Editorial

0
622 views
Editorial

Sidang Pembaca yang budiman,

Dari tahun ke tahun kontribusi Usaha Mikro, Kecil dan Menegah (UMKM) cenderung meningkat. Tahun 2012, tercatat 56,53 juta UMKM berkontribusi terhadap produk domestik bruto 59,08 %; serta berkontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja sekitar 97,16 % atau

107 juta orang. Sisanya adalah kontribusi usaha besar. Sebagai penyumbang terbesar terhadap perekonomian, dan memiliki daya tahan tinggi terhadap krisis global, UMKM perlu mendapat keberpihakan. Karena pemberdayaan UMKM jelas-jelas mendukung peningkatan produktivitas, penyediaan lapangan kerja yang lebih luas, dan peningkatan pendapatan bagi masyarakat miskin. Hal ini selaras dengan ungkapan Joseph Alois Schumpeter –ahli ekonomi Amerika: bahwa pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat dipengaruhi oleh kewirausahaan (entrepreneurship), dimana UMKM termasuk di dalamnya.

Meskipun kontribusi UMKM begitu fundamental, namun kebijakan pemerintah maupun peraturan yang mendukungnya sampai sekarang dirasa belum maksimal. UMKM hingga saat ini meng hadapi berbagai permasalahan klasik, seperti: permodalan, pemasaran, produksi dan tek nologi, pengelolaan Sumber Daya Manusia, akses informasi dan jaringan, regulasi dan birokrasi (keberpihakan), infrastruktur, maupun hak intelektual.

Pemberdayaan tentu merupakan upaya yang harus dilakukan Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan masyarakat secara sinergis dalam bentuk penumbuhan iklim dan pengembangan usaha terhadap UMKM sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan mandiri (UU RI No. 20 Tahun 2008). Upaya pemberdayaan tersebut tidak dipungkiri membutuhkan layanan berupa: konsultasi bisnis, pendampingan atau monitoring bisnis, fasilitas akses pembiayaan, pemasaran dan promosi, pelatihan bisnis, networking. Disitulah UMKM membutuhkan peran semua unsur serta stakeholder secara sinergis, termasuk perguruan tinggi (PT). Upaya itu untuk mendorong masyarakat pelaku UMKM lebih inovatif, kreatif dan efisien.

Fungsi PT dalam melaksanakan tri dharma, pengabdian kepada masyarakat belum banyak dirasakan oleh masyarakat, khsususnya UMKM. Padahal PT di satu sisi adalah tempat bertemunya para ahli dari berbagai bidang dan tempat dikembangannya beragam ilmu dan teknologi yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh UMKM. PT dapat terlibat dan bersumbangsih dalam pendampingan UMKM dari sisi teknologi dan inovasi tersebut.

Bagi UMKM, sebagai pelaku usaha dapat menyerap ilmu, teknologi, dan inovasi yang diberikan PT. Sedangkan bagi PT sendiri, pendampingan kepada UMKM dapat menjadi kajian untuk meningkatkan derajat akademik. Sekaligus langkah bermanfaat bagi PT untuk belajar banyak tentang UMKM.

Lebih jauh, kerjasama antar keduanya dapat mensinkronisasikan program kerja yang mewujudkan sinergi. Langkah kongkrit yang dilakukan misalnya bersama-sama menggarap UMKM Center, One Village One Product (OVOP), Desa Mandiri, Cluster UMKM, SDM Kewirausahaan. Menggarap hal itu, PT secara kelembagaan dapat membantu sumber daya di laboratorium, lembaga kajian akuntansi dan perpajakan, lembaga kajian bisnis, pusat kuliah kerja nyata (KKN), dosen, hingga keterlibatan mahasiswa (lihat rubrik utama Komunita edisi #7, 2013).

Dunia usaha, diantaranya melalui peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dapat dikembangkan penumbuhan usaha baru (UMKM) melalui kemitraan dari dana corporate social responsibility (CSR) mereka.

Untuk itu Komunita mencoba memotret model-model upaya riil –walaupun kecil– yang dilakukan para pionir di kota Bandung, yang melibatkan asosiasi industri (KADIN), dunia usaha, serta perguruan tinggi (PT). Sejauh mana, sinergi antara BPPU-Kadin, BUMN dan PT melalui BPPU ?Kadin berupaya memberdayakan UMKM.

Komunita juga menyajikan rubrik lain seputar pendidikan Widyatama, tantangan ekonomi Indonesia menghadapi MEA 2015, ragam yang merupakan olah pikir civitas academica terkait dengan profesi masing-masing. Kali ini ini kami ungkap keindahan permainan layang-layang dalam ideologi dan kehidupan masyarakat Bali. Selain itu, ditengah-tengah persaingan bisnis di era global yang ditandai dengan inovasi dan kreatifitas, kami angkat resensi buku Blue Ocean Strategy karya Kim & Mauborgne yang masih relevan di era ini. Juga tulisan rehat berupa aktivitas Widyatama, inspiring dan komunitas yang diharapkan menambah energi kreatif, serta lifestyle dan wisata Bandung utara untuk relaksasi. Mari kita simak bersama.

Vivat Widyatama, Vivat Civitas Academica, Vivat Indonesia dan Nusantara tercinta.

Redaksi Lili Irahali