Evolusi Desain Komunikasi Visual

0
2,437 views
Evolusi desain komunikasi visual video game

Video Game

Istilah game mengingatkan kita akan konsol permainan anak-anak sebangsa PSP, Sega, Wii, dan sebagainya. Apakah game terbatas pada permainan anak-anak saja? Sebenarnya tidak juga.

Anda boleh lihat betapa banyaknya media interaktif yang diinspirasi dari game di dunia nyata. Mulai dari smartphone sebangsa samsung dan iphone yang interaktifitasnya sangat bermain hingga tablet PC. Bahkan saat ini, mungkin orang sudah lupa betapapun seriusnya tampilan DOS telah tergantikan dengan mudahnya oleh tampilan windows yang serba praktis dan user friendly (itupun sudah dianggap serius, masih ada interface IOS yang lebih main-main daripada itu.

Fenomena saat ini menunjukkan betapa besarnya kebutuhan masyarakat terhadap media berbasis game itu sendiri. Bahkan mungkin kucing anda termasuk salah satu pengguna teknologi (mengingat sekarang bahkan iPad menyediakan aplikasi untuk kucing peliharaan anda). Sebuah pertanyaan penting, Bagaimana bisa fenomena seperti ini terjadi?

Permainan (game) merupakan bentuk kebudayaan tertua yang dimiliki manusia sebelum munculnya kata dan tulisan. Rasa kebermainan (ludic) pada manusia muncul secara alami sebagai suatu bentuk sifat dasar pada setiap manusia, bahkan hewan. (jadi kesimpulannya, sebenarnya kucing anda yang bermain iPad atau anda yang enjoy melihat kucing anda bermain?).

Namun disini yang membedakan rasa kepermainan manusia dari hewan adalah adanya pemikiran atas permainan itu sendiri. Mulai dari bentuk permainan sederhana hingga permainan dengan kompleksitas tinggi dan tujuan besar. Karena sifat dasarnya itulah manusia disebut sebagai Homo Luden (manusia bermain).

?
Sebuah permainan berawal dari gagasan, visi, ataupun tujuan (rules) yang berasal dari buah pikiran seseorang yang kemudian meng-influence orang lain di sekitarnya. Karena itulah permainan bermetamorfosis dari gagasan menjadi kebudayaan. Walaupun seiring kemajuan teknologi permainan mengalami perubahan, baik dari sisi material, gaya hidup, maupun konten, namun leksitas permainan dalam pikiran manusia itu sendiri bersifat tetap, sehingga dapat kita sebut bahwa budaya bermain merupakan kebudayaan yang bersifat tradisi. Apapun media permainan tersebut, baik berupa objek material (bola, panah, dst) maupun objek tekstual (permainan kata, berbalas pantun, bermain peran, dst), pengertian permainan tetap tidak berubah, dan tetap memiliki suatu gagasan yang harus dicapai dan menghasilkan suatu rasa senang, hiburan, kebanggaan, dan sebagainya pada diri player.
Sampai saat ini, teknologi telah memungkinkan terobosan besar tentang media imajinasi yang saling terkait dengan interaksi. Game merupakan salah satu artefak abad 21 yang telah menghasilkan pemahaman besar tentang nilai spirit juang dalam sebuah daya interaktif buatan. Abad teknologi telah menciptakan peradaban terpenting dalam hidup manusia, manusia menciptakan ketidak pastian interaksi ke dalam suatu dunia buatan. Game saat ini, telah berkembang menjadi industri, struktur dagang dan infrastruktur produk yang dibayangi oleh upaya memenuhi hasrat persaingan dalam diri manusia (modern) (game peperangan seperti Doom, Painkiller, Wolvenstein dll ), kekuatan (God of War, Halo2), teka teki dan petualangan (Prince of Persia: Warrior Within), kuasaan (Blietzkrieg, Rome Total Empire), hasrat maskulinitas dan kekerasan (Max Payne), libido (Leisure Suit Larry), keingin tahuan hasrat memperindah secara fisik (beauty oriented), Horor dan kekerasan (Cold Fear, Silent Hill, Manhunt) hidup ideal, keinginan untuk yang tercepat (Need for Speed Underground: Most Wanted) dan tangan-tangan sang Pencipta (the Sim), sampai keinginan terdalam untuk merusak tatanan ideal dalam masyarakat (depraved desire), lihat game seperti Grand Theft Auto. Dengan kata lain, imajinasi tentang kuasa diri manusia dalam apapun merupakan fantasi terdasar dalam perkembangan Game. Skenario untuk menjadi robot dalam dunia yang tidak nyata. Dan memang banyak sekali produser yang memproduksi dan menjajakan mimpi tersebut. Dan semua itu, tidak lepas dari bagaimana produser ataupun developer menata dunia tersebut melalui interface yang menyenangkan.
Evolusi desain komunikasi visual video game

Game, User Interface, Dan Fenomena Interaksi Antara Manusia Dan Komputer. Dunia kita hari ini tercipta karena adanya dunia baru yang ditemukan melalui media digital. Akibat dari fenomena inilah, kita mengenal beberapa paradigma baru dari dunia ini.

Sebuah aplikasi ditata menjadi sebuah permainan atau game yang menarik, tidak lepas dari bagaimana peran GUI (Graphic User Interface atau grafik antarmuka pengguna ) dan HCI (human-computer interaction atau interaksi manusia-computer) bekerjasama menggerakkan gagasan dalam game tersebut. Game sendiri merupakan salah satu bentuk fenomena interaksi antara manusia dan komputer dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas/task demi mencapai suatu goal tertentu. Dalam hal ini tentu saja dalam rangka menghindari punishment dan mendapatkan reward yang merupakan inti dari sebuah permainan.

Walaupun berupa permainan, ada banyak sekali faktor penting yang menentukan sistem interaksi dalam sebuah game. Beberapa diantaranya adalah:
  • Psikologi dan ilmu kognitif : persepsi user, kognitif, kemampuan memecahkan masalah
  • Ergonomi : kemampuan fisik user
  • Sosiologi : kemampuan memahami konsep interaksi
  • Ilmu komputer dan teknik : membuat teknologi
  • Bisnis : pemasaran
  • Desain grafis : presentasi interface
  • Dan lain sebagainya.

Faktor-faktor ini pun sebenarnya berlaku pula pada media aplikasi interaktif lain pada umumnya. Dari sinilah kita dapat menentukan seberapa besar value dari konten sebuah media, dan seberapa banyak effort yang diberikan oleh media tersebut kepada pengguna. Interaksi + informasi dan = interaksi manusia manusia ? mesin teknologi dan komputer.

Lalu, bagaimanakah cara kita berkomunikasi dengan komputer ? Disinilah peran User Interface dibutuhkan. User Interface, tak ubahnya sebuah jendela yang menghubungkan kita sebagai user dengan dunia hiperrealitas yang ada di dalam komputer. Konsep luas user interface mencakup aspek interaktif sistem operasi komputer, perkakas tangan, operator kontrol mesin berat. dan proses kontrol. Pertimbangan desain yang berlaku saat membuat user interface (UI) berkaitan dengan ergonomik dan psikologi. Namun pada intinya, UI adalah segala sesuatu tentang melalui media apa anda berkomunikasi dengan komputer anda, atau bagamana komputer berkomunikasi pada anda. Manusia adalah makhluk yang visual. Bahasa visual memberi akses lebih cepat dibandingkan bahasa. Karena itulah gamifikasi dari segala bentuk interaksi digital dengan manusia menjadi acuan utama desain modern saat ini.