Widyatama Entrepreneur Community

0
919 views

Oleh sebab itu pada tahapan ini anggota komunitas diberi pengetahuan tentang bagaimana proses membangun ekuitas merek seharusnya dilakukan, dan bagaimana membuat legal formal agar tidak ditiru orang lain bahkan diambil alih orang lain karena ketidaktahuannya.
Metoda ini tetap dengan cara diskusi dan sedikit study literature, wawancara dengan pengusaha yang sudah berpengalaman, dan atau pakar kewirausahaan. Semua upaya itu selalu diarahkan kepada prinsip dasar tentang hasil usahanya.

Ya itu bentuk perusahaan yang mengutamakan pada prinsip apakah usaha yang telah dirintis dan berjalan itu hasilnya sudah tepat gna.Mempertimbangkan penghematan dalam seluruh prosesnya Mengupayakan agar seluruh alur proses sudah unggul mutunya dibanding dengan usaha lainnya Lebih penting lagi adalah apakah usahanya ini dapat dikategorikan sebagai pionir di bidangnya dan dapat disebut sebagai agen pembaharu penuh inovasi.

Proses learning by doing dalam komunitas ini tidak selalu membahas usaha yang sedang dirintis oleh rekan sesama anggota komunitasnya. Namun juga membahas usaha orang lain yang sedang menjadi bahan pembicaraan (booming) karena berciri khas.

Mencari jawaban mengapa dan bagaimana mereka dapat dengan pesat meningkatkan usahanya secara signifikan, kemudian dijadikan bahan catatan rumusan dalam membangun usaha baru tersebut. Analisis Usaha Disamping membangun pola berfikir tentang berwirausaha, komunitas WEC Bandung juga menganalisis faktor-faktor apa saja yang menjadi pendorong bagi suatu usaha.
Sebagai contoh, mereka dapat merumuskan bahwa suatu usaha ternyata didorong oleh empat faktor yang mungkin dipandang orang sangat sederhana. Bahwa suatu usaha dilakukan dengan tingkat kebersihan yang tinggi, bukan hanya kebersihan fisik saja.

Dimulai dari memilih bahan baku, proses produksi atau objek yang dijadikan jasa layanannya. Prosesnya harus bersih, hasilnya harus bersih, bahkan dalam menentukan harga jualnya pun atau tarif layanannya harus dengan kebersihan niat / jujur. Faktor berikutnya adalah upaya mendapatkan pengakuan dari pelanggan bahwa hasil produk memang sangat memuaskan.
Disamping tentunya keunggulan dari sisi kreativitas, karena usaha pionir memang mengedepankan hasil karya kreativitasnya. Faktor kunci yang sangat mendasar selain?ketiga faktor tersebut adalah tanggung jawab terhadap hasil karyanya, yaitu terus menjaga mutu proses, mutu layanan.
Selain keempat faktor di atas, masih ada factor-faktor yang memelihara proses berjalan dengan baik agar mutu hasil tetap terjaga dengan baik.

Pertama, menjaga lingkungan kerja tetap bersih, nyaman, aman, menimbulkan gairah kerja bagi personil yang terlibat pada proses sehingga produktivitas kerja terus meningkat. Jaminan keselamatan kerja diutamakan, bahkan diupayakan mencapai zero accident dan incident di lingkungan kerja.
Kedua, membangun hubungan kerja yang harmonis antar fungsi yang terlibat dalam proses tersebut. Lebih bagus dikuatkan dengan sistim insentif kerja yang memadai sehingga mendorong semangat kerja untuk mencapai suatu yang terbaik dan mendapatkan insentif yang memadai.
Pembahasan rutin mengenai hal-hal tersebut dilakukan anggota komunitas di tempat yang tidak resmi, terkadang di bawah pohon rindang, atau di caf, di ruang kelas yang sedang idle, bahkan di kelas perkuliahan kewirausahaan.
Penutup Dua tahun terakhir terjadi penurunan aktivitas bagi komunitas ini. Mereka yang telah berkiprah lama, kini harus meninggalkan kampus karena telah lulus menyandang predikat kesarjanaannya dan berstatus alumni. Namun usaha yang telah dirintisnya semakin maju, dapat menjadi contoh positif bagi generasi barunya yang kini sedang memulai kembali proses yang sama seperti seniornya terdahulu. Demikianlah tradisi kehidupan kegiatan mahasiswa di kampus dimanapun, bahwa ketika proses metamorfosa atau kaderisasi tradisi terlambat dilakukan, maka mata rantai kegiatan pun tersendat pula.

WEC/ Widyatama Entrepreneur Community Bandung kini sedang berupaya kembali membangun proses lanjutannya meningkatkan aktivitas dan kualitas prosesnya sambil membentuk wirausahawan muda dari candradimukanya. Selamat beraktivitas, dan tetap semangat.

