Integritas Akademik, Membangun Masa Depan Pendidikan Bermartabat

0
125 views

Di tengah dinamika dunia pendidikan tinggi saat ini, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah merosotnya nilai integritas akademik. Praktik tidak jujur seperti korupsi, perjokian, dan plagiasi karya ilmiah semakin marak terjadi. Sivitas akademika telah mempertontonkan sekaligus mempraktikkan tindakan-tindakan yang tidak berintegritas. Skandal manipulasi syarat pengangkatan guru besar di ULM, kasus ini mencerminkan permasalahan sistemik dalam proses pengangkatan akademisi, serta kualitas pendidikan tinggi.  Lalu praktik tidak etis dalam pengusulan jabatan profesor yang disoroti Dewan Guru Besar UI dan UII. Kemudian awal 2025 disertasi doktoral seorang tokoh promovendus yang disusun pada studi di UI diduga mengandung unsur plagiarisme yang mencederai integritas akademik dan marwah kampus.

Kenyataan ini sungguh memprihatinkan dan menyedihkan,  bukan hanya mencoreng nama baik individu yang terlibat, tetapi juga merusak citra institusi akademik secara keseluruhan. Ironisnya, kampus yang seharusnya menjadi benteng kejujuran dan etika justru menjadi tempat berkembangnya praktik yang bertentangan dengan nilai-nilai akademik.

Fenomena ini tak luput dari perhatian pemerintah, pada Kamis, 13 Maret 2025, Presiden Prabowo Subianto mengatakan pentingnya menjaga integritas akademik dan mendorong perguruan tinggi menjadi pusat riset yang dapat menopang kebijakan nasional. Dalam pertemuan dengan para rektor perguruan tinggi negeri dan swasta di Istana Kepresidenan Jakarta tersebut, Presiden menegaskan bahwa akademisi harus menjadi garda terdepan dalam memastikan kualitas pendidikan yang jujur dan bertanggung jawab.

Pentingkah Integritas Akademik

Jiang & McKauge (2013) mendefinisikan integritas akademik merupakan ekspektasi terhadap nilai kejujuran, profesionalisme, dan kepercayaan dalam lingkungan akademik. Secara sederhana disimpulkan integritas akademik adalah prinsip moral yang menekankan pentingnya kejujuran, kepercayaan, keadilan, rasa hormat, dan tanggung jawab dalam dunia pendidikan. Ini bukan hanya soal menghindari plagiasi atau kecurangan dalam ujian, tetapi juga tentang bagaimana setiap individu dalam lingkungan akademik menjalankan perannya dengan etika yang tinggi. Integritas akademik setidaknya mencakup tujuh nilai inti.

Kejujuran: menjunjung tinggi kebenaran dalam penelitian, penulisan, dan seluruh aktivitas akademik. Maknanya bersikap jujur dalam segala aspek akademik, termasuk dalam pengerjaan tugas dan ujian.

Kepercayaan: menghormati karya orang lain dan tidak mengambil kredit atas sesuatu yang bukan hasil usaha sendiri. Maknanya membangun kepercayaan antara mahasiswa, dosen, dan institusi melalui tindakan yang dapat diandalkan.

Keadilan: memberikan kesempatan yang setara kepada semua pihak, termasuk dalam proses pembelajaran dan penilaian. Maknanya berlaku adil dalam penilaian dan perlakuan terhadap semua individu di lingkungan akademik.

Rasa Hormat: menghargai hak dan martabat orang lain dalam lingkungan akademik. Maknanya menghormati hak dan kontribusi orang lain dalam proses pembelajaran dan penelitian.

Tanggung Jawab: bertanggung jawab atas semua tindakan dan karya yang dihasilkan, termasuk dampaknya bagi masyarakat. Maknanya bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan yang diambil dalam konteks akademik.

Kerendahan Hati: bersikap rendah hati dan terbuka terhadap masukan serta kritik konstruktif. Makna-nya menerima kritik dan saran dengan sikap terbuka untuk perbaikan diri.​

Keberanian: berani mengakui kesalahan dan mengambil sikap tegas dalam menghadapi pelanggaran etika akademik.

