Pengalaman berwirausaha/entreprenurial experience menurut Douglas (dalam Heinrichs, 2013) adalah pengalaman seseorang individu dalam berwirausaha dan mengerti sistem dalam menjalankan usaha. Sedangkan Gurbuz & Aykol (2008) menegaskan bahwa pendidikan, pengalaman dan pembekalan kewirausahaan sejak usia dini dapat meningkatkan potensi seseorang untuk menjadi wirausahawan, disamping dukungan pihak akademi, sosial dan lingkungan usaha.
Bahkan hasil penelitian Sowmya et al. (2010) menjelaskan bahwa karakteristik siswa dan pengalaman kewirausahaan yang ditemukan terkait dengan sikap kewirausahaan. Ditambahkan Harris & Gibson (2008) karakteristik siswa dan pengalaman kewirausahaan yang ditemukan berhubungan dengan sikap kewirausahaan. Hal ini membuktikan bahwa pengalaman berwirausaha merupakan faktor penting dalam mengembangkan sikap berwirausaha seseorang terutama dalam hal perkembangan pengetahuan dan keterampilan seseorang untuk berwirausaha. Peran pendidikan kewirausahaan dan pengalaman berwirausaha memberikan dorongan besar bagi mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam berwirausaha.
Sementara, hasil penelitian Souitaris et al, (2007) menyatakan bahwa pendidikan kewirausahaan meningkatkan sikap berwirausaha secara keseluruhan. Hasil penelitian Borasi & Finnigan, (2011) menyatakan hasil identifikasi sikap dan perilaku berwirausaha berkontribusi dalam mendorong keberhasilan pendidikan kewirausahaan. Hasil penelitian Lee & Wong, (2003) menunjukkan pendidikan kewirausahaan mendorong pertumbuhan usaha baru dengan survey 15.000 mahasiswa di Singapura, terutama dalam hal perkembangan sikap berwirausaha. Hasil penelitian Carey & Naudin (2006) menyatakan pendidikan kewirausahaan memberikan gambaran lansung pada perkembangan sikap dan pelatihan dalam industri kreatif. Hasil penelitian Packham et al (2010) pendidikan kewirausahaan berdampak positif pada sikap kewirausahaan mahasiswa Perancis dan Polandia. Hasil penelitian Matlay (2008) menunjukkan pendidikan kewirausahaan mendukung keterampilan berwirausaha dalam mengembangkan sikap berwirausaha seseorang. Semakin tinggi pendidikan & pelatihan kewirausahaan dilaksanakan, maka akan semakin tinggi sikap kewirausahaan peserta didik. Sebaliknya, semakin rendah pendidikan & pelatihan kewirausahaan dilaksanakan, maka akan semakin rendah sikap kewirausahaan peserta didik.
Hal diatas diperkuat dengan temuan penelitian Andhika Wahyudiono pada indikator pendidikan kewirausahaan bahwa :
- Terkait dengan tujuan pendidikan, Mahasiswa merasakan manfaat yang besar mengikuti mata kuliah kewirausahaan karena ilmu kewirausahaan menanamkan karakter wirausaha dalam diri mahasiswa sehingga mereka dapat mengembangkan potensi diri mereka dalam berwirausaha. Mahasiswa memiliki pemahaman yang lebih mengenai dunia usaha karena ilmu kewirausahaan disampaikan dengan teori maupun praktek. Hal ini membuat mereka termotivasi, menjadi wirausaha karena materi disampaikan secara kontekstual.
- Terkait Sarana dan prasarana, Mahasiswa kurang dapat menggunakan lab kewirausahaan yang disediakan kampus untuk kegiatan kewirausahaan karena kondisi lab yang digunakan secara bergantian untuk setiap kelas, mahasiswa kurang dapat menggunakan fasilitas belajar kewirausahaan di dalam kelas karena jam belajar yang terbatas, mahasiswa kurang dapat menggunakan fasilitas internet untuk memperoleh referensi mengenai ilmu kewirausahaan karena bandwith acces internet yang terbatas.
