Dr. Anne Nurfarina Melirik Desain Komunikasi Visual (Dkv) Widyatama

0
788 views
Dr. Anne Nurfarina Melirik Desain Komunikasi Visual (Dkv) Widyatama

Di tengah kesibukannya selaku Dekan FDKV dan Ketua Art Therapy Center Widyatama, Dr. Anne Nurfarina meluangkan waktu berbincang dengan majalah Komunita seputar bidang studi dan praktis desain komunikasi visual/DKV. Dikatakannya, perkembangan DKV seiring dengan perkembangan teknologi. Sehingga trendnya sering berubah, khususnya dalam rana teknis. Namun, yang selalu menjadi isue adalah local value, karena persaingan yang ketat secara global mendorong para kreatif untuk memunculkan kekhasan budaya bangsanya baik dari aspek sosial, budaya, dll.

 

Indonesia adalah negara multi kultur, kekayaan budayanya menjadi satu kelebihan yang sudah seharusnya dijaga dan dipublikasikan di level internasional. Sayangnya, kreator kita khususnya generasi muda lebih tertarik pada budaya bangsa lain yang sedang trend pada masanya. Budaya Jepang, Korea dan negara Eropa paling dominan pengaruhnya. Sehingga pernah ada masa film kartun Upin Ipin cukup mengagetkan para kreatif Indonesia karena kesuksesannya, menembus pasar nasional dan diminati penonton Indonesia. Yang diangkat adalah budaya lokal Melayu khas Malaysia, baik karakter, logat dan cara berpakaian. Sederhana namun menyentuh simpati

masyarakat.

 

Dan yang lebih mengagetkan adalah salah satu tim kreatifnya adalah siswa dari Indonesia yang belajar di sana. Begitu juga film sukses bertaraf internasional lainnya, seperti Tintin dan Avatar yang menembus box office.

Ternyata, salah satu tim kreatifnya adalah putera puteri dari Indonesia. Hal ini menunjukkan, potensi anak bangsa tidak kalah bersaing, hanya kesadaran potensi kelokalannya yang masih minim dan tidak menjadikannya sebagai peluang di industri kreatif Indonesia. Perlu menjadi pertimbangan mendasar karena Indonesia di tahun 2015 mendatang akan menghadapi ASEAN Free Trade Area (AFTA), sehingga dapat dibayangkan persaingan tidak hanya sesama warga Indonesia, namun juga pendatang dari luar negeri seperti India, Thailand dll.

 

JENJANG PENDIDIKAN

Menyinggung jenjang pendidikan tinggi DKV, Dr. Anne menggambarkan bahwa: dalam sistem pendidikan nasional sudah jelas ada pendidikan professional stream dan academic stream (meminjam istilah A.D. Pirous) atau istilah mudahnya pendidikan berbasis industri dan pendidikan berbasis wacana. Penyeleng- gara pendidikan tinggi DKV dalam memasarkan produknya menjanjikan lulusan sarjana S-1 yang siap pakai di industri. Sehingga mentalitas teknisi memang mendominasi pola pikir siswanya. Padahal untuk level D4 setara S1 seharusnya wajib pula dibangun kekuatan seorang konseptor berbasis analisis baik data atau teotritik. D4 khususnya, mahasiswa harus mempunyai kekuatan tersebut. Tidak hanya menitikberatkan pada kemampuan penguasaan software dan hardware saja, juga harusmenguasai konsep ide kreatif dan mampu menjelaskannya secara argumentatif. Itulah sasaran yang disiapkan FDKV Universitas Widyatama.

 

Pertumbuhan Pendidikan DKV tersebut tidak lepas dari perkembangan teknologi, media informasi, maupun gaya hidup. Hampir semua sektor seperti : konsumsi, hiburan, media, infrastruktur, properti, keuangan pendidikan dan sebagainya membutuhkan sentuhan desainer komunikasi visual. Fenomena ini yang membuka peluang tumbuhnya profesi-profesi baru terkait dengan DKV yang pada akhirnya meningkatkan permintaan akan jasa pendidikan DKV. Bahkan, Drs. Indarsah T. pakar DKV baru-baru ini menyebutkan: perkembangan keilmuan DKV telah

menghasilkan 300 sekolah yang tersebar pada berbagai daerah. Contohnya, Prodi DKV hadir di Universitas Trisakti, Institut Kesenian Jakarta, Universitas Gunadarma, Universitas Borobudur, Universitas Widyatama, STISI Telkom, Itenas, Unpas, ITHB, Unikom, dan lain sebagainya. Seiring dengan tingginya kebutuhan akan seni & desain pada

dunia kerja, maka hal ini tentunya akan menjadi daya tarik tersendiri bagi setiap orang yang mendalami serta menekuni agar senantiasa mampu berkembang dalam segala bidang.

 

Dalam konteks era industri kreatif saat ini, sebagaimana yang terdapat pada 14 item pembahasan, 8 butir diantaranya membahas mengenai DKV baik dari sisi desainnya maupun sisi interaksi komunikasi secara visual. Imbasnya yakni mutu lulusan dan peluang dari program studi/fakultas ini hampir semuanya langsung diterima bekerja tanpa ada yang menganggur. Hingga saat ini perusahaan masih membutuhkan tenaga di bidang animasi mencapai 25.000 orang. Negara ini butuh pemikiran orang-orang yang konsen di bidang DKV dengan proyeksi pencapaian 50 kali lipat percepatannya.

