Mengapa Dan Apa Kewirausahaan?

0
3,170 views

Tugas wirausahawan pendidikan ialah mengenali adanya kemacetan atau kemandegan dalam kehidupan masyarakat dan menyediakan jalan keluar dari kemacetan atau kemandegan itu. Ia menemukan apa yang tidak berfungsi, memecahkan masalah dengan mengubah sistemnya , menyebarluaskan pemecahannya, dan meyakinkan seluruh masyarakat untuk berani melakukan perubahan. Wirausahawan tidak puas hanya memberi ikan atau mengajarkan cara memancing ikan.
Ia tidak akan diam hingga industri perikanan pun berubah. Kasus bagaimana Mohammad Yunus mengembangkan bank untuk melayani kaum miskin merupakan suatu inovasi yang bertentangan dengan kaidah yang umumnya menjadi target pasar bank, yaitu mereka yang mampu dan berisiko kecil.

Kemacetan akses pada dana yang dihadapi oleh kaum miskin telah dipecahkan dengan penyediaan sistem kredit mikro yang ditujukan kepada mereka dalam pola kelompok. Contoh lain, suatu terobosan atas kebuntuan hidup berdampingan antara etnis Cina dengan etnis setempat di Medan, telah dilakukan oleh Sofyan Tan, seorang lulusan sekolah dokter, dengan mendirikan sekolah di daerah miskin.

Sekolah yang muridnya campuran antaretnis tersebut, khususnya dari kalangan miskin, merupakan hal yang baru. Menurut Sofyan Tan, penduduk miskin lebih sulit berintegrasi dengan etnis lain dibandingkan dengan penduduk yang berpendidikan tinggi. Wajarlah bila semula ada yang meragukan kualitas sekolah tersebut. Dengan sistem orang tua asuh asal dari etnis lain, sekolah tersebut telah menghasilkan lulusan yang mampu masuk ke perguruan tinggi negeri yang menjadi kebanggaan sekolah berpredikat sekolah unggulan.

Di website Ashoka Fellow, organisasi ini menyajikan informasi bahwa jumlah anggotanya mencapai 1.800 orang di 60 negara. Sofyan Tan adalah salah satu penerima Ashoka Fellow. Salah satu misi yang di emban nya adalah mengembangkan profesi kewirausahaan sosial di dunia. Cara yang dilakukannya ialah mengidentifikasi wirausaha sosial yang menonjol, menyediakan dana untuk mendukung orangnya, idenya, dan institusinya. Bidang garap kegiatan sosialnya m eliputi : pendidikan, lingkungan, kesehatan, hak asasi manusia, partisipasi masyarakat, dan pembangunan ekonomi.

Gregory Dees, seorang professor di Stanford University dan pakar di bidang kewirausahaan sosial menyatakan bahwa kewirausahaan sosial merupakan kombinasi dari semangat besar dalam misi sosial dengan disiplin, inovasi, dan keteguhan seperti yang lazim berlaku di dunia bisnis. Kegiatan kewirausahaan sosial dapat meliputi kegiatan:
(a) yang tidak bertujuan mencari laba
(b) melakukan bisnis untuk tujuan sosial?dan
(c) campuran dari kedua tujuan itu, yakni tidak untuk mencari laba, dan mencari laba, namun untuk tujuan sosial.

Hal yang mirip dengan pendapat Dees di atas ditemukan pula dalam pengertian kewirausahaan sosial yang dirumuskan oleh Yayasan Schwab, sebuah yayasan yang bergerak dalam upaya mendorong kegiatan kewirausahaan sosial termasuk pendidikan kepada masyarakat.
Dalam websitenya di jelaskan , wirausahawan tersebut menciptakan dan memimpin organisasi, untuk menghasilkan laba ataupun tidak, yang ditujukan sebagai katalisator perubahan sosial dalam tataran sistem melalui gagasan baru, produk, jasa, metodologi, dan perubahan sikap. Wirausaha sosial dan pendidikan menciptakan organisasi campuran (hybrid) yang menggunakan metode-metode bisnis, namun hasil akhirnya adalah penciptaan nilai sosial di masyrakat yang tidak dapat diukur secara ekonomi.

Dibandingkan kewirausahaan bisnis, kewirausahaan sosial dan pendidikan relatif lebih baru dalam perkembangannya. Dengan gencarnya kegiatan pengembangan kewirausahaan di dunia sosial dan pendidikan yang semula memfokus pada tingkat peguruan tinggi untuk menyiapkan lulusannya mampu ber wirausaha dan tidak menganggur, tetapi kini bahkan mencakup dunia pendidikan yang lebih dini, citra kewirausahaan bisnis jauh lebih menonjol alih-alih wirausaha sosial.
Pengembangan kewirausahaan sebagai disiplin ilmu, oleh Philip Wickham, dianalogikan sebagai tahapan remaja. Jika demikian, cabang kewirausahaan sosial dapat ditempatkan pada fase yang lebih dini, yakni pada tahapan bayi. ? Tulisan ini merupakan rangkuman dari Konsep Kewirausahaan yang ditulis Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. serta dilengkapi informasi dari berbagai sumber (lili irahali)