The Power of Husnudhzon

0
1,554 views

JAKARTA – Agar kewirausahaan Indonesia memiliki daya saing tinggi kita memerlukan strategi khusus. Dan sebagai generasi dengan posisi dan peran strategis dalam kehidupan bangsa, mahasiswa dan pelajar ternyata berperan penting untuk mengembangkan daya saing kewirausahaan Tanah Air. “Mahasiswa dan pelajar berperan penting karena memiliki nilai dan posisi strategis dalam masyarakat.
Oleh karena itu, pengembangan kewirausahaan dari kalangan generasi muda merupakan keharusan,” ujar Deputi Kemenko Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan Edy Putra Irawadi saat membacakan Keynote Speech Menteri Perekonomian, di kantor Kemenkom perekonomian ?, Jakarta , Senin (18/2/2013). Edy mengimbuh, pemerintah mendukung upaya keluarga dan perlahanlahan mahasiswa untuk mendorong mereka berwirausaha.
Maka dari itu, diharapkan pihak lain dan berbagai komponen juga dapat berperan mendorong minat berwirausaha di kalangan generasi muda . “Untuk itu, perlunya adanya kepatuhan keunggulan daya saing, memanfaatkan hak karya intelektual, dan upaya untuk membranding sendiri produk mereka,” kata Edy. Kepatuhan keunggulan daya saing, imbuhnya, juga termasuk persyaratan labelisasi dengan mematuhi persyaratan lingkungan dan keamanan.
Dengan demikian, ketika berwirausaha, mahasiwa dapat menghindari bebanbeban di masa depan. ” Sedangkan peningkatan kapasitas wiruasaha perlu didorong dengan berbagai kegiatan seperti pelatihan, inkubasi, dan kemitraan,” imbuhnya.(rfa) Sumber : http://kampus.okezone.com Senin, 18 Februari 2013, Hatta: Kewirausahaan Penting untuk Membangun Bangsa BANDUNG — Negara yang mampu berinovasi adalah negara yang menang. Inovasi tersebut digalakkan baik dalam hal sumber daya manusia maupun teknologi.
Dengan inovasi, negara dapat meningkatkan pembangunan ekonomi bangsa. Salah satu inovasi adalah kewirausahaan. Hal ini dikemukakan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa saat menjadi pembicara kunci di ‘ITB Entrepreneurship Challenge 2013‘, di Sabuga, Bandung, Sabtu (9/1).
“Kewirausahaan adalah pilar utama meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi. Jika tidak ada hal ini, inovasi tidak akan berjalan. Kewirausahaan penting untuk membangun bangsa,” kata Hatta di depan ratusan mahasiswa dan tamu undangan. Hatta menyebutkan, penelitian Unpad pada 2009 menyimpulkan, kewirausahaan juga merupakan solusi maraknya terorisme, instabilitas politik, mendukung tumbuhnya toleransi dan memperluas jaringan komunikasi antar peradaban. Tentunya, kata Hatta, solusi ini tak akan tercapai jika entrepreneur di Indonesia hanya 1,4 persen jumlahnya. Kementrian Koordinator (Kemenko) Perekonomian sendiri sudah mendorong peningkatan kualitas dan kuanttas w irausaha nasional .
Diharapkan, dengan tumbuhnya kewirausahaan, Indonesia tak hanya dilihat dari pasar yang besar, tapi juga jadi pusat produksi di negara ASEAN. Untuk itu, wirausaha muda harus berani bermimpi membangun kemandirian diri. Dari mimpi itu, nanti akan muncul niat, keberanian mencoba sesuatu, mucul ide kreatif sehingga menghasilkan sesuatu yang inovatif. ” Wirausaha muda perlu menempa diri untuk menjadi job creator, menciptakan produk-produk unggulan yang mampu bersaing di pasar lokal dan internasional secara sustainable,” ungkap Hatta.
Untuk menjadi wirausahawan, jelasnya, tak ada kata pantang menyerah untuk meraih kesuksesan. Ada kalanya dicaci, ditipu dan kemungkinan gagal yang tinggi. “Kedua, percaya kepada orang. Selalu ada orang yang bisa membuat kita sukses. Buka jaringan,” jelasnya. Kemudian, jelasnya, lakukan yang bisa dilakukan. “Percaya bahwa akan ada pekerjaan-pekerjaan berikutnya,” jelasnya.
Dengan entrepreunership, ungkap Hatta, Indonesia bisa menjadi negara dengan kekuatan ekonomi ke tujuh pada 2030 mendatang. Seminar IEC akan berlanjut hingga kompetisi kewirausahaan untuk mahasiswa se-Indonesia dan melahirkan para wirausahawan muda yang inovatif, kreatif dan berkualitas. Hadir dalam seminar beberapa entrepreuner tanah air diantaranya Direktur Utama Telkom Arief Yahya, pemilik QB Internasional Beti Alisjahbana, pendiri Kinara Indonesia Dondi Hananto, Dan Deputi IV Menteri Koordinator Perekonomian RI Bidang Perindustrian dan Perdagangan.Sumber : http://www.republika.co.id/ Sabtu, 09 Februari 2013 Kampus Adalah Tempat Paling Tepat untuk Mulai Bisnis
JAKARTA – Kehadiran Mark Zuckerberg membuat tren menjadi pengusaha booming di kalangan mahasiswa. Tidak heran, mereka terus berlomba-lomba menjad i pencipta si tus jejaring sosial ?lanjutnya . Pendiri PieBoy Clothing and Click Mechanic , Andrew Jervis mengungkapkan, universitas adalah tempat yang tepat untuk memulai sebuah bisnis. Mantan mahasiswa Jurusan Wirausaha itu menambahkan, terdapat beberapa alasan mengapa kawula muda harus memulai usaha mereka sejak dini, seperti dikutip dari Telegraph,
Selasa (20/11/2012). Cepat memulai, cepat gagal Di Inggris, kegagalan sering dilihat sebagai sebuah ketidakmampuan, seolah-olah m enjadi bukti ketidakmampuan dalam menjalankan bisnis yang sukses di masa depan. Berbeda dengan Amerika Serikat (AS). Di AS, kegagalan justru dianggap sebagai pengalaman.
Tidak ada yang menyukai kegagalan, tetapi itu terjadi. Kegagalan saat memulai usaha di universitas membuat Anda memiliki bantalan pengaman. Dukungan Dukungan untuk pengusaha muda seperti mahasiswa berlimpah. Terdapat berbagai organisasi yang dapat dimintai “bantuan”. “Maka kemungkinan besar universitas Anda akan memiliki masyarakat perusahaan sendiri, seperti yang saya lakukan dalam bentuk Pengusaha Manchester. National Association of College and University Entrepreneur (NACUE) dan Shell LiveWIRE juga menjalankan berbagai acara untuk membantu memberikan pengusaha mahasiswa muda keterampilan berharga dan kesempatan jaringan,” ujar Jervis. Di Indonesia, mahasiswa yang memulai wirausaha bisa meminta bantuan dana kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Selain itu banyak perusahaan dan bank yang juga membuka program bantuan kewirausahaan bagi kalangan mahasiswa. Jeli melihat celah Universitas menawarkan lingkungan yang sempurna untuk memulai bisnis. Sebab, di sekitar kampus kita dikelilingi pelanggan potensial, yakni teman-teman, dosen, maupun warga sekitar.