- Terkait Materi pengajaran, Mahasiswa sangat tertarik dengan mata kuliah kewirausahaan mampu memberikan gambaran dan materi yang berkaitan dengan dunia usaha, mahasiswa sangat memperoleh manfaat yang besar setelah mengikuti matakuliah kewirausahaan karena mereka dapat beradu argumen dan bertukar informasi mengenai dunia usaha, dan mahasiswa tertarik dengan matakuliah kewirausahaan karena membantu dalam memahami dunia usaha karena dalam proses pembelajarannya disajikan secara kontekstual dan pada akhir semester dilakukan praktek kewirausahaan.
- Terkait Metode Pengajaran, Mahasiswa cukup tertarik mempelajari mata kuliah kewirausahaan karena banyak melakukan praktek kewirausahaan dengan membuat bisnis plan, mahasiswa cukup tertarik mempelajari matakuliah kewirausahaan karena disajikan dalam secara kontekstual.
Sementara temuan penelitian ditunjukkan dari indikator sikap berwirausaha yaitu ;
- Pemanfaatan peluang, menunjukkan hasil temuan bahwa mahasiswa cukup mampu melihat peluang usaha yang ada disekitar lingkungan karena pembelajaran kewirausahaan dikampus memberikan informasi mengenai kegiatan usaha yang sedang berkembang, serta mahasiswa memiliki cukup motivasi untuk memulai bisnis dengan melihat peluang usaha yang ada karena adanya sharring dan bimbingan dari tenaga pengajar untuk mengembangkan usahanya.
- Berorientasi pada hasil, menunjukkan hasil temuan bahwa mahasiswa kurang memiliki dorongan atau minat yang kuat untuk berwirausaha karena kurang memahami dasar – dasar mengelola suatu usaha dan mahasiswa kurang memiliki insiatif untuk mengembangkan usaha karena minimnya jaringan usaha yang dimiliki pihak kampus.
- Bekerja keras, menunjukkan hasil temuan bahwa mahasiswa cukup memiliki semangat yang tinggi dalam berwirausaha karena adanya dukungan dari tenaga pendidik untuk membimbing mereka dalam mempelajari ilmu kewirausahaan dan mahasiswa memiliki cukup semangat tidak mudah putus asa dalam menjalankan usaha karena mahasiswa selalu sharring dengan tenaga pengajar mengenai persoalan yangditemui dalam pembelajaran kewirausahaan.
- Pengambilan resiko, menunjukkan temuan bahwa mahasiswa sangat berani mengambil resiko untuk membangun usaha karena mereka memanfaat fasilitas belajar yang disediakan kampus sehingga dapat membangun keberanian berwirausaha mereka dan mahasiswa sangat yakin bahwa resiko merupakan tantangan dalam mengembangkan usaha karena mereka memperbaiki setiap kesalahan atau kekurangan dalam berwirausaha dengan cara berkonsultasi dengan tenaga pengajar kewirausahaan di kampus.
- Percaya diri, menunjukkan hasil temuan bahwa mahasiswa memiliki keyakinan yang tinggi untuk berwirausaha karena ilmu kewirausahaan dapat dipelajari dengan baik dengan memanfaatkan sumber informasi kewirausahaan yang disediakan kampus dan mahasiswa memiliki sikap positif yang tinggi untuk memulai usaha karena adanya dukungan dari tenaga pengajar dan teman sekampus dalam mengembangkan potensi wirausaha yang dimiliki dengan melakukan sharring pendapat dan bertukar informasi ilmu kewirausahaan.
Hasil penelitian Politis (2008) menunjukkan pengalaman awal sebagai sumber belajar yang berpengaruh terhadap sikap berwirausaha yang bertujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki secara terukur dan terarah. Hasil penelitian Basu & Virick (2007) menunjukkan pengalaman di masa lalu dalam membuka bisnis baru akan berpengaruh terhadap attitudes towards dan perceived behavioral seseorang yang bertujuan sebagai pilihan mereka berkarir di bidang kewirausahaan. Hasil penelitian Harris & Gibson (2008) karakteristik siswa dan pengalaman kewirausahaan yang ditemukan berhubungan dengan sikap kewirausahaan.
