Amrus Ramadhan Profil Blues Man Sholeh

0
693 views
Amrus Ramadhan

Amrus Ramadhan, siapa yang tidak kenal dengan Pria muda yang satu ini, sosok Pria tampan, kalem, humble, dan sholeh. Pria kelahiran Palembang, 29 Juli 1979 ini, Selain tercatat sebagai Dosen LB DKV, dia juga aktif sebagai musisi blues di Ruang Putih, Blues Libre, dan CEO (Chief Executife Officer) di ILC (Inner Light Creative). Dia sering dijuluki sebagai blues man sholeh atau yang dalam hal ini satu-satunya Pria muda Indonesia yang menggeluti dan berkecimpung di ranah Hawaiian music country khususnya Pedal Steel Guitar.

Berikut ini penuturan Amrus Ramadhan pada saat kami wawancara, Kamis 27 Maret lalu ;

Awalnya saat ke Bandung memang langsung memilih untuk kuliah di DKV Widyatama (dulu masih STIEB) karena ada informasi dari saudara bahwa 85% pengajarnya adalah dosen-dosen dari ITB. Sehingga ilmu yang didapati ialah semua pola pikir dan ide-ide yang para pengajar serta master mind yang tak dapat dituangkan

dengan bebas oleh mereka di ITB dapat leluasa ditanamkan di DKV Widyatama, sehingga menular pada mahasiswa. Sebelum lulus telah bekerja di Rektorat ITB sebagai divisi desain. Karena satu dan lain hal akhirnya keluar dan menekuni kembali basic saya yang menyukai musik sampai dapat tergabung dalam country road bersama Tantowi Yahya di Metro TV serta komunitas musik blues. Walaupun bermusik itu tidak berbasis kantoran tapi dapat memperluas kenalan serta networking bukan hanya mencari nominal saja. Mendapatkan bakat seni dari kakek (Abdul Manap) yang seorang musisi, seniman, pematung dan juga memiliki sanggar seni di Palembang. Berangkat dari keinginan bermusik yang sangat kental dan skill yang dimiliki akhirnya memilih DKV karena menurut pemikiran adalah apa yang dapat menempel dengan teknologi karena secara logika bila memilih ilmu seni murni, ilmu seni ini sudah saya miliki. Akhirnya dengan penggabungan semuanya mulai dari networking bisnis dengan seni ini dapat mendirikan event organizer bernama ILC (Inner Light Creative).

Saat kecil dengan opsi yang banyak sehingga kurang memiliki cita-cita menjadi apa kelak saat dewasa nanti, tetapi memang bakat yang menonjol adalah di bidang musik dengan skill atau keahlian bermain gitar yang mahir serta menggambar dan melukis terutama image wajah sehigga sering membuat gambar-gambar di baligo secara manual. Selain bermusik dan berbisnis juga ikut mengajar berbagi ilmu dan sangat dekat dengan kampus Widyatama karena sangat sering berkecimpung dalam berbagai kegiatan. Dari dulu sangat terinspirasi oleh bukunya Robert T Kiyosaki dimana kita harus berfikir menjadi investor dalam hidup sehingga waktu kita longgar dapat dihabiskan dengan keluarga dan hobi atau ketertarikan dalam hidup. Beriring dengan berjalannya hidup dan logika yang dipakai akhirnya menjadi tahu bagaimana caranya menuju sebuah titik kehidupan yang diinginkan berdasarkan amunisi (ilmu dan kecakapan) yang kita miliki.

Amunisi yang saya miliki seperti ilmu dari DKV dan seni serta musik ditambah relasi-relasi dan berkenalan dengan yang bernama mas Aji Bram akhirnya dapat membawa saya dan ILC walaupun kecil-kecilan menjadi partner IFBF (International Fashion and Batik Festival) yang asalnya hanya diselenggarakan di Zurich akhirnya dapat diselenggarakan juga di kota Bandung. Untuk acara tahun ini melibatkan rekan mahasiswa dari Universitas Widyatama dan juga juga melibatkan kerjasama Pemerintah Kota Bandung dan Kota Zurich. Pada awal saat berkenalan dengan Aji Bram saya mencoba memperkenalkan apa kemampuan yang saya miliki dan saya bisa. Saya mencoba untuk mendesain mulai dari logo dan segala hal yang bersifat grafik desain dalam versi saya tanpa memikirkan apakah akan berguna atau dipakai karena hasil akhir tergantung respon beliau. Akhirnya dengan beberapa faktor pendukung seperti keberuntungan dan determinasi serta usaha ILC dijadikan partner oleh Aji Bram yang awalnya hanya dari pertemanan semata.

