Sekolah tersebut lebih banyak berpasangan dengan bisnis lokal yang disiapkan dengan bentuk Corporate Internship Program (dukungan perusahaan). Program ini membantu biaya pendidikan siswa dengan menawarkan pengalaman langsung, kecakapan pemasaran, mentoring serta bisnis berorientasi kerja. Siswa bekerja lima hari dalam sebulan, dengan empat orang berbagi satu pekerjaan.
Disini upaya sekolah reguler lebih menggiring siswa secara aktif dalam belajar dan pembelajaran, yang secara bertahap mereka bertanggung jawab mengarahkan pembelajaran sendiridan bersama. Guru-guru menyambungkan pelajaran membaca, menulis, IPA, matematika, seni dan subjek lain dengan projek tantangan dunia nyata, yang biasa disebut Ekspedisi Pembelajaran.
Model pembelajaran ini berkembang dan memberikan masukan pendekatan kewirausahaan kepada perguruan tinggi. Perguruan tinggi sendiri telah memasukkan kewirausahaan ke dalam kurikulum sejak tahun 1945. Dan beberapa yayasan telah mendukung pengembangan pembelajaran kewirausahaan ini melalui website. Dukungan mereka menjadikankurikulum perguruan tinggi semakin konsisten dan tangguh. lnisiatif kampus mempromos ikan pembelajaran kewirausahaan menjadi lintas kampus. Hal ini tumbuh didelapan kampus percontohan.
Di Indonesia menggalakkan sekolah dengan soft skill baru beberapa tahun terakhir ini. Padahal gagasan sekolah dengan soft skill telah dicanangkan para ahli pendidikan sejak tahun 2000 an. Akibatnya sekarang menjamur sekolah kejuruan yang ingin mewadahi kemampuan vokasional siswa. Kemampuan teknologi yang diajarkannya kurang terdukung dengan humanisme mereka,sehingga “baper” (bawa perasaan) terhadap kecanggihan teknologi karya orang lain dan berkecenderungan sebagai pemakai. Musim mahasiswa kecanduan gadget atau game internet yang menyedot enerji berpikir mereka, sehingga mereka bukan lagi siap berkarya melainkan terjebak dalam candu kecanggihan teknologi.
Meskipun demikian, kita patut acungi jempol kepada beberapa daerah yang telah menciptakan daerah dengan soft skill sebagai icon kampung, desa atau kotanya. Sebagai misal kampung lnggris di Pare, Kediri, Jawa Timur. Kampung wisata di Malang dengan wama wami goresan cat pada rumah rumahhuniannya. Lingkungan lndustri Kecil tempe, keramik, batu hias, batik, tenunan, kulit, tanah kasongan dan produk lain. Dengan kenyataan itu marilah kita pakai sebagai bahan bakar inovatif. Berawal dari pilot proyek di wilayah pendidikan menjamurkan menjadi kebiasaan bermasyarakat kewirausahaan.