Wawancara Dr. Pindi Setiawan, M.Si. tentang BUDAYA dan AKAR DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

0
1,172 views
Wawancara Dr. Pindi Setiawan, M.Si. tentang BUDAYA dan AKAR DKV

MENJAGA dan MENGGALI BUDAYA, AKAR DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

Budaya adalah akar bagi kehidupan masa depan, tidak berhenti dan dapat dikembangkan serta tidak harus berulang.

Desain Komunikasi Visual sebagai keilmuan dan praktis tidak lepas dari budaya, karena ciri khas utama berkaitan dengan media dan target. Desain Komunikasi Visual/DKV – ITB yang pemikiran dasarnya berkaitan dengan teknologi dan industri selalu berubah dan mengalami pergeseran, sehingga membuat orang-orang yang berada didalamnya selalu berfikiran dinamis. DKV – ITB selalu mengusung iden- titas bahwa desain yang dihasilkan harus memiliki ciri dan unsur Indonesia.

Khusus mengenai keilmuan DKV mulai berkembang di Indonesia karena industrikreatif mulai tumbuh sehingga dalam konteks dagang maka dengan sendirinya akan laku dan banyak peminatnya. DKV memiliki 2 (dua) ciri khas utama yaitu media dan target yang sangat spesifik. Semisal kampanye tentang global warming. Pesan yang disampaikan di setiap negara akan berbeda. Itulah pembeda antara DKV sebagai cabang ilmu dasar komunikasi, dengan desain produk yang dapat merataratakan target sasaran.

Salah satu masalah komunikasi sosial adalah saat sebuah korporasi yang memiliki modal memiliki Stasiun Televisi sehingga gaya dan keinginan serta pola pandang dan fikir pemilik stasiun televisi lah yang selalu tampil. Bila secara terus menerus berulang diterima oleh orang-orang maka akhirnya dapat merubah pola fikir para penerima siaran tersebut. Efek yang ditimbulkan dapat berupa negatif ataupun positif. Hal inilah yang membedakan antara DKV dan Desain komunikasi secara masal yang terkadang salah sasaran sehingga menimbulkan dampak yang besar di masyarakat. Oleh sebab itu dosen yang mengajar di FRSD-ITB memiliki dasar keilmuan yang berbeda semisal dari Psikologi, Komunikasi, Arsitek dan lainnya sehingga munculah pertanyaan mengenai linieritas keilmuan (saling silang) ilmu yang terlibat dalam memecahkan masalah diri DKV itu sendiri. Permasalahan inilah yang terkadang menjadi kendala dengan permasalahan teknis atau aturan pendidikan dengan DIKTI karena terkadang para dosen disini yang keilmuannya tidak selaras dengan DKV. Lebih beratnya lagi bahwa persepsi-persepsi yang agak melenceng ini terus dipelihara dan tertanam dalam pola pikir maupun kebijakan dari pemerintah kita sendiri yang seakan mengkotak-kotakkan basis keilmuan.

DKV lahir sekitar 25 tahun yang lalu yang mengkombinasikan berbagai keilmuan mulai dari komunikasi, kesenirupaan dan terus bergeser sesuai perkembangan teknologi dengan berbagai alat pendukungnya mulai dari alat tulis, cetak sampai komputer dengan beragam software di dalamnya. Sehingga sampai saat ini keilmuan yang berada didalamnya sangat beragam seperti yang dituturkan di atas. Kendala lainnya adalah keterbatasan kita untuk mengejar teknologi yang dipakai dalam dunia DKV misalnya fotografi yang memerlukan kamera dengan kualitas dan teknologi yang mumpuni guna hasil yang maksimal. Dapat saja kamera yang dipakai adalah kamera yang biasa digunakan dengan teknologi yang dulu, tetapi outputnya akan berbeda dan tidak sesuai dengan yang diinginkan.

Dari segi kreatifitas sebetulnya penggiat DKV di Indonesia merupakan salah satu yang diperhitungkan di dunia. Contohnya, batik yang sekarang sangat komersil dengan pangsa pasar sangat besar sampai tidak dapat terpenuhi sehingga masuk produk batik dari negara lain untuk memenuhi pasar batik di negara kita. Sekitar 5 sampai 10 tahun mendatang diperkirakan dunia DKV akan semakin meningkat secara global termasuk Indonesia. Apabila tidak kita penuhi kebutuhan pasarnya maka yang akan mengisinya adalah orang-orang dari negara lain. Menyikapi atau mengantisipasi hal tersebut maka wajib untuk meningkatkan kualitas kesenirupaan bagi SDM (Sumberdaya Manusia) negeri ini, serta rasa kepercayaan diri yang tinggi bahwa kita memiliki kualitas yang sangat baik. Selanjutnya kita juga harus banyak belajar dari negara lain seperti China, India, Jepang atau negara-negara yang telah berhasil mempertahankan kebudayaan masalalunya untuk membangun dunia masa depannya.
Negara-negara yang tetap mempertahankan kekhasan negaranya tetapi selalu mengupgrade kebudayaannya, baik dalam keilmuan maupun teknologi sehingga terus berkembang mengikuti jiwa zaman yang sedang berlangsung.

