Sehingga penjualan tanpa waktu. “Murid bisnis saya, PieBoy Clothing, melihat celah di pasar untuk pakaian modis bermerek di universitas.
Maka, dia menjadi pemasok di beberapa perguruan tinggi di seluruh negeri dan masih berlanjut hingga hari ini,” urainya. Mencoba sebelum melamar kerja Kebanyakan lulusan perguruan tinggi otomatis akan mencari pekerjaan di perusahaan segera setelah lulus. Ini memang tindakan wajar, tetapi sebagian besar para lulusan justru merasa tidak menyukai pekerjaan mereka dan mulai bermimpi tentang memulai bisnis sendiri.
“Bagaimana Anda dapat mengetahui apakah Anda lebih suka cobaan dan penderitaan saat memulai bisnis jika belum pernah mencoba?” paparnya.
Siapa yang tahu? Semua orang mungkin sudah tahu jika Mark Zuckerberg mendirikan situs jejaring sosial Facebook di kamar asramanya, Harvard University. “Jadi, siapa tahu Anda juga bisa membuat hal besar selanjutnya?” tutup Jervis.(rfa) Sumber : http://kampus.okezone.com/ Selasa, 20 November 2012 Wirausaha Mahasiswa Terkendala Modal
YOGYAKARTA ? Minimnya permodalan, utamanya bantuan pinjaman dari perbankan menjadi kendala utama bagi mahasiswa dan pengusaha mikro dalam mengembangkan wirausaha mandiri. Hal ini dikarenakan keterbatasan modal membuat param ahasiswa dan pengusaha kecil kesulitan menghadapi kondisi pasar yang makin kompetitif. “Sekira 98,8 persen usaha ekonomi yang ada di Indonesia adalah usaha mikro.
Namun sayangnya, banyak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), termasuk mahasiswa, yang tidak memiliki cukup modal. Selain keterbatasan mengakses perbankan dan tidak punya agunan untuk dijadikan jaminan, dunia perbankan sendiri mempunyai keterbatasan memberikan permodalan karena regulasi,” ujar Direktur Utama BPD DIY Dr Supriyatno MBA di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Selasa (30/10/2012). Dalam penandantanganan MoU antara UMY dengan Bank BPD DIY serta Pemkab Bantul, Supriyatno mengatakan, perguruan tinggi dirasa mampu untuk menjembatani antara UMKM dengan perbankan. Dalam hal ini, perguruan tinggi bisa menjadi channel link dalam menyalurkan dana yang dimiliki lembaga perbankan untuk dimanfaatkan sebagai pinjaman lunak bagi UMKM dan mahasiswa yang mau memulai usahanya. “Bahkan kami nilai perguruan tinggi bisa sekaligus memonitor penggunaan dana bergulir tersebut agar termanfaatkan secara tepat. Karenanya BPD bekerjasama dengan UMY untuk menjadi mitra bank dalam menyalurkan dana bergulir bagi UMKM dan mahasiswa yang membutuhkan , ” jelasnya . Supriyatno menambahkan, pihaknya mengucurkan dana sekira Rp100-200 juta per tahun selama tiga tahun sesuai kebutuhan untuk membantu permodalan mahasiswa maupun UMKM lainnya. Dana tersebut bersifat pinjaman yang akan diserahkan pada sekira 100-200 UMKM dan mahasiswa dengan besaran antara Rp500 ribu hingga Rp1juta dengan bunga rendah, yakni enam persen per tahun. ” Kami pun memudahkan perolehan pinjaman ini karena UMKM dan mahasiswa yang ingin meminjam tidak perlu menggunakan agunan. Lembaga Penelitian, Pengembangan Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) UMY yang akan bertugas menyeleksi UMKM dan mahasiswa yang mengajukan pinjaman bergulir tersebut,” imbuhnya. Sumber : http://kampus.okezone.com/ Ratih