Pendidikan Dan Pengalaman Berwirausaha Pengaruhi Sikap Berwirausaha ?

0
3,911 views
Pendidikan Dan Pengalaman Berwirausaha Pengaruhi Sikap Berwirausaha

Pendidikan Dan Pengalaman Berwirausaha Pengaruhi Sikap BerwirausahaMasih diperdebatkan apakah seorang wirausaha dilahirkan atau tumbuh hanya karena bakat alamiah. Faktanya ada orang sejak lahir sudah pandai, berani mengambil resiko, pandai berhitung dan lainnya. Namun, tidak dapat dipungkiri pendidikan dan pengalaman juga berpengaruh terhadap sikap berwirausaha.

Penelitian Gist (2010an) pada komunitas Start Up di negeri Paman Sam membandingkan wirausaha yang berbasis pendidikan versus berbasis pengalaman. Disebutkan dunia teknologi kini diisi banyak anak muda belum berpengalaman mendirikan perusahaan diawali ketika menangani proyek saat mereka kuliah. Kenyataan yang cukup berlawanan sesungguhnya mayoritas para pendiri adalah lulusan atau bahkan bergelar master di bidang ilmu kejuruan masing-masing. Penelitian Gist tersebut menggambarkan : 46% mereka lulus kuliah, 45% memiliki gelar master, 2% bergelar Doktor, dan hanya 7% tidak tamat jenjang kuliah. Akan tetapi untuk permasalahan keuangan, para wirausaha yang tidak tamat kuliah atau memiliki gelar master di bidang sains dan bisnis memiliki kemampuan meningkatkan keuangan lebih baik, dibanding wirausaha yang memiliki gelar keilmuan. Rata-rata kegagalan saat memulai suatu usaha secara nasional di negeri Paman Sam sebesar 40% usaha di bidang teknologi mengalami kegagalan di tahun pertama. Sementara untuk alumni program Techstars tingkat kegagalan usaha sebesar hanya 6,5%, sedangkan program Y Combinator sebesar 22%. (TechStars dan Y Combinator adalah akselerator startup mentoring-driven).

Beberapa wirausahawan dan pendiri terkenal di bidang teknologi yang memiliki gelar master di bidang keilmuan, diantaranya : Mark Fincus pendiri Zynga lulusan Harvard bergelar MBA, Sergey Brin salah satu penggagas Google bergelar MBA dan Master Sains, Jerry Yang dan David Filo para pendiri Yahoo. Sedangkan wirausaha atau pendiri alumni program Techstar dan Y Combinator, yakni : Mike Lewis (pendiri Kapost), Trip Alder (Scribo), Steve Huffman (Reddit), Brian Chesky (Airbnb), Tom Chikoore (Filtrbox).

Setelah ditelaah lebih mendalam, persentase kesuksesan para wirausaha atau pendiri yang mengkombinasikan ilmu dan pengalaman dalam dunia industri mencapai 85%. Program Techstar telah menciptakan perusahaan sebanyak 92 sejak tahun 2007. Sebanyak 79 perusahaan masih aktif beroperasi, 7 perusahaan mengalami akuisisi dan hanya 6 yang gagal. Sementara itu, program Y Combinator menciptakan 144 perusahaan sejak tahun 2005 dengan tingkat kesuksesan sebesar 57%.

Sementara, penelitian Andhika Wahyudiono dalam Jurmal Ekonomi Pendidikan dan Kewirausahaan, Vol. 4. No. 1, Tahun 2016 menguraikan arti penting pendidikan dan pengalaman bagi sikap berwirausaha mahasiswa.

Diuraikannya bahwa, Pendidikan kewirausahaan berperan penting dalam perkembangan wawasan dan keterampilan seseorang untuk mandiri dalam berusaha dengan berbagai potensi yang dimiliki. Pendidikan kewirausahaan menurut Tung (2011) adalah proses transmisi pengetahuan dan keterampilan kewirausahan kepada siswa untuk membantu mereka dalam memanfaatkan peluang bisnis. Pendapat ini diperkuat oleh Saroni (2012) yang menjelaskan bahwa pendidikan kewirausahaan adalah program pendidikan yang menggarap aspek kewirausahaan sebagai bagian terpenting dalam pembekalan kompentensi anak didik. Pendidikan kewirausahaan dirancang untuk menanamkan kompetensi, keterampilan dan nilai ? nilai yang diperlukan dalam mengenali peluang bisnis, mengatur dan memulai usaha baru (Brown dalam Izedonmi & Okafor, 2010). Demikian pula, Lestari & Wijaya (2012) pendidikan kewirausahaan tidak hanya memberikan landasan teoritis mengenai konsep kewirausahaan tetapi membentuk sikap, perilaku, dan pola pikir (mindset) seorang wirausahawan (entrepreneur).

Karena itu, pengaruh pendidikan kewirausahaan selama ini telah dipertimbangkan sebagai salah satu faktor penting menumbuhkan dan mengembangkan hasrat, jiwa dan perilaku berwirausaha di kalangan generasi muda (Kourilsky & Walstad, 1998). Demikian pula, Hisrich & Peters (1998) memandang pendidikan penting bagi wirausaha, tidak hanya gelar yang didapatkannya saja, namun pendidikan juga mempunyai peranan besar dalam membantu mengatasi masalah-masalah dalam bisnis seperti keputusan investasi dan sebagainya.

Hal ini diperkuat hasil penelitian Gallant et al. (2010), memandang kewirausahaan sebagai sumber penting bagi pertumbuhan ekonomi dan pendidikan kewirausahaan merupakan komponen penting dalam penciptaan dan pengembangan sikap kewirausahaan. Hasil penelitian Hegarty (2006) membuktikan bahwa kelompok belajar dalam pendidikan kewirausahaan yang disebut NICENT (Northern Ireland Centre for Entrepreneurship) dapat meningkatkan sikap positif kewirausahaan di Irlandia Utara.

Pendidikan kewirausahaan yang dilaksanakan di kampus memberikan dorongan bagi mahasiswa untuk mengasah pengetahuan dan keterampilan dalam berwirausaha, sehingga membentuk pengamalan berwirausaha mereka. Namun peran pendidikan kewirausahaan tidaklah cukup dalam membentuk sikap kewirausahaan mahasiswa. Pengalaman berwirausaha berperan penting dalam menambah pengetahuan dan kemampuan dalam keahlian dan keterampilan dalam berwirausaha. Hal ini dikarenakan pengalaman memberikan pengetahuan awal seseorang sebelum bertindak dalam memaksimalkan usahanya sehingga tanpa disadari orang tersebut sudah memiliki kemampuan memprediksi hasil yang diperoleh atas tindakan dalam usahanya.