PRODUKTIVITAS PERGURUAN TINGGI

0
1,642 views
Dr. Islahuzzaman, SE.,M.Si Ak. (Assessor BAN PT)

Produktivitas Perguruan Tinggi

Dr. Islahuzzaman, SE.,M.Si Ak. (Assessor BAN PT)

Dr. Islahuzzaman, SE.,M.Si Ak. (Assessor BAN PT)

Komunita:
Dari pengalaman sebagai asessor, bagaimana kondisi yang terjadi pada saat melakukan visitasi ke beberapa perguruan tinggi?

Dr.Islahuzzaman: Saat ini, kondisi yang terjadi pada setiap perguruan tinggi baik negeri maupun swasta masih berfikir secara parsial dengan disertai oleh lemahnya kesadaran mengenai arti penting sebuah nilai akreditasi.

Beberapa hal yang menjadi penyebabnya yakni:

1) Belum adanya pemahaman yang komprehensif diantara civitas akademia terhadap indikator-indikator kualitas dalam penilaian akreditasi tersebut.
2) Masih menganggap bahwa urusan akreditasi adalah sepenuhnya dibebankan kepada prodi. Sehingga unit/elemen lainnya merasa tidak memiliki kewajiban dan tanggungjawab yang sama besarnya.
3) Adanya kesan yang menganggap kurang baik dari segi tata tertib administratif sehingga sulit untuk dilakukan pengukuran terhadap segala rencana program kegiatan institusi akibat dari tidak terdokumentasi nya secara rapih Contohnya: pada saat menerjemahkan makna dari Visi & Misi program studi.

Kebanyakan belum memahaminya secara menyeluruh, padahal di dalam Visi & Misi terkandung ruh utama untuk mengawali segala aktivitas yang akan dilakukan oleh seluruh civitas akademia. Kemudian ada juga yang masih menganggap akreditasi sebagai beban saja sehingga kurangnya nilai-nilai kesadaran akan pentingnya suatu akreditasi.

Komunita:
Bagaimana tingkat produktivitas perguruan tinggi yang didorong oleh akreditasi?

Dr.Islahuzzaman: Akreditasi institusi hingga saat ini masih merupakan satu-satunya bentuk penilaian kualitas bagi program studi perguruan tinggi yang diakui secara nasional oleh pemerintah. Bentuk penilaian tersebut yakni dengan mengacu pada indikator-indikator yang terdiri atas beberapa point standar penilaian kualitas. Contohnya : standar penilaian kualitas untuk program D3 berbeda dengan program S1.

Hal ini tentunya dapat dilihat berdasarkan pada jumlah masing-masing indikator yang menjadi ukuran dalam rangka memutuskan penilaian kualitas bagi setiap program studi pada perguruan tinggi. Apabila dikaitkan dengan tingkat produktivitas perguruan tinggi, maka point-point standar penilaian program studi harus dapat di realisasikan dan dilaksanakan secara berkesinambungan oleh semua pihak civitas akademia (terintegrasi) guna mewujudkan dan menghasilkan pengakuan yang berkualitas dalam segala bidang.

Salah satu bentuk produktivitas yang didorong oleh akreditasi adalah dalam hal peningkatan mutu SDM. Contohnya adalah seorang dosen yang menjadi ujung tombak dalam proses belajar-mengajar di perguruan tinggi diharapkan juga mampu meningkatkan jumlah kualitas karya ilmiahnya (penelitian, buku, jurnal,dll), jumlah pengabdian masyarakat, dan aktivitas penunjang lainnya. Dengan beberapa pencapaian hasil produktivitasnya, dapat membuktikan bahwa telah terjadinya aktualisasi dan kompetensi diri yang dilakukan dosen dalam rangka peningkatan kualitas perguruan tinggi khususnya pada program studi.

Elemen-elemen lainnya yang ikut membantu dalam?mendorong tercapainya peningkatan kualitas perguruan tinggi khususnya bagi program studi diantaranya yaitu: mahasiswa, staf dan pengurus yayasan. Adapun bentuk-bentuk aktivitas yang dilakukan oleh prodi yakni: mengadakan kuliah umum, seminar-seminar, dan pengabdian masyarakat. Efektivitas dan efisiensi merupakan kunci bagi tercapainya peningkatan produktivitas perguruan tinggi yang diukur oleh nilai akreditasi guna menghasilkan target lulusan (output) yang mandiri, kreatif dan inovatif.