Keswara/Koran SI/rfa,Selasa, 20 November 2012 10:22 wib, Selasa, 30 Oktober 2012 Kongres Mahasiswa Cetak Entrepreneur SURABAYA – Keterampilan mahasiswa mulai mendapat perhatian dari perusahaan-perusahaan swasta. Kali ini, PT SWAT memanggil mahasiswa-mahasiswa untuk mendapat kan pendidikan entrepreneur . Untuk tahap awal, PT SWAT 28 memanggil perwakilan dari 35 universitas negeri maupun swasta dalam satu forum yang disebut Kongres Mahasiswa Nasional Indonesia (KMNI) di Universitas Widya Mandala (UWM), Surabaya. Kongres ini bertemakan “Fly High” dengan tujuan mahasiswa bisa menggapai citacita dan menjadi entrepreneur muda. Targetnya, sekira 10 ribu mahasiswa akan berkumpul pada 16 Desember 2012 mendatang. Dalam pertemuan tersebut, mahasiswamahasiswa ini akan diberikan motivasi pengembangan diri untuk meraih masa depan yang cerah. Mereka diajak untuk memiliki mindset cerdas, sukses dalam dunia kerja atau pekerjaan yang mereka geluti. “Gol kami adalah mencetak satu juta entrepreneur sukses dan kaya sebelum usia 30 tahun. Target kami, tiga hingga lima tahun ke depan hal tersebut terwujud , ” kata Ketua komite Penyelenggara KMNI Darmadi, kemarin. Gelaran yang digadang-gadang sebagai yang pertama di Surabaya ini juga akan memberikan apresiasi kepada mahasiswa yang berprestasi. Sumber : www.okezone.com, Rabu, 19 September 2012 Hatta Rajasa: Kampus Harus Kembangkan Wirausaha
JAKARTA – Perguruan tinggi memiliki peran penting dalam kemajuan dunia wirausaha Indonesia. Kampus, kata Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, diminta untuk berinovasi dan meningkatkan ke beradaan wirausahawan muda. Saat memberikan kuliah umum di hadapan mahasiswa Universitas Profesor Hazairin, Bengkulu, hari ini Hatta berujar, dengan semangat wirausaha, ketika seorang mahasiswa lulus, dia bisa langsung mengembangkan ekonominya sendiri tanpa harus di hantui mau kerja dimana .
“Penciptaan wirausahawan di setiap perguruan tinggi akan mendorong mahasiswa lebih mandiri dalam dunia kerja,” kata Hatta,
seperti dikutip dari keterangan tertulisnya kepada Okezone, Jumat (14/9/2012). Menurut politikus Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut, saat ini kita masih sangat kekurangan wirausahawan. Oleh karena itu, harus ada mata kuliah khusus mengenai wirausaha di kampus.
Selain itu, untuk bisa menciptakan wirausahawan muda, dunia kampus pun dituntut terus berinovasi dalam bidang ekonomi dan teknologi. “Inovasi yang merupakan produk pengetahuan adalah salah satu kunci keberhasilan bangsa,” imbuhnya. (rfa) Sumber : www.okezone,com/ Jum’at, 14 September 2012 “Entreprenurship Itu Bukan Bakat”
JAKARTA – Banyak wirausahawan sukses memulai bisnis mereka dari nol. Kerja keras, keuletan, dan ketangguhan mengantarkan mereka ke tangga kesuksesan. Bahkan, pendiri sekaligus Ketua Dewan Pembina Mien R Uno Foundation (MRUF), Mien R Uno menegaskan, kemampuan wirausaha bukanlah pembawaan alami atau bakat yang dimiliki seseorang. “Entrepreneurship itu bukan bakat, tapi bisa dikembangkan oleh siapa saja, termasuk oleh mahasiswa,” kata Mien. Pernyataan Mien disampaikan ketika menyerahkan fasilitas belajar kepada Center Entrepreneurship Development (CED) Universitas Gadjah Mada (UGM), di Yogyakarta, baru-baru ini.