Lulusan PT dalam Kacamata Mahasiswa

0
697 views
Lulusan PT dalam Kacamata Mahasiswa

Mahasiswa adalah subyek dari lulusan PT, yang merasakan langsung proses belajar mengajar yang mereka alami, dampak proses belajar mengajar, serta harapan yang mereka gantungkan setelah mereka lulus dari studinya. Berikut bincang dengan mereka seputar “Nilai Lebih Lulusan PT”.

Komunita : Bagaimana pandangan anda memaknai ‘Kualitas lulusan PT kaitannya dengan posisi peluang pekerjaan sebagai persyaratan (requirements) dunia industri/usaha’ dan apa nilai lebih dari lulusan suatu perguruan tinggi?

Ezhaldo Jesaya JH : Kualitas seorang mahasiswa sangat bergantung pada bidang pekerjaan yang akan dicapai. Semakin berkualitas dalam dunia pendidikan tinggi (bangku perkuliahan), maka semakin besar peluang untuk memperoleh pekerjaan. Berbicara mengenai indikator perkuliahan; ada dua macam indikatornya, yaitu akademik dan non akademik. Untuk bidang akademik dapat diukur dari perolehan nilai IPK, sedangkan untuk bidang non akademik dapat diukur dari kompetensi organisasi sosial. Tentunya tidak semua mahasiswa mampu menguasai kedua indikator tersebut, misalnya: terdapat mahasiswa yang memperoleh nilai IPK tinggi namun cara dia bersosialisasi maupun berorganisasi terlihat kurang menonjol, sebaliknya ada pula mahasiswa yang tidak memperoleh nilai IPK tinggi namun cara dia bersosialisasi dan berorganisasi lebih mumpuni.

Mengenai perkembangan disaat saya mengikuti beasiswa Djarum, ternyata perolehan nilai IPK hanya menjadi syarat administratif saja, manajemen Djarum lebih cenderung mengajarkan bagaimana cara berorganisasi dan bersosialisasi dengan baik. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa perolehan nilai IPK juga penting guna mencapai dunia perkerjaan yang diharapkan. Intinya kedua indikator tersebut harus tetap seimbang. Membahas mengenai nilai lebih pada Universitas Widyatama, seperti yang kita ketahui bahwa motto kampus Widyatama yaitu “Friendly Campus for Future Business Pro”. Mahasiswa dituntut agar mampu menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan terjun langsung pada bidangnya, hal tersebut dapat dirasakan pada saat mempelajari mata kuliah kewirausahaan. Setelah mempelajari mata kuliah tersebut, saya pun merasakan manfaatnya. Awalnya saya tidak berminat untuk terjun ke berbagai bidang usaha, namun akhirnya saat ini saya sudah memiliki dua jenis usaha.

Efry Amar Prasetya : Di lingkungan kampus Itenas, saya sendiri bukanlah termasuk kriteria mahasiswa yang memperoleh nilai IPK tinggi. Dapat dikatakan pula saya tergefincir dalam kcilmuan sains, karena pada awalnya saya tidak tertarik dengan keilmuan tersebut. Namun setelah mengikuti berbagai macam bidang perlombaan serta mendapatkan beasiswa, ternyata saya mampu meraihnya. Dengan demikian, menurut saya bidang akademik pada suatu perguruan tinggi yang digunakan sekitar 70%, sementara sisanya merupakan bagian dari softskill mahasiswa. Untuk mempetoleh pekerjaan bukan hanya dari akademik saja, melainkan diperlukan pula sisi sollskill-nya. Dari sana dapat disimpulkan bahwa kita tidak perlu bersikeras menggeluti bidang akademik seperti dalam menentukan target nilai IPK harus tinggi, karena tidak semua orang pintar seperti ‘Habibie’. Memang semua orang menginginkan untuk menjadi pintar, hanya saja masing-masing tingkat IQ-nya pasti berbeda dan tidak bisa disamakan. Saran saya untuk semua mahasiswa, agar tidak melihat dari sisi perolehan nilai IPK yang tinggi saja, namun mulailah untuk mencoba dalam mencari relasi sebanyak mungkin. Jenjang perkuliahan memang tidak sama dengan jenjang sekolah biasa yang hanya bcrpedoman pada pengerjaan tugas semata, akan tetapi dalam jenjang perkuliahan — kita juga diharapkan dapat membangun relasi + memperbanyak sertifikasi kualitas keilmuan. Selain ilmu yang diperoleh pada saat di bangku perkuliahan, tentu relasi pun penting kita bangun. Seperti ‘quotes’ atas inspirasi dari Bapak Habibie, “Percuma Anda Jenius Jika Anda Pemalas” yang secara garis besar, isinya adalah walaupun kita jenius dan pintar, jika kita mengedepankan rasa malas dalam melakukan sesuatu hal, tentu tidak akan dapat dicapai hingga kapan pun. Dari semangat jiwa juang tersebut, manusia dapat dibandingkan; apakah dia mampu atau tidak untuk bertahan hingga akhir. Saat usia muda inilah kesempatan kita untuk menentukan yang terbaik. Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa seseorang tidak akan dapat menggapai sesuatu hal tanpa adanya kemauan dan kerja keras dari dalam diri sendiri.

