Tingkat Pragmatisme Mahasiswa Perlu Revolusi Mental ?

0
1,357 views

2.Apakah anda tipe orang yang menginginkan segala sesuatu yang dikerjakan atau yang diharapkan ingin segera tercapai?

Tingkat Pragmatisme Mahasiswa Perlu Revolusi Mental ?
Tingkat Pragmatisme Mahasiswa Perlu Revolusi Mental ?

Data tersebut menggambarkan 95 % Mahasiswa/ Mahasiswi mengerjakan sesuatu secara cepat dan hanya 5 % Mahasiswa/Mahasiswi yang tidak. Hal ini mengindikasikan bahwa Mahasiswa/ Mahasiswi tidak memiliki ketelatenan atau kesabaran yang cukup untuk menekuni pekerjaannya secara komprehensif dan menyeluruh. Mereka hanya menginginkan pekerjaannya cepat selesai tanpa mengejar kesempurnaan dari pekerjaan itu sendiri.Sehingga Mahasiswa/ Mahasiswi sekarang?menginginkan segala sesuatunya instan. lni?selaras dengan karakteristik Generasi Y,dimana generasi Y ini dimanjakan oleh Generasi Babyboomer (Generasi Babyboomers adalah orang tua dari generasi Y), Semua kebutuhan dan keperluan generasi Y sudah disediakan dengan mudah oleh orang tua mereka (Generasi Babyboomers). Berbeda keadaan dengan karakteristik generasi Babyboomers yang hidup setelah masa penjajahan, tekun, ulet dan pekerja keras.

3.Apakah anda tipe mahasiswa yang ambisius dan kurang penyabar?

Tingkat Pragmatisme Mahasiswa Perlu Revolusi Mental ?
Tingkat Pragmatisme Mahasiswa Perlu Revolusi Mental ?

Data menggambarkan 42 % mahasiswa adalah tipe yang ambisius dan kurang penyabar, sedangkan 58 % lainnya menyatakan hal yang sebaliknya. lni mengidentifikasikan bahwa mahasiswa dalam melalukan sesuatu ambisius namun tidak dibarengi dengan kesabaran, sehingga ketika mereka mengalami kegagalan mereka lebih cepat Frustasi atau Stress.Gambaran ini menunjukkan mereka tidak tahan banting ketika mendapatkan suatu?musibah atau bencana. Maka benarlah berita?tahun lalu mengenai ada mahasiswa yang?bunuh diri karena nilai mata kuliahnya tidak?bagus. lni dikarena sikap ambisius tapi tidak?dibarengi dengan kesabaran.

4.Dalam mencapai ?tujuan apakah anda melakukan berbagai macam cara untuk menghalalkan tujuan anda?

Tingkat Pragmatisme Mahasiswa Perlu Revolusi Mental ?
Tingkat Pragmatisme Mahasiswa Perlu Revolusi Mental ?

Data di atas menjelaskan bahwa 21 % menyatakan dirinya cenderung menghalalkan segala macam cara dalam pencapaian tujuannya dan 79 %g menyatakan sebaliknya. Data tersebut mengidentifikasikan bahwa mereka belum memiliki mental yang baik dan cenderung mengabaikan Rules atau aturan yang berlaku, padahal Rules itulah yang menjadikan pembeda, dimana orang yang sukses selalu Obey The Rules atau selalu mengikuti peraturan.

5.Saya pernah dengan secara tidak sengaja menyalin?

Tingkat Pragmatisme Mahasiswa Perlu Revolusi Mental ?
Tingkat Pragmatisme Mahasiswa Perlu Revolusi Mental ?

Survey menggambarkan 76 % mahasiswa menyatakan pernah secara tidak sengaja menyalin tugas atau pekerjaan orang lain, sedangkan 24 % menyatakan hal yang sebaliknya. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat pragmatisms mahasiswa masih sangat tinggi sebab mereka cenderung memilih untuk menyalin kerjaan orang lain dibandingkan dengan mengerjakan tugasnya secara?mandiri. Dalam bahasa lain pragmatis adalah?mengambil sesuatu yang menguntungkan untuk dirinya dengan mengabaikan dampak negatif yang akan diterimanya di masa yang akan datang. Seperti: ketika mahasiswa lebih memilih untuk menyalin tugas orang lain maka bisa dipastikan bahwa dia tidak akan memiliki pemahaman yang cukup tentang materi atau tugas yang sedang dia kerjakan.

6.Sehabis perkuliahan, kegiatan apa yang anda lakukan?

Tingkat Pragmatisme Mahasiswa Perlu Revolusi Mental ?
Tingkat Pragmatisme Mahasiswa Perlu Revolusi Mental ?

Data survey mendapati aktivitas yang mahasiswa kerjakan ketika perkulihaan kelas berakhir (Jam kelas berakhir) mengambarkan : 51 % setelah jam perkuliahan berakhir langsung pulang ke rumah atau ke kostan, lalu yang melakukan aktivitas jalan-jalan dulu setelah perkuliahan sebanyak 23 %, sedangkan yang ikut berorganisasi 20 % dan yang terakhir mengerjakan tugas setelah perkuliahan berakhir sebanyak 6 %. Dari data di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa mahasiswa/ mahasiswi setelah perkuliahan berakhir mayoritas melakukan aktifitas langsung pulang ke rumah atau kostan, ini mengindikasikan bahwa mahasiswa cenderung mengabaikan aktivitas seperti extrakulikuler yang dapat melatih jiwa kepemimpinan dan sosial mereka.Dalam artikel yang ditulis Rahayu Umami, berjudul Pragmatisme Mahasiswa (sumber: http://www.bunghatta.ac.id), mengungkapkan bahwa Pragmatisme merupakan sifat atau ciri seseorang yang cenderung berfikir praktis,?sempit dan instant. Orang yang mempunyai sifat pragmatis ini menginginkan segala sesuatu yang dikerjakan atau yang diharapkan ingin segera tercapai tanpa mau berfikir panjang dan tanpa melalui proses yang seharusnya. Sehingga kadang hasilnya itu meleset dari tujuan awal.

Biasanya sifat ini identik dengan orang yang kurang penyabar dan ambisius. Orang yang ambisius ini selalu melakukan sesuatu atau melakukan perubahan secara cepat. Sehingga tidak heran kalau orang seperti ini mempunyai keinginan yang keras dan tidak mau dikalahkan oleh orang lain. Tapi, sifat ambisius ini cenderung negatif, mereka melakukan segala macam cara untuk mencapai keinginannya.

Salah satu contoh kecil pragmatisme mahasiswa yang terjadi di perguruan tinggi adalah ketidakjujuran akademik.Permasalahan ini merupakan permasalahan yang sangat klasik yang terjadi dalam dunia pendidikan. Misalnya dalam menempuh ujian, banyak sekali mahasiswa yang berlaku curang dalam dalam ujian seperti membuat contekan? contekan, mereka menulis ringkasan pelajaran dalam kertas-kertas kecil.

Apalagi dengan kecanggihan teknologi sekarang ini, mahasiswa dengan mudahnya mengakses segala macam informasi yang mereka inginkan dari internet. Dengan membawa sebuah handphone yang disertai dengan kecanggihan dalam mengakses informasi, mereka dengan mudahnya mendapatkan jawaban yang diinginkan tanpa berfikir secara panjang. Hal itu mereka lakukan untuk mendapatkan nilai semaksimal mungkin, minimal tidak D. (Research & Written by Nugroho H & Lee.)