Amrus Ramadhan

Apabila boleh untuk menggambarkan, diantara rekan alumni seangkatan, saya menggambarkan diri sebagai lulusan yang liar dalam artian bisa dianggap out of the box. Pernah bekerja kantoran, mengajar juga tapi mencari kehidupan juga dari bermain musik serta mengembangkan jiwa seni yang dituangkan dalam kreatif-kreatif desain. Saya bukan tipe orang yang senang berdiam diri seperti bekerja kantoran karena memiliki banyak keinginan dan cita-cita yang ingin diraih. Dengan kebulatan tekad maka semuanya harus dijalani walaupun resiko yang ditempuh juga cukup besar karena tak ada seorang pun yang dapat menjamin akan apa yang dapat diraih mulai dari tingkat kemapanan ataupun pencapaian yang dapat diraih. Untuk role model, kakek saya adalah salah satunya. Almarhum beliau yang secara langsung telah menularkan jiwa seni kepada saya. Kehidupannya pun layak juga dijadikan contoh mulai kala dia sebagai salah satu pejuang kemerdekaan sampai saat dia menjadi wirausaha (kakek adalah pendiri pertama perusahaan percetakan di Sumatra) yang sangat gigih dan ulet.

Cita-cita yang ingin diraih adalah sangat ingin suatu saat memiliki sebuah perusahaan yang bergerak dibidang kreatif serta turunannya yang menangani event-event besar mudah-mudahan yang bertaraf internasional karena contohnya telah ada. Aji Bram yang kita tahu memiliki masa kecil yang berasal dari keluarga sederhana di Tulungagung dapat memiliki perusahaan fashion yang beralamat di Zurich Negara Swiss. Apabila beliau bisa kenapa kita tidak bisa. Saya ingin memiliki Perusahaan yang memiliki home base di Zurich karena semua orang tahu bahwa Zurich adalah kota yang memiliki biaya dengan standar tinggi dengan orang-orang yang memiliki penghasilan tinggi juga. Sehingga bila kita memiliki perusahaan yang berbasis disana maka para konsumen kita tahu standar harga yang perusahaan kita miliki juga mengikuti kualitas dan harga di Zurich Negara Swiss tetapi dengan biaya produksi rendah. Contohnya perusahaan Lurik Management milik Aji Bram yang memiliki basis di Zurich setiap tahunnya mengekspor seragam bagi perusahaan pelayaran di Negara Jerman yang dia produksi di kota Bandung, Cimahi dan Jakarta.

Dalam menjaga waktu antara minat dalam bermusik serta berbisnis serta membagi waktu dengan keluarga ser-ta sebagai pendidik. Saya memprioritaskan bagaimana caranya supaya hobi yang saya jalani dapat berjalan beriringan dengan usaha yang saat ini ?saya ?miliki ?yaitu? ?ILC. Jadi saat saya bermusik tak lupa saya? sebisa mungkin memperkenalkan perusahaan yang saya miliki supaya dapat berkembang maju dengan pesat sehingga paralel dimana energy yang kita keluarkan?dapat? ?memajukan? dua? hal yang kita miliki.

Kendaraannya adalah bermusik tapi misinya tetap mengembangkan usaha. Awalnya ILC itu hanya ?saya sendiri dan bila ada proyek maka saya lebih memilih outsource yang sudah teruji keahliannya. Tetapi setelah ILC menjadi partner IFBF maka saya harus menjadikan ILC sebuah legal yang memiliki orang-orang inti yang professional dibidangnya masing – masing sehingga untuk para director yang terlibat saya coba tawarkan bergabung dalam ILC. Kurang lebih saat ini ada 20 orang yang terlibat atau berada dalam unit inti ILC. Kesuksesan menurut saya adalah bahwa apa yang telah kita ciptakan, perbuat atau lakukan sudah bermanfaat bagi orang banyak. Saat ini sedang berkembang akan fenomena sekolah alternatif non formal.

