Pendidikan dan soft skill memang sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, karena pendidikan tidak semata-mata membangun kemampuan peserta didik akan hard skill, namun justru melekat di dalamnya kemampuan soft skill. Komunita berbincang khusus dengan sosok wanita, Dr. Hj. Dewi Indriani, SE., M.Si. yang telah berkiprah di dunia pendidikan. Ditengah-tengah kesibukan beliau sebagai Rektor IWU dan Direktur TLL – AISN, wanita cantik dan keibuan ini menyempatkan diri berbincang dengan majalah Komunita seputar aktivitasnya di dunia pendidikan dan pandangan beliau tentang pendidikan dan soft skill. Berikut petikan wawancara dengan beliau.
Komunita : Kronologis aktivitas di dunia pendidikan hingga menjadi Direktur TLL AISN Bandung, sekaligus Rektor International Women University ?
Dr. Dewi : Saya alumni dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bandung (STIEB) pada tahun 1995 (sekarang Universitas Widyatama, red) dan melanjutkan ke jenjang pendidikan strata dua (S2) di Universitas Padjadjaran. Awal mulai karir saya di dunia kerja pada tahun 1980 di Direktorat Produksi PT. IPTN Bandung (sekarang PT DI, red). Selang beberapa tahun kemudian setelah bekerja di PT. IPTN Bandung, saya diajak almarhum Ibu Dr. Ucu Yusmiati yang saat itu beliau sebagai Sekretaris PERWARI Jabar, untuk aktif dalam organisasi PERWARI (Persatuan Wanita Republik Indonesia), kemudian dipertemukan pula oleh pendiri Taman Lalu Lintas Bandung.
Pada waktu itu, beliau meminta saya aktif dan menjadi Pengurus Yayasan Taman Lalu Lintas Bandung guna mengelola dan mengontrol kondisi Taman Lalu Lintas Bandung. Disebabkan waktu yang tidak terikat dan kegiatan ini berorientasi sosial, maka saya tertarik aktif didalamnya. Sejak tahun 1996, saya mendapat amanah sebagai Direktur Taman Lalu Lintas AISN Bandung. Saya mendalami bahwa keberfungsian taman ini juga sebagai Taman Pendidikan yang khusus di bidang kelalu-lintasan. Di dalam Taman ini terdapat Taman pendidikan, Taman Lingkungan Hidup serta Taman Rekreasi. Taman Lalu Lintas telah didirikan pada tahun 1956 dan mulai dibuka untuk umum tahun 1958 (sudah beroperasional selama 59 tahun hingga sekarang). Bagi saya yang telah berkecimpung mengelola Taman Lalu Lintas selama 21 tahun, memandang taman ini merupakan sarana yang baik dan penting dalam membekali anak-anak belajar disiplin berlalu lintas, mendidik keluarga agar dapat mengatasi segala permasalahan (problem solving) melalui mediasi para guru dengan tidak dikenakan biaya.
Selain aktif mengelola Taman Lalu Lintas, saya juga berkarir sebagai dosen di UNIKOM sejak tahun 2006, pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Bisnis periode 2013-2014, pernah menjabat sebagai Wakil Rektor hingga terakhir diamanahkan menjabat Rektor di International Women University (IWU).
Komunita : Pandangan ibu mengenai Softskill dalam dunia pendidikan ?
Dr. Dewi : Soft skill pada dunia pendidikan sangat penting karena merupakan panah dan ujung tombak. Soft skill sebagai modal awal dalam peningkatan kompetensi diri dengan penguasaan interpersonal skill, pengalaman, dan pengkayaan wawasan ilmu pengetahuan. Kecintaaan saya pada dunia pendidikan, akhirnya mendorong saya pun aktif mengelola dua instansi yang kebetulan sama-sama di bidang jasa pendidikan yaitu: Taman Lalu Lintas dan International women University (IWU). Perbedaannya terletak pada segmen peminat/peserta dan skala prioritas terhadap hasil keluarannya yang akan memberikan kemanfaatan kepada masyarakat umum.
Salah satu pendiri International Women University adalah Menteri Pemberdayaan Perempuan Indonesia yang mana terdapat kajian khusus tentang kewanitaan dengan melahirkan lulusan wanita yang berkarakter, jujur (soft skill), knowledge, religius, mengedepankan kehormatan wanita menjadi terdidik dalam segala hal, serta meningkatkan kualitasnya dengan memiliki kemampuan melahirkan satu generasi. Saya pun beserta dengan beberapa teman di PERWARI ingin secara profesional memiliki pandangan ke depan untuk menciptakan program sejuta Wanita Sarjana yang berkarakter (soft skill). Sehingga program ini mendapat sambutan baik seorang tokoh wanita Jawa Barat, yaitu : Ibu Oce Junjunan (Ceu Popong).
Komunita : Berkaitan penerapan softskill, pesan apa yang harus ditanamkan terhadap para lulusan perguruan tinggi ketika kelak terjun ke dunia kerja ?
Dr. Dewi : Pertama, menjaga nama baik almamater dengan mengedepankan rasa memiliki dan tanggungjawab yang tinggi. Jika seorang alumni ada yang berkarir sebagai entrepreneur, maka jadilah entrepreneur yang jujur dan transparan. Hal ini merupakan modal utama dalam melakukan kompetisi dengan lainnya. Kejujuran itu mahal dan merupakan modal utama dalam pembangunan karakter (Character Building). Namun demikian kepintaran pun tidak saja cukup, perlu proses penanaman nilai-nilai kejujuran dalam lingkungan keluarga yang merupakan unsur embrio bagi masyarakat dan instansi lainnya. Kedua, memiliki jiwa kedisiplinan dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Unsur ini juga sebagai modal utama lainnya bagi seseorang yang telah berkarir di dunia kerja.
Komunita : Khusus mengenai IWU. Dengan banyaknya perguruan tinggi di Indonesia, khususnya di kota bandung, bagaimana IWU menghadapi tingkat persaingan dalam segala hal ?
Dr. Dewi : International women University (IWU) ini didirikan melalui proses perijinan pada tahun 2008, namun mulai dioperasikannya tahun 2010. Seiring dengan semakin banyaknya perguruan tinggi di Indonesia dengan berbagai program dan jurusan yang ditawarkan, membuat saya dan teman-teman lainnya merasa optimis akan maju pesat karena memang perguruan tinggi ini memiliki keunikan tersendiri dan satu-satunya yang berada di Indonesia. IWU telah memiliki program pembelajaran bersifat double degree yang bekerjasama dengan universitas di luar negeri, diantaranya: Korea Selatan, Jepang, Australia, Jerman dan Amerika. Namun yang telah berjalan baru dengan Jerman, Korea Selatan dan Jepang.
Disamping itu juga, kami telah bekerjasama dengan universitas ternama di kota Bandung. Jumlah program studi yang ada di IWU sebanyak 11 prodi dengan kesemuanya telah terakreditasi. Alhamdulillah yang mendapatkan nilai akreditasi B ada 2 program studi, yaitu: Prodi Komunikasi dan Administrasi Bisnis. Jadi pengalaman yang saya dapatkan dalam mengelola aktivitas di Taman Lalu Lintas, sekaligus melengkapi pemrosesan dalam mengelola/memimpin lembaga setingkat IWU (International Woman University). (Written by Keni Kaniawati , Editted by Abdul Rozak)