Urban Farming : Upaya Masyarakat Kota Menurunkan Inflasi

0
856 views
URBAN FARMING

Dr. Alfiana Dra., MM.

Dr.alfiana Dra

Pendahuluan

Hasil penelitian disertasi alfiana (2017) memberi kesimpulan bahwa inflasi mempengaruhi risiko sistemik (ketidakstabilan keuangan akut) sebesar 1.109 X 1027 , sedemikian besarnya pengaruh inflasi, oleh karena itu semua faktor yang mempengaruhi inflasi harus diperhatikan dan perlu ditindaklanjuti dengan upaya upaya menurunkan inflasi. Bank indonesia menngartikan inflasi sebagai meningkatnya harga harga secara umum serta terus menerus dan deflasi sebaliknya, dengan? menggunakan? Indeks Harga Konsumen (IHK) sebagai indikatornya.

Gambar 1 : Tingkat Inflasi Jawa Barat dan Nasional

Tingkat Inflasi Jawa Barat dan Nasional

Sumber : Biro Pusat Statistik November 2017

Gambar 2 : IHK dan tingkat Inflasi Gabungan 82 Kota November 2017

tingkat Inflasi Gabungan

Sumber : Biro Pusat Statistik November 2017

Dari tabel 1 dan 2 terlihat inflasi dan inflasi menurut kelompok pengeluaran untuk bulan November 2017 dimana bahan makanan memberi sumbangan inflasi paling tinggi. Sebagai contoh barang dan jasa yang mempengaruhi inflasi maupun deflasi di Jawa Barat adalah sebagai berikut:

 

Gambar 3 Barang dan Jasa yang Mempengaruhi Inflasi/ Deflasi

Barang dan Jasa yang Mempengaruhi Inflasi

Barang dan Jasa yang Mempengaruhi Inflasi 2 Barang dan Jasa yang Mempengaruhi Inflasi 4

Sumber : Biro Pusat Statistik Jawa Barat

Dari gambar 3 terlihat barang dan jasa yang mempengaruhi inflasi/ deflasi Agustus, September,? Oktober dan November 2017 dimana untuk bahan makanan seperti sayuran dan buah terlihat bawang merah, bawah putih, tomat, cabe merah, cabe rawit, bayam, ketimun, sawi hijau, jengkol, kentang, melon, semangka, kelapa, pepaya merupakan penyebab inflasi/ deflasi. Bahan makanan tersebut sebenarnya bisa dibudidayakan masyarakat sehingga tidak terjadi kenaikan harga akibat tidak adanya permintaan bahan makanan masyarakat melalui urban farming.

 

Konsep Urban Farming

Industrialiasi menyebabkan perpindahan penduduk dari desa ke kota, mempunyai dampak pada peningkatan pertumbuhan penduduk perkotaan , yang berakibat pada kebutuhan lahan perumahan dan peningkatan permintaan pasokan bahan makanan. Berubahnya lahan pertanian menjadi perumahan/ kawasan industri mengakibatkan dibutuhkannya inovasi untuk mempertahankan keberadaan dan keterbatasan lahan untuk bercocok tanam. Urban farming salah satu alternatif untuk menstabilkan harga atau menurunkan harga bahan makanan yang mempengaruhi inflasi/ deflasi karena warga masyarakat menanam sendiri kebutuhannya sehingga permintaan atas produk bahan makanan menurun dan akhirnya harga produk bahan bakanan akan menurun.

Food and Agriculture Organization mendefinisikan menjelaskan urban farming / pertanian perkotaan sebagai industri yang memproduksi, memproses, dan memasarkan produk pertanian, terutama memenuhi permintaan harian konsumen di dalam perkotaan, dengan metode produksi intensif, memanfaatkan dan mendaur ulang sumber daya dan limbah perkotaan untuk menghasilkan beragam tanaman kebutuhan pangan masyarakat perkotaan sedangkan Badan Pusat Statistik mendefinisikan sebagai suatu aktivitas pertanian di dalam atau di sekitar perkotaan yang melibatkan keterampilan, keahlian, dan inovasi dalam budidaya dan pengolahan makanan.

