Detoksifikasi Emosi

0
585 views

Selama ini detoksifikasi lebih dikenal untuk membersihkan tubuh fisik kita dari racun. Padahal selama ini mental dan emosi kita juga terpapar racun. Agar tidak berubah menjadi penyakit fisik, racun di mental dan emosi kita harus juga dibersihkan.

Berbagai pengalaman hidup tentu mendatangkan aneka rasa dan emosi. Pengalaman baik memberi dampak menyenangkan. Sedangkan pengalaman buruk kerap meninggalkan trauma di batin. Kalau trauma itu terlalu dalam, memori trauma itu bisa masuk, meracuni dan disimpan di bagian otak tak sadar. Otak tak sadar ini adalah otak reptilian dalam otak kita. Terdiri dari batang otak dan otak kecil, kata Tom Suhalim, pakar aura dan penyembuhan. Otak reptilia ini tugasnya mengatur fungsi refleks, pernapasan, detak jantung dan keseimbangan.

Pada dasarnya, trauma adalah energi emosional. Trauma dalam hidup kita mengganggu keseimbangan energi. Bahkan juga menyumbat aliran energi di tubuh kita. Masyarakat kita malah mengajarkan untuk menekan dan menyembunyikan emosi yang kita rasakan. Ini justru menimbulkan banyak masalah, kata pria yang sering jadi narasumber soal feng shui dan foto aura ini. Memori terhadap trauma itu, ujar Tom, bisa dipanggil lagi dan dibuang. Membuang racun dari trauma itu bisa dilakukan menggunakan metode Energy Activator Therapy, tuturnya.

Terapi yang disingkat menjadi EAT itu menggunakan sejumlah metode untuk membuang racun mental dan emosional itu. Ada prinsip akupuntur, energi penyembuhan bumi, afirmasi, palmistry, juga eye movement densentisation response, katanya.
Terapi EAT itu bakal mempengaruhi sistem meridian tubuh yang dikenal dalam ilmu akupuntur. Juga bakal memperbaiki sistem aura dan cakra tubuh kita. Di samping itu sistem organ tubuh kita, sistem darah dan saraf serta memori sel organ juga ikut dipengaruhi oleh terapi ini. Metode terapi ini paling efektif untuk melepaskan memori sel organ yang sakit. Emosi-emosi tertentu yang intens menyebabkan emosi itu tersimpan bukan hanya di otak tapi juga di dalam sel organ, tegasnya. Rasa marah yang berlebihan bakal mempengaruhi kesehatan organ liver. Pasalnya, dalam ilmu akupuntur, organ liver dikenal ada hubungannya dengan rasa marah. Sedangkan rasa takut dan cemas ada hubungannya dengan organ limpa.

Pengobatan paling efektif untuk emosi adalah persinggungan yang terkendali terhadap hal-hal yang ditakuti. Bila menghadapi secara terkendali, penyembuhan bisa terjadi dan emosi pun terlepaskan, ujar Tom. Proses terapi ini tidak rumit. Klien tinggal duduk dan rilek sambil memejamkan mata. Satu sesi menghabiskan waktu sekitar 60 menit. Setiap sesi selalu didasarkan kepada kebutuhan klien. Teknik yang digunakan juga diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien, katanya. Pada saat terapi itu kita merasakan berbagai sensasi. Ada yang merasa hangat, lalu ada yang merasa tubuhnya ditusuk-tusuk, juga yang merasa nyeri di bagian tubuh tertentu. Timbul juga berbagai sensasi emosi – emosi seperti menangis dan tertawa. Ada juga yang merasakan sensasi spiritual seperti merasa bahagia dan menyatu, imbuhnya.

Sesuai dengan kebutuhan masing-masing klien, masing-masing klien membutuhkan jumlah sesi terapi yang berbeda. Untuk masalah yang tak terlalu berat, sesi terapi seminggu sekali selama sebulan sudah bisa menyapu racun emosi di tubuh. Ada juga klien yang membutuhkan waktu beberapa bulan untuk masalah yang sangat berat.
Sumber: metrotvnews.com