Komunita : Target, harapan dan upaya apa yang anda lakukan setelah menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi agar dapat menyelaraskan kompetensinya dengan lingkungan kerja?

Ezhaldo Jesaya JH : Setelah lulus, mahasiswa diharapkan untuk tidak hanya beketja dengan orang lain, namun harus pula mampu mcmbuka lowongan pekerjaan. Target dan harapan yang ingin saya raih saat ini yaitu semoga usaha yang sedang saya jalani tems berkerobang dengan lancar & sustainable. Dengan bermodalkan usaha tersebut, diharapkan dapat membantu tumbuhnya perekonomian khususnya di wilayah setempat. Efry Amar Prasetya : Dapat dikatakan bahwa saya sudah lama berada di lingkungan kerja tepatnya pada perusahaan BUMN yang bergerak di bidang perminyakan, kemudian pemah juga terikat pembangunan proyek nasional yaitu pembuatan tol Sumatera. Namun terdapat misi yang memang belum terealisasi yakni mendapatkan beasiswa kc Jerman, karena merasa bosan dan jenuh dengan pekerjaan yang sedang dijalani, sehingga saya memutuskan untuk mencari informasi guna mengikuti beasiswa tersebut.

Pada dasamya untuk mencapai target yang diinginkan tidak hanya melalui satu cara saja, akan tetapi banyak metode dan jalannya. Seyogianya kita memiliki persepsi bahwa tidak hanya orang pintar yang mampu mendapatkan beasiswa, namun dengan bermodalkan kepercayaan dan keyakinan kita pun mampu mendapatkan beasiswa meskipun tidak terlalu pintar. Kesalahan mempersepsikan semua pada umumnya bahwa untuk masuk perusahaan BUMN syaratnya harus memperoleh nilai IPK tinggi. Nah, pemyalaan tersebut sepenuhnya kurang pas juga, hal yang penting selain itu adalah dengan bekerja keras & bekerja cerdas guna mensukseskan segalanya.

Komunita : Jelaskan hubungan antara dunia pendidikan dengan dunia indust?i dan usaha dari sisi : a) Potensi lulusan petguruan tinggi, Kuantitas Musan perguruan tinggi, dan c) Ketersediaan lowongan pekerjaan.

Ezhaldo Jesaya JH : Seorang memperoleh nilai 1PK tinggi belum tentu mendapatkan posisi jabatan dalam pekerjaannya yang tinggi pula. Semuanya tergantung dari bagaimana cara kita bersosialisasi antar satu dengan lainnya. Contoh: saya kenal dengan kebanyakan orang, sehingga memiliki banyak hubungan/relasi dan link pengetahuan. Namun, hal tersebut kembali kepada diri mahasiswanya masing-masing; ada mahasiswa yang hanya mengcjar perolehan nilai IPK saja dengan tujuan ingin bekerja pada perusahaan bonafid, kemudian ada juga mahasiswa yang kuliah hanya ingin bertemu dengan teman-temannya sehingga mengikuti perkuliahan pun dengan sesukanya. Hal itulah yang menjadi penentu tujuan dari setiap mahasiswa di kampus.

Efry Amar Prasetya : Dikarenakan saya menggeluti bidang sains, maka saya akan tnenjelaskannya dari sudut pandang sains, khususnya pada bagian teknik. Jika dikaitkan antara dunia pendidikan dengan dunia kerja di Indonesia, dapat dikatakan sudah sejalan dengan bidang sains. Presiden kita saat ini (Bapak Jokowi), telah mcncanangkan pembangunan berbagai proyek di setiap daerah. Jadi untuk pengaplikasian dalam pendidikan teknik, bisa langsung dioperasikan ke berbagai perusahaan yang melakukan proyek tersebut. Seperti pada perusahaan yang sedang saya jalani, terdapat mahasiswa dari berbagai macam perguruan tinggi yang menjalani kegiatan magang.

