Liburan 5 hari di Pulau Bali, Cukup ?

0
772 views

Hey Guys,

Saya mau berbagi pengalaman nih 5 hari perjalanan di Bali. Ternyata liburan di awal awal sangat melelahkan dikarenakan jadwal yang padat. Ok anyway berikut trip yang saya lakukan selama di Bali:

15 September

14:00 flight dari Bandung ke Denpasar, Maskapai Lion Airnya ngaret nih.
15:30 Bandara ke Tanjung Benoa, saya pakai taxi bandara (karena yg disediakan cuma itu). Hotel ION, harganya standard tapi kelasnya saya pikir agak di bawah Ibis. Yang menyenangkan di daerah sini tempat makan gampang, massage banyak banget , dari pihak hotel juga menyediakan shuttle ke pantai free charge!

16 September


Tadinya saya mau keliling daerah Tanjung Benoa menggunakan motor sewa, tapi yang punya motor baru bisa datang jam 10, akhirnya saya beralih menggunakan shuttle service ke arah pantai Nusa Dua.
Disana saya sewa sepeda harganya 80 ribu/jam waw, Mahalnya, sedangkan ditempat lain motor saja 70 k/jam. Tapi daripada cape jalan.
Lupa dengan jadwal shuttle, saya ketinggalan kendaraan, akhirnya harus sewa mobil 70 ribu sampai ION ;(. Sebenernya saya bisa ikut bis Bali Collection, tapi ternyata jam 12:00-13:00 mereka break dulu.
Setelah beres-beres saya travelling lagi ke Sanur, dan saya ambil hotel Patrisia. Yaa hotel seadanya yang penting bisa nginap murah. Sanur itu tempat saya melihat sunrise, jadi sebelum pagi tiba, sorenya saya coba lihat dulu daerahnya biar ga nyari nyari lagi. Kira kira 300 m jaraknya dari hotel ke pantai. Cukup jalan kaki sekitar 5-10 menit.

17 September


Pagi sekali sekitar jam 5 pagi saya ?sudah siap siap untuk melihat sunrise, karena perkiraan terbit matahari 5:30, bisa menikmati ombak dan indahnya sunrise. Kembali ke hotel saya siap-siap untuk traveling menggunakan mobil rental yang saya pesan dari rekan saya di Bali. Saya pikir ini rental mobil yang paling murah dibandingkan rental mobil yang ditawarkan supir taksi yaitu 500 ribu (driver+bensin termasuk), sedangkan dari teman saya hanya 200 ribu (bensin termasuk),

Saya minta sarapan di hotel, saya kira yang akan didapatkan adalah nasi goreng, ternyata hanya roti bakar plus selai saja, hmm sesuai dengan harga mungkin. Dan jam 10:00 mulailah saya jalan jalan traveling dimulai ke BIRD PARK.
Harga tiket masuknya untuk lokasi turis yaitu 150 ribu kalau ga salah dan tiket ini termasuk juga untuk tiket masuk REPTILE PARK, sedangkan asing lebih mahal lagi. Makan siang disana juga, namun harganya juga mahal sebenarnya. Tapi tidak ada pilihan lain karena saya tidak melihat warung-warung di luar lokasi. BIRD PARK lokasinya sebenernya kecil saja tapi yang menariknya itu karena banyak burung jinak disana, seperti Kakatua dan Burung hantu yang dibiarkan begitu saja bertengger di pohon, dan mereka tidak lari ke alam bebas.
Lanjut lagi saya traveling ke monkey forest, lokasinya ternyata melewati UBUD. Ternyata disana itu daerah macet, saya sekitar setengah jam mungkin hanya bergerak sekitar 1 km. Memang saya dikejar waktu karena masih menginginkan mengunjungi GWK dan pantai Pandawa pada hari yang sama akhirnya diputuskan balik arah menuju selatan untuk mengunjungi GWK.
Di GWK sebenarnya tidak banyak yang bisa dilihat, selain dua patung yang terkenal yaitu Plaza Garuda dan Patung Wisnu. Yang unik ketika saya akan masuk ke lokasi patung Wisnu, saya diharuskan mengenakan kain berwarna kuning dengan tujuan menghormati tempat suci. Harga tiket masuk GWK yaitu 120 ribu kalau ga salah inget hehe. Cuaca yang sangat panas membuat sangat dehidrasi ketika disana.
Lanjut lagi saya ke pantai Pandawa, Ini adalah pantai yang bagus dengan pasir yang sangat halus dan putih serta bersih lingkungannya. Senang sekali bila bisa bermain ombak disana, tapi berhubung? saya rewel lagi melihat ombak jadi saya tidak bisa main langsung dengan ombak. Disini saya hanya bayar parkir saja, tidak ada tiket masuk.
Setelah puas dengan pantai, masih ada waktu sebelum sunset saya langsung bertolak ke Uluwatu untuk menikmati sunset disana. Harga tiketnya sekitar 20 ribu saya bisa menikmati indahnya sunset. Namun bila saya ingin sekalian nonton Tari Kecak saya dikenakan tiket masuk 100 ribu.

