Alan Weisman
Alan Weisman
Penulis yang diakui secara kritis dari buku terlaris New York Times, “The World Without Us”, Alan Weisman adalah seorang jurnalis pemenang penghargaan yang laporan-laporannya telah muncul di Harper’s, New York Times Magazine, Atlantic Monthly, Discover, dan Orion, antara lain, serta di National Public Radio. Sebagai mantan editor kontributor untuk Los Angeles Times Magazine, ia adalah seorang produser radio senior untuk Homelands Productions dan mengajar jurnalisme internasional di University of Arizona. Ia tinggal di Massachusetts bagian barat. |
Penerbit : Virgin Books
Bahasa : Bahasa Inggris
Tanggal publikasi: 3 April 2008
Sampul tipis : 336 halaman
ISBN-10 : 0753513579
ISBN-13 : 978-0753513576
Dimensi : 13,11 x 2,49 x 19,3 cm
Peringkat Terjual Terbaik: 168.097 Buku
Ulasan pelanggan: 4,3 4,3 dari 5 bintang 1,761 peringkat
Era kini, manusia menghadapi tantangan kompleks dan saling bertentangan. Meskipun terdapat kemajuan dalam banyak aspek kehidupan, namun ketidakberadaban terus berlanjut.
Malam itu ditengah kegundahanku mencermati tingkah laku sosok manusia di era yang disebut modern dan canggih, namun mencerminkan sosok yang semakin meninggalkan keberadabnya dalam berbagai aspek kehidupan. Konflik bersenjata dan perang masih terjadi di beberapa belahan dunia; politik kotor, korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan terus terjadi, kesenjangan antara kaya dan miskin terus meningkat, praktek ekonomi rakus dan tidak adil yang mengakibatkan penderitaan banyak orang, dsb. Dalam konteks individu tercermin pula semisal kesombongan, ketidakpedulian, arogansi, tidak bertanggungjawab, culas, dsb.
Saya mulai berselancar di dunia maya menelusuri dunia buku yang jadi kegemaranku, yang sudah berapa lama tidak terpenuhi. Secara tak sengaja saya tertumbuk pada sebuah buku berjudul “The World Without Us”, Dunia Tanpa Manusia? Sungguh menarik.
“Buku “The World Without Us” adalah karya Alan Weisman yang memaparkan pandangan tentang bagaimana dunia akan berubah jika manusia tiba-tiba lenyap dari muka bumi. Weisman mengajukan pertanyaan menarik: Apa yang akan terjadi pada planet ini jika semua jejak keberadaan manusia menghilang?
Buku ini membawa pembaca dalam perjalanan yang mendalam dan seringkali mengejutkan melalui konsep “dunia tanpa manusia.” Weisman secara rinci menjelaskan bagaimana infrastruktur manusia seperti gedung pencakar langit, jembatan, dan jalan raya akan mengalami kerusakan dan keruntuhan seiring berjalannya waktu. Tanpa pemeliharaan manusia, alam akan mengambil alih, mulai dari tumbuhnya tanaman di dalam gedung-gedung hingga penghancuran lambat oleh elemen alam.
Selain itu, penulis juga mengeksplorasi dampak tanpa manusia pada lingkungan dan ekosistem. Bagaimana fauna dan flora akan berevolusi dan menyesuaikan diri dalam keadaan tanpa intervensi manusia? Weisman membahas proses alami yang akan menghilangkan jejak manusia dari permukaan bumi, mulai dari material buatan manusia yang membusuk hingga limbah radioaktif.
Keindahan buku ini terletak pada cara Weisman menggambarkan dunia tanpa kehadiran manusia sebagai pemandangan yang menakjubkan dan melankolis. Ia merinci bagaimana alam akan pulih dari jejak manusia, dan dalam beberapa kasus, bagaimana beberapa struktur manusia yang paling tahan lama akan menjadi fosil bagi masa depan.
Penuis berbicara tentang bagian tergelap dari imajinasi kolektif kita dan juga beberapa hal yang paling aneh. Meskipun membahas potensi kerusakan dan dampak buruk aktivitas manusia terhadap planet ini, buku ini juga membuka ruang untuk refleksi dan kesadaran tentang tanggung jawab kita terhadap lingkungan. Sebagai pembaca, kita akan dihadapkan pada realitas bahwa manusia memiliki peran penting dalam menjaga keberlanjutan dan keseimbangan alam.
“The World Without Us” bukan hanya sekadar kajian ilmiah, tetapi juga merupakan karya seni dalam membayangkan dunia tanpa kehadiran manusia. Buku ini mengajak pembaca untuk merenung tentang dampak aktivitas manusia pada planet ini dan memberikan inspirasi untuk bertindak demi keberlanjutan bumi.
Karena itu, masyarakat perlu terus bekerja sama untuk memperkuat nilai-nilai keberadaban dan mengatasi ketidakberadaban untuk mencapai dunia yang lebih baik. Wallahualam.
(Lili Irahali & AI)