Dari sanalah mahasiswa dapat terjun langsung untuk mengaplikasikan segala keilmuan yang telah didapatkan pada bangku perkuliahan dengan dunia kerjanya melalui program magang. Bila dilihat dari sudut pandang bidang keilmuan teknik, kualitas dan kuantitas mahasiswanya cukup baik. Hanya saja cara penerimaan materi perkuliahan dari setiap mahasiswanya yang berbeda-beda. Kendala lainnya yaitu kesulitan dalam mengaplikasikan antara teori dengan praktek di lapangannya, sehingga mereka pun perlu dibimbing agar mampu menjalankan dan mengaplikasikan secara prakteknya. Mengenai ketersediaan lowongan peketjaan yang ada di Indonesia saat ini, tentu sangat banyak. Terlebih semakin banyaknya tingkat penempatan posisi pada lowongan pekerjaan yang saya inginkan, sehingga saya berkeinginan keluar dari Indonesia guna meraih posisi yang saya dambakan sebagaimana canangan program kerja yang di usung oleh Bapak Presiden Jokowi melalui wadah MEA (Masyarakat Ekonomi Asean).

Komunita : Sebagian besar kurikulum pendidikan tinggi dirasa kurang twlevan dengan kebutuhan (requirements) dunia indust?i dan usaha. Bagaintana pandangan anda sebagai mahasiswa dalam tnenyikapi hal tersebut ?

Ezhaldo Jesaya JH : Memang dapat dikatakan bahwa saat ini sebagian besar kurikulum perguruan tinggi kurang relavan dengan kebutuhan dunia usaha. Namun dengan adanya perkembangan era teknologi industri 4.0 + jaringan internet, hal tersebut memudahkan kita dalam menyeimbangkan antara kurikulum pendidikan dan kebutuhan dunia industri. Misalnya saja saat ini Universitas Widyatama sudah menerapkan sistem digital pembelajaran melalui aplikasi e-learning yang diharapkan secara perlahan akan cocok guna menyeimbangkan kurikulum pendidikan. Selain itu, kurikulum pendidikan pada perguruan tinggi dapat ditambahkan dengan tidak hanya menjelaskan mengenai teori namun lebih mengajarkan para mahasiswa untuk teljun langsung ke lapangan, seperti halnya pada matakuliah kewirausahaan. Sistem pembelajaran e-learning harus lebih ditingkatkan dengan menambahkan aplikasi guna membangun motivasi mahasiswa dalam meraih point melalui pengemasan dan metode menarik. Apabila mahasiswa hanya diajarkan dengan teori saja justru hal tersebut dirasa kurang efektif dan efisien, sehingga diperlukan metode e-learning dalam memanfaatkan teknologi pembelajaran berbasis digital. Sebenamya setiap perguruan tinggi diharapkan mampu tnenerapkan kurikulum yang metnadukan sinergitas antara dunia pendidikan dengan dunia kerja, agar disaat mahasiswa terjun langsung ke dunia bisnis — mereka tidak merasa canggung dalam penerapan segmen teknologinya.

Efry Amar Prasetya : Tidak dapat dipungkiri memang terdapat mata kuliah yang tidak selaras dengan pekerjaan atau memang tidak teraplikasikan pada kchidupan nyata, seperti (akar 3) yang tidak ada dalam kehidupan. Namun dalam dunia matematika, hal itu justru sesuatu yang mendasar untuk tetap dipelajari. Oleh karena itu pada berbagai kampus dipelajari matakuliah matematika, meskipun memang dalam dunia pekerjaan tidak langsung diterapkan secara penuh sebagaimana teori yang telah dipelajari. Sehingga dibutuhkanlah suatu kunci kreativitas dan inovasi dalam pengembangannya. Memang tidak semua bagian keilmuan akan selalu selaras, akan tetapi tentu harus tetap kita pelajari dan kembangkan sesuai dengan bidang keilmuan yang kita tekuni

Ezhaldo Jesaya JH : Sebetulnya jumlah lulusan alumni perguruan tinggi dengan kapasitas lapangan pekerjaan itu seimbang, namun permasalahannya jumlah lulusan alumni perguruan tinggi — mau atau tidak dalam menerima posisi pekerjaan yang ditawarkan. Selaku lulusan baru perguruan tinggi atau istilahnya ‘fresh graduate”, harus mampu mengukur kemampuan yang dimiliki, walaupun telah memperoleh keilmuan pada bangku perkuliahan, serta telah mengikuti program magang secara terukur. Alangkah lebih baiknya kita menerima tawaran lowongan pekerjaan itu terlebih dahulu, karena memang segala sesuatu ada proses jenjang karirnya. Pada dasarnya lapangan pekerjaan itu telah tersedia, namun bersedia atau tidaknya menerima tawaran tersebut sangat tergantung pada diri kita sendiri meskipun posisi bidang penempatannya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

