Pendampingan atau Monitoring Bisnis

0
1,451 views

Pertama, interaksi antara mentor dengan yang dibimbingnya haruslah bersifat kolaboratif dalam arti segala sesuatunya disepakati bersama. Kedua, pelajaran atau tugas yang diberikan mentor haruslah berada dalam zona perkembangan yang dibimbingnya yakni pada rentang kemampuan yang sedikit saja berada di atas kemampuan awal yang dimiliki mentee. Ketiga, bantuan rambatan struktural yang diberikan benar-benar membantu mentee dalam menjalankan apa yang tengah dipelajarinya, dan bantuan fasilitasi ini secara berangsur-angsur ditarik kembali ketika mentee mulai terlihat dapat melakukannya secara mandiri.

Dengan demikian,fasilitasi yang efektif harus memenuhi empat hal berikut:(a) tugas yang diberikan kepada mentee harus benar-benar Konsep pendampingan dinamis adalah kegiatan pendewasaan yang dilandasi niat membimbing dan mengembangkan diperlukan dan dipergunakannya untuk memungkinkan yang bersangkutan meningkatkan keterampilan dan kinerjanya oleh karena itu, tugas itu harus menarik dan mengasyikkan bagi mentee yang bersangkutan; (b) agar dapat dengan baik memandu perkembangan yang dibimbingnya, seorang mentor harus mampu mengantisipasi kesulitan dan jenis kesalahan yang mungkin dibuat mentee yang dibimbingnya; (c) selama rentang jalannya pembimbingan, berbagai jenis fasilitasi yang diberikan kepada mentee harus benar-benar diatur dan diperhitungkan urut-urutannya sehingga benar-benar efektif yakni, tahapan yang satu menjadi rambatan bagi pencapaian tahapan lainnya yang lebih tinggi; dan (d) pembimbingan didasarkan pada manajemen rasa dan semangat sehingga uktuasi rasa ingin tahu di suatu sisi dan rasa bosan atau bahkan frustrasi (bila ada) di sisi lain dapat diatur keseimbangannya sehingga rasa ingin meningkatkan diri pada diri mentee dapat secara terus-menerus dipertahankan.

Untuk kepentingan praktis, konsisten dengan yang disuarakan sejumlah literatur otoritatif, dapatlah dirumuskan prinsip-prinsip yang dapat dijadikan pegangan untuk pelaksanaan pendampingan yang memberdayakan pihak yang terlibat di dalamnya seperti yang dipaparkan berikut. Prinsip pertama:

pendampingan (atau bantuan dukungan pengembangan dan peningkatan kinerja) haruslah berfungsi membantu mentee menginternalisasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menunaikan tugas pokok tertentu. Prinsip kedua: pendampingan tidak boleh mencandukan; tidak boleh melenakan; dan tidak boleh menimbulkan ketergantungan. Pendampingan yang baik bersifat sementara dan memampukan yang dibinanya. Prinsip ketiga: pendampingan membebaskan dan memberdayakan. Seusai mengikuti kegiatan pendampingan mentee seyogianya merasa lebih berdaya, lebih lincah, dan lebih kreatif. Prinsip ke-empat: dalam niat dan proses pelaksanaannya, pendampingan harus mengutamakan kemaslahatan mentee yang dibinanya. Oleh karena itu, penampingan berpusat pada kepentingan perkembangan dan peningkatan kinerja mentee. Dalam keterbatasan ruang dan waktu yang tersedia, esei singkat ini telah memperkenalkan pendampingan sebagai konsep dinamis yang tengah digandrungi dalam dunia pendidikan dan pelatihan.

Dalam melakukan paparannya, tulisan ini telah pula mengindikasikan atribut apa saja yang perlu ada dan mendasari kegiatan pendampingan yang berdayaguna. Melengkapi paparannya, tulisan ini kemudian secara eksplisit merumuskan empat prinsip pokok yang harus diindahkan pihak yang berkepentingan dalam melakukan kegiatan pemdampingan yang dalam tulisan ini ditampilkan dalam sisinya yang dinamis, berbasis dialog dan berpusat pada kemaslahatan pihak yang dididik dan dibina. Semoga ada manfaatnya.

 

Bachrudin Musthafa, PhD., Dekan Fakultas Bahasa UTama