PTS dalam menghadapi tantangan global dituntut menyiapkan sumber daya manusia pembelajar/mahasiswa yang berdaya saing. Salah satu yang perlu dipersiapkan adalah mengembangkan dan merawat profesionalisme dosen untuk menguatkan proses pendidikan bagi para pembelajarnya.
Profesionalisme dosen menunjuk pada komitmen dosen terhadap profesinya untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya, dan terus menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya (Haryati, 2013:4). Ini dapat diartikan bahwa seorang dosen harus selalu meningkatkan kompetensi profesionalnya baik melalui studi lanjut/kualifikasi akademik maupun melalui kegiatan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dan profesinya yaitu melakukan Tridharma perguruan tinggi. Dosen profesional harus memiliki sejumlah kompetensi dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.
Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan dan nilai–nilai dasar  yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak (Depdiknas dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi/KBK). Kompetensi juga merupakan seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas–tugas di bidang pekerjaan tertentu (Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 045/U/2002). Kebiasaan itu didasari oleh kompetensi kognitif, kompetensi psikomotorik, dan kompetensi afektif (nilai–nilai dasar). Karena itu, membangun kompetensi dosen membutuhkan sinergi para pihak yang terlibat. Dalam konteks tersebut Komunita bertemu dengan Ketua Yayasan Widyatama – badan penyelenggara Universitas Widyatama – yang berkepentingan terhadap kualitas pendidikan tinggi. Kami berbincang untuk memahami kebijakan Yayasan dalam mengembangkan profesionalisme dosen dalam perspektif Manajemen Strategik.
Komunita: Bagaimana Yayasan Widyatama mengkaitkan akreditasi Unggul Universitas Widyatama. dengan perspektif sumber daya dosen profesional?
Roeshartono, M.C.E.M., M.B.A: Menurut saya masih banyak dosen yang belum sepenuhnya menyadari bahwa pekerjaaan sebagai dosen adalah sebuah profesi. Sebagai sebuah profesi, seorang dosen mempunyai jenjang karir. Masih banyak juga yang beranggapan bahwa tugas seorang dosen hanya mengajar padahal lebih dari itu seorang dosen dituntut untuk secara berkesinambungan melakukan penelitian yang hasilnya memberikan manfaat bagi masyarakat. Keinginan untuk mengejar jejang karir dan terus melakukan penelitian inilah yang terus kami dorong.
Sebagai institusi unggul kami juga memastikan bahwa dosen-dosen kami juga unggul. Untuk dapat memberikan proses pendidikan dan pengajaran yang semakin berkualitas maka seorang dosen dituntut untuk mengejar strata pendidikan tertinggi. Mereka yang masih pada tingkat S2 didorong untuk melanjutkan ke jenjang S3. Sejauh ini kami secara konsisten men-support studi lanjut dengan resources yang ada menyesuaikan dengan kemampuan yang ada.
Demikian pula dengan jabatan fungsional kami terus mengupayakan langkah-langkah percepatan kenaikan jabatang fungsional dosen, seperti mengadakan workshop dan berkonsultasi dengan otoritas. Selain itu kami memastikan kerjasama yang lebih erat antara dosen dan unit terkait untuk mempercepat dan memonitor progress kenaikan jabatan fungsional.
Salah satu yang menjadi fokus adalah publikasi artikel pada jurnal nasional maupun internasional untuk mendukung kenaikan jabatan fungsional. Publikasi dalam jurnal yang internasional yang kredibel adalah sebuah tantangan. Perlu kemauan dan ketekunan untuk menghasilkan tulisan yang memenuhi kaidah-kaidah akademis sesuai bidang keilmuannya. Penulisan artikel jurnal dilakukan secara berjenjang sesuai dengan jabatan fungsionalnya, mulai dari jurnal terindeks sinta hingga jurnal terindeks scopus. Hal ini juga didukung dengan kebijakan membentuk cluster penelitian dan penulisan artikel jurnal secara periodik.
Komunita: Ada konsekuensi pendanaan dalam beberapa hal. Berapa persen dosen yang perlu didorong percepatan jabatan fungsionalnya. Sejauh mana lembaga melakukan all out-nya?
