kaya, lnstan. Secara internal, kita sudah kehilangan karakter karena kebijakan yang kurang ramah kepada dunia kemahasiswaan. Sekarang membenahinya memang sulit tapi kita harus terus berupaya. Di Unpad sendiri yang dilakukan adalah: 1) Kita rubah paradigma dengan menjadikan mahasiswa sebagai subjek (transformative learning). Mereka
diberi kesempatan untuk memunculkan potensi-potensi mereka sebagai pemimpin. 2) Ada program? program bersama yang sejak awal ditanamkan sejak semester satu sehingga kebersamaan muncul clan tercipta transformatifnya. Ada saling berbagi pengetahuan. Membentuk karakter adalah hal yang sulit karena karakter itu meliputi berbagai dimensi bukan hanya di kampus tapi di keluarga, masyarakat clan sebagainya.
Komunita :Terakhir, saran Bapak mengenai kebijakan pemerintah, bagaimana sebaiknya?
Dr. Arry Bainus, MA :Tidak ada resep mujarab. Kita harus bisa bergaul pada masanya mereka (mahasiswa) sehingga bisa membuka talent. Serap aspirasinya, apa yang diinginkan mereka. Kebijakan jangan memisahkan antara akademik dengan kemahasiswaan. Mengaitkan aktifitas dengan mata kuliah yang dipakainya. Mereka sebagai mahasiswa harus bisa. Kalau demikian, akhirnya menjadi menantang menghubungkan yang di dapat dalam perkuliahan dengan aktifitas mereka. Dosen juga jangan ketul (tumpul, malas) tapi harus menyelami jiwa mahasiswa, memang itu butuh proses. {Written by Dwinto
MAB)