Asuhan : Meriza Hendri
Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia sudah memberikan pengaruh luar biasa bagi bisnis di semua sektor industri. Apalagi bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang secara bisnis, sangat rentan terpengaruh oleh perubahan lingkungan bisnis seperti pandemic Covid-19.
Salah satu perusahaan yang terkena dampak adalah Ayam Geprek GG yang dimulai oleh seorang alumni Universitas Widyatama yaitu Adhitya Citra. Anak muda kelahiran Bandung tahun 1987, memang memilih bisnis sebagai pilihan hidupnya. Berbekal ilmu yang sudah didapatkan di jurusan manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Adhit memberanikan diri untuk mengembangkan bisnis Kuliner ini. Banyak hal yang saya dapatkan selama kuliah di Widyatama yaitu pola pikir, ilmu bisnis, dan networking yang sangat bermanfaat sekali kata Adhit.
Adhit memulai Dapur GG sejak Februari 2016 di Bandung dengan modal Rp. 1 Juta dan memanfaatkan garasi rumah orang tuanya serta meminjam peralatan dapur milik keluarga. Fokus bisnisnya adalah kuliner dengan konsep food delivery dan untuk mendukung bisnisnya, bekerjasama dengan Ojek online yang sedang menjadi fenomena baru di bisnis kuliner dengan layanan food delivery apps-nya sehingga model bisnisnya di sebut ghost kitchen atau cloud kitchen. Produk utama Dapur GG Ayam Geprek dan Thaitea saat ini telah terjual sekitar 500 porsi perhari tambah Adit.
Visi yang hendak dicapai Adhit adalah menjadi merchant Ayam Geprek dan Thaitea terlaris di Bandung tahun 2021. Dengan bekal ilmu manajemen serta berbagai pelatihan dan komunitas yang diikuti oleh Adhit, mampu meningkatkan bisnisnya sehingga dapat membangun tiga cabang Ayam Geprek GG.
Hanya saja, Pandemi Covid -19 memberikan dampak yang luar biasa bagi Ayam Geprek GG. Beberapa dampak yang sangat dirasakan adalah penurunan omset sampai 70% dan tidak bisa berjualan sampai malam. Selain itu, cashfow terganggu sehingga mengalami kesulitan untuk membayar karyawan, supplayer, operasional, dan sewa tempat kata Adhit.
Untuk dapat bertahan di masa pandemi Covid-19 ini, Adhit dan manajemen Ayam Geprek GG mengambil langkah stratejik. Pada bagian keuangan, manajemen melakukan efisiensi dengan cara mengidentifikasi pengeluaran yang tidak perlu dan fokus pada biaya yang berhubungan dengan produksi ayam geprek.
Disisi lain, manjemen Ayam Geprek GG juga melakukan inovasi produk yaitu membuat frozen food atau ready to cook. Hal ini dilakukan sesuai dengan need, want dan demand pasar yang dikomunikasikan kepada konsumen dengan memanfaatkan delivery apps kata Adhit. Memang dalam proses bisnisnya, Adhit benar-benar fokus pada penjualan produk yang cepat.
Agar bisa melakukan efisiensi biaya, manajemen ayam geprek GG juga mengurangi jam kerja sesuai dengan peraturan pemerintah. Dan yang paling penting adalah mengikuti Protocol Covid -19 seperti sosial distancing, cek suhu, masker, cuci tangan dan lain lain.
Salah satu aspek yang sangat stratejik adalah sumber daya manusia atau karyawan dan dalam hal ini, manajemen Ayam Geprek GG melakukan pengurangan karyawan dari 22 orang menjadi 13 orang. Saya melakukan open communication dan mengajak karyawan untuk berjuang bersama-sama serta bersyukur tambah Adhit.
Secara ringkas, Adhit menyampaikan dua kunci penting perusahaannya untuk melewati dampak pandemic Covid-19 ini. Pertama adalah mindset, yaitu setiap krisis selalu ada peluang baru yaitu the raise of home cooking/frozen food, dimana banyak orang yang jadi suka masak di rumah kata Adhit. Yang kedua adalah shifting ke delivery apps makin diperlukan karena kuliner Offline/dine in tidak bisa operasional. Oleh karena itu, diperlukan shifting belajar food delivery online tambah Adhit.
Berkat strategi dan program yang dijalankan oleh manajemen Ayam Geprek GG, perusahaan dapat bertahan dan meningkatkan omset dan profit lagi sedikit demi sedikit. Saya yakin bisa mengembangkan bisnis ini dimasa New Normal karena sudah kami siapkan SOP untuk masa New Normal kata Adhit. Bagi yang berminat melihat bisnis Ayam Geprek Dapur GG, bisa dengan follow IG @dapurgg.
Meriza Hendri