Mahasiswa Seutuhnya sebagai Pembelajar Kaffah Bachrudin Musthafa, Ph.D., Profesor UPI dalam Pendidikan Bahasa dan Sastra lnggris

0
1,611 views

Pentingnya Konteks

Dr. Bainus dalam wawancara dengan Komunita nomor ini menengarai pemilahan wadah antara kegiatan akademik dengan kegiatankemahasiswaansebagai salahsatu biangkeladi permasalahan. Dalam pengamatannya,pemisahan peristilahan (dan apalagi pemisahan direktorat dan anggarannya) telah nyata-nyata mengondisikan mahasiswa untuk secara diametral memilih: fokus pada kegiatan akademik dan cepat lulus, atau sibuk dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan dengan konsekuensi lambat lulus dan bahkan mungkin terkena sanksi DO karena melampau batas-waktu studi. lni memang dilematis.

Mencoba menjembatani cara berpikir dikotomistis ini Dr. Bainus menyarankan integrasi dalam arti pengelolaan yang lebih terpadu agar dimungkinkan bagi mahasiswa untuk belajar mengenal dan menyelam dalam kompleksitas kehidupan yang utuh: bersosialisasi dan berkolaborasi dengan mahasiswa laindalam konteks UKM(unitkegiatan mahasiswa) yang beraneka dengan orientasi minat yang bhineka pula. Sambil bersamaan dengan itu mahasiswa juga mempelajari detil seluk? beluk bidang studi-akademiknya. Dengan demikian, mahasiswa “dicelup” dalam tata-nilai terpadu yang menghargai keaktivan akademik dan keterlibatan mendalam dalam kancah kemasyarakatan yang melingkupinya sehingga melalui keseluruhan yang dipikirkan dan dilakukannya ini mahasiswa mendapatkan pengalaman hidup otentik yang mendidikdanmendewasakan.

Dengan cara ini, arah yang diimpikan Dirjen BelmawaKemenristekdikti untuk “membudidayakan” mahasiswa sukses yang terlibat aktif dalam berbagai jenis kegiatan akademik dan kemahasiswaan menjadi sesuatu yang dapat didekati dan lambat-laun? dapat direalisasikan. Dalam perspektif ini, konteks dipandang tidak hanyasebagai sesuatu yang given, melainkan merupakan sesuatuyang dapatdikendalikan dan bahkandiciptakan dengan bersengaja.