Manfaat urban farming secara ekonomi adalah menambah penghasilan warga masyarakat apabila kelebihan hasil panen dijual, mengurangi pengeluaran untuk bahan makanan, penyangga kestabilan ekonomi, memenuhi kebutuhan pangan, mengurangi ketergantungan impor bahan makanan, kemudahan dalam penyediaan pangan sehat, mengurangi ketergantungan pada pasar

sistem urban farming

Sumber Dokumen Pribadi

Manfaat urban farming secara sosial adalah membantu pengidap penyakit yang sensitif peptisida untuk mendapatkan makanan yang sehat, membantu vegetarian memenuhi kebutuhan pangannya, mewujudkan gaya hidup sehat, menggiatkan kegiatan mempersatukan masyarakat perkotaan, meningkatkan kesehatan mental, mendukung proses relaksasi, gaya hidup sehat, mengembalikan nilai kebersamaan kelompok masyarakat

Manfaat urban farming secara ekologi adalah menghasilkan oksigen dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup, mencegah terjadinya global warning, mengurangi limbah organik, menyehatkan lingkungan, mengurangi pencemaran udara, membantu penyerapan air dan mengurangi erosi tanah, peredam kebisingan, penahan/ penyaring partikel polutan udara, penahan angin dan pengurang cahaya masuk.

Manfaat untuk pemerintah daerah adalah membantu menciptakan kota yang bersih dengan konsep reuse, reduce dan recycle dari sampah perkotaan, mengurangi beban tempat pembuangan sampah akhir, meningkatkan estetika kota, sebagai paru paru buatan daerah perkotaan, melakukan penghijauan lingkungan, mengurangi pengangguran, menurunkan tingkat kemiskinan, meningkatkan ketahanan pangan, membantu menstabilkan harga.

Model-model urban farming adalah memanfaatkan lahan tidur dan lahan kritis, memanfaarkan ruang terbuka hijau, mengoptimalkan kebun disekitar rumah, pengurangi penggunaan ruang.

Cara melakukan urban farming adalah sebagai berikut : (1) penempatan bisa dimana saja seperti balkon, teras, atap rumah; (2) wadah tanaman bisa langsung ditanah maupun menggunakan wadah pot, botol, ember bekas, ban mobil bekas, atau media penampung lainnya; (3) Media penanaman bisa menggunakan tanah kebun, atau sabut kelapa, sekam padi, tanah laterit atau air dicampur larutan pupuk; (4) pengairan bisa memanfaatkan air hujan atau air bekas layak; (5) tanaman bisa menanam berbagai sayuran, tanaman obat, tanaman bumbu daput, buah dan lainnya ; (6) kompos dapat menggunakan limbah organik seperti limbah makanan, limbah sayuran, limbah buah, limbah dapur yang berpotensi untuk bahan pupuk organik. Teknologi pengomposan dapat digunakan vernikompos, sistem tumpukan, sistem MOL, dan lainnya.

Sistem yang digunakan untuk urban farming dapat berupa sistem vertikultur, hidroponik, wall gardening, aquaponik, vertiminaponik dan lainnya

Gambar 4 : Macam macam sistem urban farming

sistem urban farming 4 sistem urban farming 3 sistem urban farming 2 sistem urban farming

Sumber : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta.

Skala rumah tangga menggunakan tempat bekas dan kompos dari limbah rumah tangga, , mengurangi sampah yang akan di buang ke pembuangan akhir.

Kesimpulan

Kenaikan harga pangan bahan makanan merupakan salah satu pemicu inflasi sehingga upaya masyarakat melakukan urban farming sebagai salah satu alternatif untuk menurunkan inflasi dengan banyak manfaat. Pada tahun 2015, PBB 2015 menetapkan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development goals) dimana ada 17 tujuan dengan 169 capaian yang terukur dan tenggat yang ditentukan sebagai agenda dunia pembangunan untuk kemashalahatan manusia dan planet bumi.

Sustainable Development Goals

Gambar 5 : Sustainable Development Goals

Sumber : PBB (2015)

Kegiatan urban farming sesuai dengan 8 tujuan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development goals)? yaitu tanpa kemiskinan, tanpa kelaparan, hidup sehat dan sejahtera, pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi, berkurangnya kesenjangan, kota dan komunitas yang berkelanjutan, konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab dan kemitraan yang bertanggung jawab.