi Swasta (PTS).
Daftar pertanyaan semakin panjang mengapa calon mahasiswa memilih PTS. Berda-sarkan penelitian Suwondo (2012), calon mahasiswa terpaksa studi di PTS karena tidak diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan secara umum menyatakan calon mahasiswa yang memilih studi di PTN disebabkan faktor biaya studi yang dinilai relatif murah, tetapi memiliki kualitas pendidikan yang terjamin bagus, lulusan banyak yang sukses dan di kenal, serta banyak dicari dalam berbagai lapangan kerja.
Penelitian Alexander Joseph Ibnu Wibowo dan Florentinus Nugro Hardianto (2012) mengungkapkan bahwa : kualitas pelayanan merupakan aspek yang banyak memperoleh perhatian siswa, secara rinci meliputi kualitas dosen, fasilitas fisik, mata kuliah (kurikulum), dan lingkungan kampus. Para mahasiswa yang menentukan studi pada perguruan tinggi swasta yang dipilihnya didasarkan pada ekspektasi yakni:
1). Perguruan Tinggi Populer dan dikenal oleh masyarakat luas.
2). Gedung dan suasana kampus memenuhi estetika, menarik dan memberikan kesan citra rasa.
3). Biaya pendidikan sesuai dengan kemam- puan dan relatif murah dibandingkan dengan PTS yang lain.
4). Lulus cepat dan lulusan mudah bekerja.
5). Pelayan akademik cepat, ramah dan menyenangkan.
6). Metode perkuliahan sangat menarik dan istimewa dan dibina oleh dosen – dosen yang memiliki kompentesi dan pengala- man yang luas (hasil observasi, 2013).
Kualitas
Ekspektasi mahasiswa studi pada perguruan tinggi swasta yang dipilihnya dianalogikan dengan hubungan kesesuaian karakteristik suatu produk sebagaimana konsep kualitas Gaspersz (2003) yakni menyangkut : performasi (performance), Keandalan (rea-bility), Mudah dalam penggunaan (ease for use), Estetika (esthetic), Tepat waktu, memenuhi standard (spesifikasi, ukuran dan dimensi), memenuhi kebutuhan pemakai dan didasarkan pendekatan Rao Ashok (2001) salah satu gurus kualitas mengemukakan bahwa kualitas berdasarkan Transcendent Approach, Product-Based Approach, User-Based Approach, Value-Based Approach merupakan kunci yang dapat digunakan pada perguruan tinggi swasta.
Pada hakekatnya pencapaian kualitas didasarkan pada partisipasi aktif pimpinanpimpinan puncak perguruan tinggi swasta dalam proses peningkatan kualitas secara terus- menerus merupakan konsekwensi yang mutlak dilakukan dan jika tanggungjawab pencapaian kualitas didelegasikan kepada departemen, biro, fakultas maka pemimpin-pemimpin harus terlibat secara transformasional total dan aktif untuk melakukan pelayanan yang berkualitas serta mampu memotivasi para bawahannya untuk berusaha dan menaruh perhatian terhadap kualitas. Sistem kualitas ditandai adanya aktivitas yang berorientasi pada tindakan pencegahan kegagalan dan upaya menditeksi potensi kerusakan serta berfokus pada upaya perbaikan yang dilakukan secara terus? menerus merupakan roh dalam pencapaian kualitas.
Perguruan tinggi yang dikenal berkualitas menurut padangan masyarakat ditandai cepatnya lulusan bekerja atau pengguna (user) melakukan recruitment hanya lulusan dari perguruan tinggi yang dipandangnya berkualitas. Pencapaian perguruan tinggi yang berkualitas ditandai adanya empat faktor utama yakni ; kepemimpinan kualitas, dosen berkualitas, fasilitas fisik, kurikulum.
-Faktor pertama, adanya kepemimpinan yang mampu mengkomunikasikan tujuan yang ingin dicapai melalui pernyataan dan tindakan serta bertanggungjawab dalam meningkatkan kinerja manusia dan alat-alat untuk menghasilkan peningkatan out put dan produktivitas serta aktif dalam proses peningkatan kualitas secara terus-menerus. Pemimpin berkemampuan mentransformasikan organisasi dengan baik menuju sasaran kualitas yang telah ditetapkan, memiliki visi yang kuat, memiliki peta tindakan, memiliki kerangka untuk pencapaian visi, memiliki kepercayaan diri, berani mengambil resiko, memiliki gaya pribadi inspirasional, memiliki kemampuan merangsang usaha? usaha individual dalam berkarya dan memiliki kemampuan mengidentifikasikan manfaat? manfaat.
-Faktor kedua, dosen yang berkualitas/ bermutu memiliki kemampuan mengolah potensi mahasiswa baik intelektual maupun ketrampilan, cara mengajar dosen mudah dimengerti (baik), memiliki pengalaman yang?memadai, aktif memberi jalan agar mahasiswa bisa meraih cita-citanya, penguasaan atas materi yang diajarkan, sistimatika mengajar yang baik, berkemampuan untuk menciptakan interaksi dalam perkuliahan, mampu melakukan penelitian ilmiah.