Hasil temuan penelitian ditunjukkan dari indikator pengalaman berwirausaha yaitu;
- Lingkungan keluarga, menjelaskan mahasiswa mengenal dunia usaha dengan adanya latar belakang keluarga yang menggeluti kegiatan usaha.
- Lingkungan sosial, menunjukkan hasil temuan bahwa mahasiswa terdorong untuk berwirausaha karena pengaruh lingkungan dimana mereka tinggal karena lingkungan mereka tinggal memberikan peluang untuk mempelajari dunia usaha yang sesungguhnya, dan mahasiswa memperoleh banyak informasi kewirausahaan dari lingakungan sekitar karena banyak sumber media cetak maupun elektronik yang memberikan informasi kewirausahaan yang baru.
Hasil temuan penelitian pada indikator sikap berwirausaha yaitu;
- Terkait Pemanfaatan peluang, Mahasiswa cukup mampu melihat peluang usaha yang ada disekitar lingkungan, serta mahasiswa memiliki cukup motivasi untuk memulai bisnis dengan melihat peluang usaha yang ada.
- Terkait orientasi pada hasil, Mahasiswa kurang memiliki dorongan atau minat yang kuat untuk berwirausaha karena informasi yang diberikan terbatas serta kurangnya waktu untuk melakukan diskusi mengenai usaha yang akan didirikan dan mahasiswa kurang memiliki insiatif yang tinggi untuk mengembangkan usaha.
- Terkait Bekerja keras, Mahasiswa cukup memiliki semangat yang tinggi dalam berwirausaha karena mereka mau mempelajari kewirausahan dengan cara berbagi solusi maupun masalah usaha yang dihadapi bersama teman dan mahasiswa memiliki cukup semangat tidak mudah putus asa dalam menjalankan usaha.
- Terkait Pengambilan resiko, Mahasiswa sangat berani mengambil resiko untuk membangun usaha karena mereka cenderung mendiskusikan mengenai langkah usaha yang perlu ditempuh sebelum mengambil suatu keputusan atau resiko dan mahasiswa sangat yakin bahwa resiko merupakan tantangan dalam mengembangkan usaha.
- Terkait Percaya diri, Mahasiswa memiliki keyakinan yang tinggi untuk berwirausaha.
Berdasarkan penelitian dan pembahasan peneliti menyimpulkan bahwa pendidikan kewirausahaan berpengaruh terhadap sikap berwirausaha mahasiswa. Temuan pada variabel pengalaman yaitu mahasiswa kurang dapat memaksimalkan dalam menggali pengetahuan ilmu kewirausahaan di lingkungan kampus. Pendidikan kewirausahaan, pengalaman berwirausaha, berpengaruh terhadap sikap berwirausaha
mahasiswa. Dari pembahasan tersebut untuk mencapai sikap berwirausaha yang tinggi perlu melalui peningkatan pendidikan kewirausahaan dan pengalaman berwirausaha. Jadi benang merah yang dapat dipaparkan adalah kombinasi antara ilmu pengetahuan dan pemberian pengalaman dalam dunia industri merupakan faktor yang sangat menunjang kesuksesan atau kegagalan suatu usaha/wirausaha, baik itu industri manufaktur maupun industri teknologi dan IT.
Memang, dunia usaha Indonesia sudah memulai pendidikan berbasis kewirausahaan sebagaimana yang dirintis Ciputra Grup, Bank Mandiri, Sampurna Grup, dll. Demikian pula, perguruan tinggi memuat kurikulum, pembelajaran dan praktek kewirausahaan dalam penyelenggaraan pendidikannya. Termasuk mengupayakan hubungan kemitraan keduanya agar dapat menumbuhkan semangat berwirausaha para generasi muda. (Lee)