TIPS MEMULAI BISNIS BAGI MAHASISWA
Berwirausaha saat masih kuliah Kenapa tidak ? Banyak sekali contoh mahasiswa sukses karena mencoba memulai usahanya sambil kuliah. Baik dari usaha jual beli pulsa sampai jual beli handphone; dari menjajakan cemilan sampai bisa buka restoran di pinggir jalan; dari reseller kaos produk orang lain sampai bisa punya distro sendiri. Banyak sebenarnya cara-cara untuk menjadikan wirausaha sebagai bagian kehidupan belajar & bekerja untuk diri sendiri. Apalagi kegiatan pendidikan dimaksudkan mempersiapkan mahasiswa agar memperoleh pekerjaan layak setelah lulus kuliah. Dengan berwirausaha atau berbisnis, mahasiswa belajar bekerja bagi dirinya dan mengajak orang lain menjadi produktif. Berikut tips dan trik berwirausaha saat sekolah atau kuliah, yang relatif tidak mengganggu aktifitas kuliah. Tips dan trik ini masih mengupas kulitnya, belum pada permasalahan berwirausaha. Namun hal ini bisa dijadikan acuan mahasiswa yang ingin segera membuka usaha. 1. Jangan pikirkan tentang modal. Sebagian besar mahasiswa pasti memikirkan modal untuk bisa memulai usaha. Padahal modal bukanlah hal utama yang harus ada dalam memulai usaha. Memang benar sebagian usaha memerlukan modal, tapi bukan yang utama. Salah satunya meminjam dana. Jika orang tua tidak bisa meminjamkan dana, kamu bisa membuat proposal usaha. Proposal usaha ini bisa kamu ajukan ke kompetisi lomba bussiness plan. Atau mengajak beberapa teman kuliahmu untuk membangun bisnis bersama dengan panduan proposal bisnis tersebut. Banyak hal yang bisa dilakukan memulai usaha tanpa modal. Paling mudah adalah kamu bisa menjadi makelar dari produk orang lain. Tidak perlu biaya kan? Hanya usaha untuk menjualkan produk orang lain dan nantinya kamu bisa mendapatkan uang dari hasil penjualan produknya. Nah, jangan jadikan alasan ya modal sebagai penghambat memulai usaha. 2. Bingung buka usaha apa. Kebingungan buka usaha apa biasanya terjadi saat mahasiswa berpikir terlalu jauh bahwa bisnis yang akan digelutinya akan menghasilkan uang banyak dengan mudah dan cepat. Jika berpikir demikian, maka memulai usaha akan sangat sulit. Mulailah dengan hal sederhana yang bisa kamu jual pada temanteman kampusmu. Bisa jualan pulsa, jualan kaos, jualan stiker, pernak pernik meja belajar, atau hal apapun yang dianggap sepele untuk memulainya. Anggap saja itu sebagai batu loncat. Usaha itu adalah awal kamu untuk bisa memulai usaha lain yang lebih besar. Karena dengan memulai yang mudah, bisa mengerti bagaimana sistem wirausaha/bisnis bekerja. Setelah mapan sekitar satu tahun memulai usaha, barulah mencari usaha lain yang lebih besar dari segi modalnya, dari segi aspek keuntungannya, dari aspek rekrutmen karyawan, karena belajar itu memang dari awal. 3. Jangan mudah bosan Pengalaman terbaik wirausaha atau bisnis memang banyak. Salah satunya menjalani kebosanan. Bosan saat usaha atau pun saat mengalami kebuntuan di tengah jalan memang menyebalkan. Walaupun usaha itu dimulai dari hobi, perlu visi ke depan agar belajar berwurausaha tidaklah sekedar iseng atau main-main. Sehingga perubahan perjalanan bisnis semakin terasa baik sedikit ataupun banyak. Jadi, catatlah visi wirausahamu itu untuk tiga bulan ke depan, enam bulan kedepan, satu tahun kedepan, dua tahun kedepan. Bosan memang cenderung untuk menyerah. Bisa juga bosan setelah visi dan target dibentuk tapi meleset pada faktanya, Jika visi meleset, karena ada hambatan saat berbisnis, adalah hal wajar. Namun kelolalah rasa bosan agar tidak segera berhenti belajar berwirausaha. 4. Carilah tentor bisnismu Mencari guru memang sulit, apalagi untuk bisnis. Perlu diperhatikan guru dalam wirausahamu itu tidaklah tetap. Kadang seorang teman bisa menemanimu untuk memulainya, tapi tidak menjalankannya bersama. Terkadang seorang yang baru kamu kenal dalam organisasi di kampus malah sudah ahli dan baru kamu ketahui. Bahkan guru bisnis juga bisa datang dari saudara sepupu atau paman, pa’de, om, dan lainnya. Carilah tentormu dalam bisnis atau wirausaha, agar keyakinan bisa menjalankan bisnis itu lebih siap dan tidak mudah putus asa. Tentunya kamu harus take action agar bisa direalisasikan dan dipraktekkan dengan sangat mudah. Kamu juga bisa mencari tambahan tips lainnya agar kehidupan belajar dan kuliah kamu tidak melulu soal akademis. tetapi juga bisa berisi nilai kemandirian; mencari uang sendiri dan menghargai diri agar lebih layak mendapatkan uang yang barokah. Let’s Keep spirit! Tetap semangat ya.