 

Saya sendiri saat ini sedang giat mempelajari atau aktif dalam menggali hal apa yang terjadi di masyarakat atau
wilayah yang belum tersentuh Pemerintah secara jarak. Sebagai contoh warga yang hidup di daerah pedalaman yang kurang tersentuh Pemerintah, karena menurut hemat saya bila kita dapat menyentuh dan mengartikan masa lalu maka kemungkinan besar kita dapat menjalani masa depan. DKV sendiri menurut saya dalam konteks keilmuan adalah komunikasi melalui media yang bergaya harus logis sesuai target dengan 2 (dua) media yaitu material (kertas, kaleng, meja, barang 3 dimensi) dan teknik printing atau sablon atau non screen dan printing seperti animasi. Intinya, DKV selain proses alih pesan, tetapi juga proses tukar makna walaupun terkadang berlebihan. Keterkaitan DKV dalam hal pendidikan adalah kewajiban para pengajar menanamkan pemikiran pada para mahasiswa bahwa mereka adalah produsen atau pencipta bukan konsumen atau pemakai. Meskipun tidak menjadi Entrepreneur tetapi dapat menjadi pekerja yang inovatif dalam perusahaan dimana dia bekerja. (Fe).
Dr. Pindi Setiawan, M.Si adalah dosen DKV, peneliti, Kepala Perpustakaan Seni dan Desain FSRD-ITB, peneliti untuk Rock Art di Kutai Timur.

 

[box]Dr. Pindi Setiawan, M.Si

PENDIDIKAN

Doctoral for Art and Design, Institute of Technology Bandung, sandwich program at . Centro Camuno di Studi Preistorici, Valcamonica, Italia, dan Art et Histoire, Universite Tolouse de Mirail, Prancis.

PROFESIONAL

Lecture di Komunikasi Visual , Institut Teknologi Bandung

Lecture di Entrepreneur Kreatif Budaya, Business School , Institut Teknologi Bandung

Peneliti untuk Budaya dan Produk Ramah Lingkungan Reseach Centre , Institut Teknologi Bandung

AUTHORSHIP

2012 kegiatan inventarisasi Karst Kalimantan , Kalimantan PPE , Kementrian Lingkungan Hidup

2012 Atlas Karst Sangkulirang – Mangkalihat , Badan Lingkungan Hidup Kutai Timur .

2012 Karst Sangkulirang , Dinas Pariwisata Kutai Timur. (Inggris dan Indonesia versi , dengan Wawan Setiawan) .

2012 Gambar Kalimantan Prasejarah , Melacak Kisah Yang Hilang ( Perancis, Inggris, versi bahasa Indonesia – dengan Luc Henry Fage dan JM Cazine ) Selected Lecture dan Pembicara Paripurna

2013 C – Creativenesia , INCODA , Konferensi Internasional tentang Indonesia Kreatif, UNTAR Jakarta .2013 , Merupakan Masterpiece of Kalimantrope ? Man Genius Kreatif , International Conference 2013 , Sangkulirang Alam dan Warisan Budaya , BPCB Samarinda , Dirjen Kebudayaan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayan , Le Grandeur , Balikpapan .

2013 The Prehistoric Kalimantan Rock Art , Festival Adi Kriya Kalimantan , Yayasan Lontar , Bentara Budaya Jakarta .

2013 Cara membaca Gambar TEKS Tanpa , Universitas PGRI Adi Buana , Surabaya , Indonesia

2013 Etnonesia : Jasa Desain berfikir , Seminar Nasional , Universitas Soegijopranata , Semarang , Indonesia

2012 Visual Studi : kasus Art Borneo Rock, Indira Gandhi National Centre for Art The , New Delhi , India .

PENELITIAN TERKAIT TRAVEL

2010-2015 Harimau gua , Sumatra , Indonesia , dengan collaboratain Riset Nasional Indonesia . Dana Bank Pembangunan Asia.

2013 Bahasa Visual Ramayana Naskah , Penelitian Inovasi Program , Institut Teknologi Bandung .

2013 Pemukiman di Dayak Punan Lati , BerauCoal , Kalimantan

2011-2013 model komunikasi orang Dayak Basap – di Kalimantan .

2011-2012 Inventarisasi situs yang signifikan di Kawasan Karst Kalimantan

PROFESIONAL AWARD

2008 sebagai 12 tahun peneliti untuk Rock Art di Kutai Timur Region, Kutai Timur Region, Republik Indonesia

2008 Sebagai Motivator untuk Guru TK Sekolah Bina Insani, TK, Bina Insani, Bogor

2000 Sebagai tim anggota ROLEX AWARD untuk Luc Henry Fage, Rolex [/box]