Malamnya saya pergi mencari hotel di daerah Jimbaran, saran driver direkomendasikasn hotel HORISON, namun saya langsung ke receptionist tanya harganya di angka 500 ribu akhirnya saya cari di tripadvisor di dapat Hotel Sari Segara. Hotelnya sepertinya hotel tua dengan tema etnik, bagi saya sih lumayan, namun lihat di review hotel banyak yang bilang ga bagus, mungkin karena tema nya yang etnik itu. Tapi seenggaknya dapat kamar luas, plus kolam renang dan paling penting di depan hotel banyak berjajaran kafe seafood yang langsung menuju akses ke pantai. Saya Dinner disana pas dipinggir pantai, bagi yang sedang berbulan madu daerah jimbaran ini RECOMMEND banget. Namun harga seafoodnya mahal mahal, ya dikarenakan yang dijual yaitu viewnya itu.

18 September

Dikarenakan sehari sebelumnya saya telah jalan jalan jauh sehingga pagi pagi sampai siang saya masih istirahat di hotel untuk recovery energi dulu. Siangnya saya ingin mencoba makan makan di AYANA RESORT di kafe RockBar. Dengan modal 70 ribu saya sewa motor 24 jam dan berangkat ke AYANA, dari hotel hanya butuh waktu sekitar 15-20 menit saya sudah sampai di AYANA. Memang mewah banget tempatnya, apalagi RockBarnya itu kafe yang ada di pinggir tebing pantai dan langsung bisa melihat indahnya sunset. Lagi lagi untuk menikmati sunset di RockBar saya wajib memesan makan dan minum disana. Harganya waaaaw, saya hanya pesan roti dan semacam keroket dan 2 jus kena charge 400 ribuan. Wooow mahalnya mantap.
Sebelum pulang ke Jimbaran, saya mampir dulu ke tempat seafood dengan nama kafe Nyoman. Info dari istri sih harganya murah. Karena saya ingin mencicipi rasanya Lobster akhirnya saya pesan disana. Harganya sangat mahallll, 1Kg lobster (1 lobster) harganya 500 ribu, walah tapi karena penasaran dan mungkin untuk sekali seumur hidup saya coba saja, namun minta tawar menawar, karena penjaganya iba dia bilang “kalau diskon ga bisa, saya bilang saja ini 0.8Kg jadi bisa dapat harga 400 gimana?”, Katanya. Wah lumayan nih masih dapat seratus ribu

19 September


Siap siap saya untuk lanjut traveling lagi, bingung juga ingin ke Tanah Lot namun dana terbatas, bila saya ambil rent car lagi harus keluar uang banyak dan sayang juga cuma dapat satu tempat. Akhirnya saya ingat dengan aplikasi grab bike. Teryata saya bisa lebih berhemat dengan sekitar 200 rb saya bisa mengunjungi Tanah Lot dan lanjut ke pemberhentian hotel terakhir saya di Kuta Heritage Beach.
Walau bulan September saya sebut bulan yang sepi pengunjung, ternyata di Tanah Lot ramai juga. Kebanyakan turis yang datang selama saya di Bali ternyata beretnis Cina, sepertinya karena liburan Tahun Baru Cina.
Setelah panas panasan, keliling sana sini, akhirnya saya sampai di tempat paling terkenal di dunia yaitu Kuta. Kuta memang surganya “Bule” karena disana tempat yang paling lengkap dari pusat perbelanjaan, entertaintment, club house, dan yang paling penting itu akses pantai yang benar benar dekat karena kotanya memang persis di pinggir pantai. Saya sampai terheran heran awalnya, dan macetnya seperti Jakarta saja. Mau gimana tidak macet, jalan sempit gitu tapi lalu lintas dan orang orangnya padat.
Heritage Kuta Beach yang dibawah kendali Accor Hotel saya pikir ga terlalu jauh beda dengan hotel ION baik itu interior dan fasilitasnya, namun harganya lebih tinggi 2x lipat lebih. Tapi yang pasti nyaman memang.

20 September
Akhirnya tidak terasa 5 hari sudah saya plesiran di Bali, bila saya bilang, ini membutuhkan budget yang besar, Paling besar itu ada di hotel dan transportasi. Sedangkan makan itu sih tergantung saya mau hedon atau tidak hehehehe. Baiknya coba berwisata dengan lebih banyak orang sehingga transportasi bisa lebih diminimalkan harganya.


Akhir kata saya sangat puas dengan perjalanan ini walaupun di akhir perjalanan foto-foto saya selama di Bali terhapus semua oleh saya dikarenakan Smartphone saya kecemplung di kolam renang Hotel 🙁 Untungnya masih bisa di restore sebagian ketika sudah sampai Bandung. Well mudah- mudahan ada budget lagi untuk plesiran lagi ke Lombok bersama istri ditahun 2020.

written by : Yanda Ramadana

By Yanda Ramadana