Pendidikan tinggi memang bukan hanya soal mendapatkan gelar, tetapi juga membentuk karakter dan etika seseorang. Jika kampus gagal menanamkan nilai-nilai integritas, maka lulusan yang dihasilkan berisiko membawa budaya ketidakjujuran ke dunia profesional. Bayangkan jika seorang dokter, insinyur, atau pengacara terbiasa melakukan kecurangan sejak di bangku kuliah—bagaimana mereka bisa dipercaya dalam profesinya nanti? Selain itu, tanpa integritas akademik, kredibilitas perguruan tinggi menurun, dan masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap hasil penelitian dan lulusannya. Menjaga integritas akademik bukan hanya tanggung jawab individu dosen saja, tetapi juga tanggung jawab institusi untuk menciptakan lingkungan yang mendukung etika akademik.

Menjaga Integritas Akademik, Dosen adalah Teladan

Menjaga integritas akademik bukan sekadar tuntutan moral, tetapi juga fondasi utama membangun sistem pendidikan yang berkualitas. Perguruan tinggi memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa lulusannya tidak hanya memiliki kompetensi intelektual, tetapi juga nilai-nilai etika yang kuat. Tanpa integritas akademik, dunia pendidikan akan kehilangan kepercayaan dari masyarakat, dan ilmu yang dihasilkan akan kehilangan relevansi serta dampak positifnya bagi pembangunan bangsa.

Membangun budaya akademik yang jujur memerlukan langkah-langkah konkret, baik dari sisi individu maupun institusi. Beberapa yang bisa dilakukan: a) Menanamkan kesadaran sejak dini, mahasiswa perlu diberikan pemahaman sejak awal tentang pentingnya etika akademik dan dampak buruk dari pelanggaran. b) Menerapkan sistem pencegahan, kampus harus memiliki mekanisme untuk mendeteksi dan mencegah plagiasi serta kecurangan akademik. c) Memberikan sanksi yang tegas, tindakan yang melanggar integritas akademik harus diberi konsekuensi yang jelas dan adil. d) Membangun lingkungan akademik yang suportif, dosen dan tenaga pengajar menjadi teladan dalam menjaga etika akademik dan mendorong mahasiswa untuk melakukan hal yang sama.

Karena itu, seluruh elemen sivitas akademika berperan aktif dalam menegakkan standar etika yang tinggi. Dosen menjadi teladan dalam menjaga kejujuran akademik, mahasiswa memahami pentingnya orisinalitas dalam karya ilmiah mereka, dan institusi memiliki mekanisme yang ketat untuk mencegah serta menindak pelanggaran integritas. Upaya ini memang dilakukan secara sistematis, melalui penguatan regulasi, peningkatan kesadaran etika akademik, serta pembentukan budaya akademik yang berorientasi pada nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab.

Semoga, integritas akademik bukan hanya menjadi slogan, tetapi benar-benar menjadi roh dari setiap aktivitas akademik. Hanya dengan cara inilah perguruan tinggi dapat menjalankan perannya sebagai pusat keunggulan intelektual dan moral, yang mampu melahirkan generasi penerus yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter kuat dalam menjunjung kebenaran dan keadilan.

Menjaga integritas akademik penting untuk memastikan kualitas dan kredibilitas pendidikan tinggi, serta membentuk karakter individu yang beretika dan profesional.. Menjaga integritas akademik bukan hanya soal aturan dan administrasi, tetapi soal membangun masa depan pendidikan yang lebih baik.

Kampus berintegritas menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki karakter kuat dan dapat dipercaya. Membangun bangsa yang maju dan berdaya saing, dimulai dari pendidikan yang bersih dan bermartabat. Bersama-sama menjaga nilai-nilai kejujuran dan integritas dalam setiap langkah akademik menjadi keharusan. (Written by: lili irahali dari berbagai sumber)

 

Referensi

Jiang, H., Emmerton, & McKauge (2013). Academic Integrity and Plagiarism: a review of the Influences and Risk Situations for health Students. Higher Education Research & Development.; The International Center for Academic Integrity (2021). The Fundamental Values of Academic Integrity.