Roeshartono, M.C.E.M., M.B.A: Semua kami kembalikan berdasarkan kebutuhan. Yayasan senantiasa mendorong, mengayomi dan mengambil keputusan. Tentu semuanya melihat skala prioritas. Kegiatan atau program yang bermuara pada akreditasi dan bisa mendukung status unggul akan mendapat prioritas, termasuk usulan jabatan fungsional dan studi lanjut. Yayasan dapat mengatur dan menyesuaikan dengan anggaran dan sumberdaya lain.
Komunita: Dari sisi kebutuhan pendanaan, prinsipnya Yayasan memberi dukungan, bagaimana dengan upaya pendanaan eksternal/hibah?
Roeshartono, M.C.E.M., M.B.A: Yayasan mempunyai keterbatasan anggaran. Oleh karena itu kami mendorong para dosen untuk mendapatkan pendanaan dari eksternal, seperti hibah, beasiswa, atau skema lainnya.
Komunita: Sumber daya dosen menjadi prioritas Widyatama. Bagaimana menguatkan profesionalisme dosen menghadapi tantangan pendidikan yang mengarah pada pemenuhan kebutuhan dunia kerja dan dunia industri. Karena dosen dituntut tidak hanya menguasai bidang keilmuannya, dosen juga harus bersentuhan langsung dengan dunia industri. Apakah dosen diberi ruang untuk bersentuhan dengan dunia kerja disamping mengajar?
Roeshartono, M.C.E.M., M.B.A: Dosen harus memiliki wawasan yang luas, mengetahui trend yang sedang terjadi di industri, dan memahami apa yang dibutuhkan oleh industri. Oleh karena itu dosen harus terlibat langsung di industri. Kami mendukung dan memberikan kesempatan yang luas agar mereka dapat terlibat di industri, baik sebagai praktisi ataupun sebagai anggota asosiasi. Lebih jauh keterlibatan di langsung di industri dapat menjadi salah satu poin dalam KPI (Key Performance Indikator) dosen sehingga kinerja dosen selaras dengan rencana strategis lembaga.
Komunita: Terkait aktivitas dosen di luar kampus (al. magang di industri, juga sebagai praktisi, dll). Ada kesan belum didukung dalam pelaksanaannya di level pelaksana pendidikan (Faklutas, Prodi), ini dalam rangka dosen mengembangkan jejaring di luar.
Roeshartono, M.C.E.M., M.B.A: Tugas utama dosen adalah memenuhi tri darma tetapi dosen dapat mengatur sendiri waktunya untuk membangun jejaring di luar kampus. Saat ini dosen-dosen Widyatama ada yang terlibat di industri dengan menjadi praktisi atau konsultan. Artinya lembaga memberikan kesempatan bagi para dosen untuk melakukan aktivitas di luar kampus dalam rangka menambah wawasan dan meningkatkan profesionalismenya.
Komunita: Kehijakan proaktif yang mendorong dan himbauan Bapak sebagai Ketua Yayasan agar dosen memaknai fungsinya, menjalankan perannya sehingga menjadi dosen profesional.
Roeshartono, M.C.E.M., M.B.A: Menjadi dosen yang profesional tidak mudah tetapi rewarding. Harus ada kemauan untuk meningkatkan kualifikasi dan kompetensi. Dengan meningkatkan kualifikasi dan kompetensi, selain untuk memenuhi tujuan-tujuan lembaga, juga untuk kepentingan dosen yang bersangkutan. Kalau kompetensi dan kualifikasi meningkat yang menikmati juga yang bersangkutan sendiri. Kami di yayasan terus mendorong dan mengingatkan. Untuk menggugah kesadaran itu, Yayasan memiliki berbagai kebijakan. Bagi yang bergelar Doktor atau telah mencapai jabatan fungsional Guru Besar dapat memperoleh berbagai tunjangan. Selain itu bagi seorang Guru Besar tentu dengan sendirinya akan mendapatkan reward dari masyarakat. Tetapi diatas itu semua, memilih profesi sebagai dosen harus bangga karena dosen adalah profesi yang mulia, mencerdaskan kehidupan bangsa dan menjadikan manusia yang seutuhnya yang berguna di masyarakat, dan merupakan salah satu amalan yang akan terus mengalir.
Bandung, Mei 2023
Interview & Rewrite: Lili Irahali – Audio to transcript: Yanda Ramadana