The Power of Husnudhzon

0
1,552 views

perubahan pola pikir, dan motivasi akan mendorong?mahasiswa untuk mampu menciptakan peluang kerja. “Dan hal ini merupakan langkah positif guna menumbuhkan jumlah entrepreneur atau wirausahawan handal di Tanah Air,” ujar Mien, seperti dikutip dari laman UGM, Jumat (27/7/2012).
Direktur Kemahasiswaan UGM Dr s . Har yanto, M.Si mengamini pernyataan Mien. Menurutnya, kendala umum yang dihadapi para mahasiswa ketika mulai berwirausaha adalah soal pola pikir. Haryanto mengimbuh, selama ini lulusan perguruan tinggi selalu berpikir untuk mencari pekerjaan, bukan menciptakannya. “Pola pikir tersebut mestinya secara perlahan diubah dengan sikap mental yang berjiwa kewirausahaan,” imbuhnya. Haryanto menambah, perubahan pola pikir ini juga perlu diperkuat dengan penghargaan terhadap waktu, sikap berkomunikasi dan selalu berproses usaha.
Tidak hanya itu, sebuah bisnis wirausaha juga memerlukan pola partnership dengan kelembagaan dan pelatihan yang baik untuk mencatatkan kesuksesan. Tidak hanya memberikan fasilitas belajar MRUF juga rutin memberikan pelatihan kewirausahaan bagi mahasiswa. Di Yogyakarta, mereka melatih 43 mahasiswa dari enam kota dan 16 universitas. Para calon wirausahawan muda itu berasal dari Padang, Jakarta, Bogor, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya.
Mien berharap, melalui pelatihan dua hari itu, pihaknya dapat memberikan contoh model pembelajaran kewirausahaan bagi mahasiswa. Para peserta dilatih untuk mengenali kondisi keuangan perusahaan dan diajari tentang pengelolaan yang efektif dalam wirausaha. Dengan demikian, para wirausahawan muda dapat memiliki kinerja yang standar dan bisa masuk dalam level dunia. “Sikap kewirausahaan itu salah satunya, mampu membuat terobosan,” tutur Mien menegaskan.(rfa) Sumber : www.okezone.com, Jum’at, 27 Juli 2012 Triple Helix Turunkan Pengangguran Terdidik
YOGYAKARTA ? Sistem pendidikan yang belum mengacu pada sinkronisasi triple helix (pemerintah, lembaga pendidikan, dan dunia industri) ditengarai menjadi penyebab tingginya angka pengangguran terdidik, khususnya para sarjana di Indonesia. Terbukti, para lulusan dari perguruan tinggi tersebut sebagian besar masih menjadi job seekers atau pencari kerja, bukan job creators atau pencipta lapangan kerja. Data per Januari 2012 menyebutkan, sarjana yang masih menganggur mencapai 1,1juta orang. “Selain itu, belum adanya sinkronisasi triple helix ini juga menyebabkan ijazah para lulusan tidak sesuai dengan kebutuhan dunia kerja atau indus tri,” ungkap Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman saat menjadi keynote speaker dalam seminar nasional bertema “Pendidikan untuk Kejayaan Bangsa Indonesia” di Universitas Sanata Dharma,.Yogyakarta??kemarin.
Menurut Irman, untuk mengatasi hal tersebut sekaligus meningkatkan mutu pendidikan, maka perlu ada revisi terhadap sistem pendidikan di semua strata dan bidang. Selain itu, agar perguruan tinggi di setiap daerah dapat menjadi pusat unggulan, kurikulum pendidikan perlu disesuaikan dengan kondisi dan potensi daerah masingmasing. Presiden Direktur Dewata Group Paulus W Broto berkata, secara umum saat ini Indonesia belum jaya. Terbukti, posisi Indonesia saat ini masih berada di urutan tengah dalam hal perekonomian. Karena itu, sebagai salah satu langkah untuk mentransformasikan struktur ekonomi low middle income country ke struktur ekonomi negara maju adalah dengan mendorong lahirnya wirausahawirausaha baru. Pertumbuhan wirausahawan baru akan meningkat pesat dengan fasilitas dan insentif yang disediakan pemerintah.