Efry Amar Prasetya : Faktor posisi dan pengaturan jumlah pegawai dari pihak manajemen perusahaan yang tidak ingin menambah karyawan baru. Padahal dalam kenyataannya, jumlah alumni mahasiswa perguruan tinggi banyak membawa ide baru bagi pengembangan perusahaan. Saat ini kebanyakan perusahaan menutup diri terhadap sesuatu hal yang baru, seh ingga kemudian mengak ibatkan lulusan alumni perguruan tinggi tidak memperoleh kesempatan bekerja. Contohnya pada PT. Garuda I ndonesia, menyatakan bahwa terdapat fasilitas bagi konsumen yakni “first class” dalam penyajian menu makanan. Seharusnya dapat menggunakan pengembangan teknologi touch screen, namun kenyataannya hanya menggunakan kertas yang ditulis oleh pulpen. Menyadari hal tersebut, seharusnya PT. Garuda Indonesia melek teknologi dengan memposisikan seorang pegawai yang profesional pada bidang tersebut sehingga dapat melakukan inovasi baru guna memberi kenyamanan bagi para konsumennya.

Komunita : Saran anda sebagai mahasiswa kepada pemerintah, pengelola perguntan tinggi dan pimpinan manajemen dunia industri dan usaha dalam rangka meminimalisir gapikesenjangan lulusan PT dengan kebutuhan tenaga terampil yang siap pakai guna menunmkan angka pengangguran dan meningkatkan pertwnbuhan ekonomi ?

Ezhaldo Jesaya JH : Berdasarkan artikel yang pemah saya baca, yakni terdapat negara yang memfokuskan anak-anak dalam memilih pendidikan pada satu bidang saja. Contohnya : seorang memiliki keberminatan pada bidang pertanian, maka dia harus fokus pada bidang tersebut, tujuannya yaitu agar menjadi seorang yang memiliki kepahaman & kepakaran tersendiri dengan menguasai bidangnya. Seharusnya kita memiliki jangkauan ke depan mengenai tujuan hidup serta cita-cita yang ingin diraih sejak dari bangku SMA. Apabila menginginkan jadi seorang pengusaha, maka kita harus memfokuskan pendidikan pada bidang usaha. Sementara saran untuk pemerintah, sebaiknya terus memfasilitasi bidang pendidikan/sekolandengan tidak hanya fokus pada bidang akademik saja, namun fokus pula pada non-akademiknya. Seperti halnya ketika ada mahasiswa yang berbakat di bidang olahraga, alangkah lebih baik difokuskan pada bidang olahraga. Karena pada dasarnya setiap mahasiswa memiliki kemampuan dan kelebihannya masing-masing. Dengan demikian, alangkah baiknya diberikan pilihan peminatan untuk masa depan mulai sejak dini (usia remaja). Kemudian pemerintah juga harus memberi akses kemudahan kepada semua mahasiswa yang memang memiliki peminatan/bakatnya bukan hanya pada bidang akademik, misalnya : bakat pada bidang seni, desain grafis, broadcasting dan lainnya.

Efry Amar Prasetya : Pemerintah sebaiknya memberikan wadah khusus dalam menampung ide-ide baru dari mahasiswa. Dilihat dari kenyataannya, pemerintah saat ini justru sulit untuk membuka diri dalam menampung ide tersebut, dikarenakan telah memiliki kesibukan tersendiri dalam menyelesaikan program kerjanya. Walaupun begitu terbukanya suara mahasiswa, akan tetapi pemerintah masih terpaku dengan peraturan yang telah ditetapkan. Banyak para SDM unggul kita beraktivitas di luar negeri, dikarenakan mereka tidak diberikan fasilitas memadai di dalam negeri sendiri. Oleh karenanya saya juga menyarankan agar pemerintah memulangkan para SDM unggul kita yang tengah berada di luar negeri untuk kembali mengemban amanah dalam memajukan negeri Indonesia mclalui berbagai metode pembelajaran dan kelembagaan riset. (Written by Silpiani Nur Utami & Editted by AbdulRozak)