Dan menurut saya yang paling bagus adalah home schooling, yaitu konsepnya dimana gurunya adalah orang tua dan keluarga seperti kakak ataupun adik. Untuk permasalahan pendidikan saya lebih menekankan akan ekplorasi potensi yang dimiliki oleh anak atau individu. Karena setiap individu memiliki potensi dan kemampuan yang sangat berbeda. Akan menjadi sangat picik bila semua individu harus dipukul samaratakan menerima sebuah kurikulum pendidikan tetapi mematikan potensi besar yang dimiliki oleh setiap individu.

Dalam menilai diri sendiri. Kelebihan saya itu dinamis, kreatif, bertanggung jawab, dan dapat bekerjasama dalam tim. Kelemahan saya sendiri yang paling berat adalah terlalu perfeksionis walaupun ada toleransi juga dan bila tingkat perfeksionis itu diterapkan pada hasil pekerjaan rekan kerja bila tak sesuai dengan yang saya kehendaki saya jadi cenderung diam karena enggan untuk menyampaikan kekurangan yang ada dari hasil pekerjaan rekan kerja tersebut. Dikuatirkan kalau orang tersebut belum mampu mencapai standar yang saya terapkan. Selanjutnya kekurangan saya adalah sukar untuk mengontrol diri bila sudah bekerja yang terkadang dapat berimbas pada kesehatan.

Amrus ini pernah menulis theme song yang berjudul Aku Pergi di Film Putih Abu-Abu dan Sepatu Kets yang bergenre anak remaja SMA sewaktu masih bergabung dengan Sevaa Band. Amrus juga menciptakan lirik theme song event IFBF yang berjudul IFBF (Indonesian Fashion & Batik Festival). Berbicara tentang Buku Favorit Amrus Ramadhan yaitu La Tahzan. Film yang disukainya yaitu Cut Nyak Dhien yang diperankan oleh Christin Hakim. Dan Musisi Blues Favorit diantaranya Eric Clapton, John Mayer, Geoge De Fretes (King of Hawaiian steel guitar in the world). Selain kakek (Abdul Manap) yang menjadi role modelnya saat ini, yaitu Aji Bram, fashion designer yang berasal dari Tulung Agung yang sangat sukses di Zurich, Swiss, dikarenakan kedekatan Aji dengan emaknya. Aji Bram ini sangat mengagungkan seorang ibu.

Pesan untuk rekan-rekan dan adik-adik mahasiswa yang memiliki kemampuan professional/kompeten di bidangnya, untuk selalu menjaga attitude/behavior (sikap), karena dengan tutur kata dan tingkah laku yang baik bisa membawa seseorang ke tahap yang diinginkan tentunya diiringi dengan komitmen semangat kerja yang tinggi dan berani untuk mengambil resiko. (*Fe)

Amrus Ramadhan

[box]Amrus Ramadhan

Lahir: Palembang, 29 Juli 1979

PENGALAMAN KERJA

Hobi : Musik, Baca, Melukis, Sepak Bola

2012 – sekarang

Sebagai CEO/ Owner INNER LIGHT CREATIVE Memimpin dan menjalankan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa desain grafis & multimedia serta event organizer.

2007 – 2011

Sebagai Dosen Luar Biasa di Fakultas Desain Komunikasi Visual Universitas Widyatama

PRESTASI

24 April 2004

Lulus predikat Cum Laude dengan IPK 3,66 dari Fakultas Desain Komunikasi Visual, Universitas Widyatama, Bandung.

2001 – 2002

Mendapatkan beasiswa berprestasi untuk 1 tahun di Universitas Widyatama, Bandung. 1 November 1995 Bersama The Seattle Stone Band, mendapatkan penghargaan sebagai Gitaris Terbaik Festival Musik Kampus yang diadakan oleh Universitas Sriwijaya, Palembang. 19 Desember 1993 Juara 1 Lomba Lukis Kreatif untuk tingkat SMP dalam rangka Hari Ibu ke 65, yang diadakan oleh TVRI Palembang.

PENDIDIKAN

1999 – 2004

Desain Grafis D4, Fakultas Desain Komunikasi Visual, Universitas Widyatama

1999

Komputer Grafis dan Desk Top Publishing di Multi Informa Komputer, Jakarta.

1994 – 1997

SMUN 15 Palembang.[/box]