Menurut Dr. Anne, kondisi ini belum sepenuhnya dipahami masyarakat, sehingga banyak kasus calon mahasiswa yang dilarang kuliah pada jurusan ini karena ketidak pahaman orang tua mereka. Padahal, job opportunity industri di bidang ini luar biasa besar, media cetak dan media eletronikberkembang sangat pesat dalam skala nasional atau internasional.

FDKV Widyatama

 

Universitas Widyatama dulu identik dengan STIEB yang unggul dalam program studi Akuntansi dan Manajemennya. Tetapi kini seiring perkembangan Universitas yang telah berusia 13 tahun, dua belas program studi lainnya telah menunjukkan geliat kemajuan dalam kualitas. Salah satunya Fakultas Desain Komunikasi Visual/FDKV (dahulu STDKV – Widyatama yang berdiri pada tahun 1999 dan tahun 2001 berubah menjadi Fakultas Desain Komunikasi Visual seiring dengan pendirian Universitas Widyatama) dengan program studi Desain Gra?s dan Multimedia. Visi yang diusung adalah FDKV Widya-tama sebagai lembaga yang menghasilkan sumberdaya manusia profesional, dan dapat menyesuaikan diri terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, tek-nologi dan seni dalam lingkungan global.
Dr. Anne Nurfarina, S.Sn., M.Sn. menyebutkan bahwa sistem pendidikan FDKV Widyatama mendorong mahasiswa memahami bahwa ilmu desain bersifat cair, bisa masuk ke ranah ilmu lain seperti pendidikan, lingkungan, kesehatan dll. Art Therapy merupakan salah satu contoh bahwa ilmu ini ternyata mempunyai kemampuan untuk menjadi media therapy bagi anak berkebutuhan khusus. Di negara-negara maju seperti Jepang, Inggris dan Amerika, anak disabilitas difasilitasi dengan medium audio visual, selain juga pada industri kreatifnya. Sehingga, janggal sekali jika pemerintah atau masyarakat di Indonesia tidak segera memahaminya. Karena itu, keberadaan Art Therapy – Widyatama menjadi bukti implementasi keilmuan DKV ini dalam bidang pendidikan bagi penyandang disabilitas. Alat terapi berbasis audio visual terbukti bisa mempercepat anak autis terbangun respon komunikasi mereka. Misi Anne sebagai dekan memacu FDKV Widyatama menjadi fakultas yang menghasilkan lulusan yang aktif dan produktif di dunia industri kreatif, khususnya di Indonesia. Lulusannya adalah pribadi yang kreatif, iniovatif dan mampu bersaing.

 

Pengajar juga didorong menjadi role model bagi peserta didik, sehingga saat ini sedang dibangun inkubator bisnis yang menjadi wadah bagi kekaryaan mahasiswa dan dosen untuk proyek desain.
Upaya tersebut didukung oleh dosen-dosen FDKV-Widyatama, baik dosen senior maupun dosen muda yang ahli di bidangnya. Mereka telah menempuh jenjang magister, sekaligus aktif di luar kampus sebagai praktisi, sehingga pengalaman praktisnya menjadi bahan yang up to date untuk percepatan pendidikan di lingkungan akademis.
Di antara mereka adalah : Prof. Dr. Primadi Tabrani; Drs. Indarsah T; Dr. Anne Nurfarina, S.Sn., M.Sn., Rudy Farid, Drs., M.Ds.; Ifa Mustikadara, Dra., M.Si., Fajar Persada Supandi, S.St.,M.T., Savitri Putri Ramadina, S.Sn., M.Sn., Wahdiaman, S.Sn., M.Sn.; Agus Hakim, S.Ds., M.Ds., Annisa Bela Pertiwi, S.Pd., M.Pd., Arus Reka Prasetya, S.E., M.M., Azizah Assatari, S.Sn., M.Ds., Budiman, Drs., MM.Pd., Jajang Supriyadi, S.Sn., M.Sn., Asep Deni Iskandar, M.Sn., Muhamad Firdaus Benyamin, Drs., dll. Karya-karya mereka tersebar dalam dunia praktis desain komunikasi visual. Juga akti?tas Dr. Anne di luar FDKV Widyatama, yakni di Forum Desain Gra?s Indonesia (FDGI) chapter Bandung, Persatuan Orang Tua dan Keluarga Anak Penyandang Disabilitas Indonesia (PORTADIN) DPW Jawa barat (Ketua). Selain itu, dia juga menjadi mitra Dinas Sosial Jawa Barat sebagai instruktur bagi para pekerja sosial.

 

FDKV Universitas Widyatama mempunyai potensi dan peluang yang setara dengan program studi sejenis di perguruan tinggi lainnya. Kompetensi dosen dan mahasiswa menunjukkan level yang setara dengan kemampuan dosen dan mahasiswa dari perguruan ternama. Berkait dengan itu kultur akademinya terus ditingkatkan, sistem pembelajarannya difokuskan pada sistem simulasi proyek. Disamping itu, sistem manajemen bisnis dan pemasaran menjadi fokus kajian dengan studi kasus berbasis kelokalan. Secara pribadi, siswa distimulasi untuk siap bekerja mandiri, karena desain komunikasi visual memungkinkan juga untuk berwirausaha. Mari Bergabung bersama FDKV Widyatama.