Dari sekian banyak komoditas rempah : lada dan pala merupakan komoditas utama dalam perdagangan rempah dunia. sekaligus merupakan produk ekspor unggulan Indonesia dibandingkan dengan komoditas rempah? rempah lainnya. lndanesia merupakan salah satu negara penghasil lada dan pala utama di dunia. Lada dijuluki sehagai “King of Spices”. oleh karena merupakan praduk rempah-rempah tertua dan terpenting dalam perdagangan internasional. Penggunaan lada dan pala sangat luas terutama sebagai bahan baku dalam industri pangan, farmasi dan kosmetik. Untuk konsumsi rumah tangga, hampir semua masakan menggunakan lada dan pala dalam komposisi bumbunya.
Untuk itu Indonesia perlu meningkatkan kualitas dan kuantitas produk rempah dalam negeri agar memenuhi ketentuan yang ada di pasar Uni Eropa, Amerika dan negara-negara lainnya.
Seiring dengan perkemhangan zaman, tuntutan penggunaan rempah berbeda dengan zaman dahulu. ltulah sebabnya perlu pengolahan rempah melalui proses modern. Berbasis riset dan teknologi sehingga depat disajikan memenuhi tuntutan gaya hidup yang kekinian. Mempergunakan praduk berbahan alami seperti rempah sama dengan gaya hidup. Bahkan hal tersebut telah menjadi tren pada saat ini. Tetapi dalam pengelolaannya harus mengutamakan sustainability serta cultivation ya g baik dan menceg h kerusakan lingkungan atau mengancam kelestarian alam.
Seluruh stakeholder sektor rempah perlu melakukan langkah perbaikan nyata dalam pengelolaan rempah dari hulu ke hilir. Jika tidak, posisi Indonesia di sektor ini akan semakin terpuruk. Ada empat hal yang harus dikejar dari Vietnam dalam sistem produksi rempah yaitu skala ekonomi, penerapan teknologi, stander mutu dan pengalahan.
Kendalanya, standardisasi internasional membutuhkan biaya cukup mahal dan sulit dijangkau petani kecil. Harus ada insentif yang diberikan pemerintah terkait sertiflkasi ini. Bisa dengan membuat aturan terkait pembuatan sertiflkasi yang lebih terja ngkau. Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Gamal Nasir mengatakan, komoditas rempah dan penyegar mempunyai prospek yang cukup cerah. Hal ini disebabkan kebutuhan dunia terus meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan peningkatan konsumsi masyarakat serta industri makanan dan minuman. Pemerintah telah memulai gerakan rehabi litasi atau gerakan revitalisasi komoditas rempah, yaitu komoditas lada, panili dan kina, pale dan kayu manis. Pengembangan komoditas rempah akan menggunakan pola kluster. Pengembangan suatu jenis komoditas dilakukan secara utuh dalam suatu wilayah dalam skala yang relatif luas. Pengembangan mutu rempah dilakukan melalui penerapan teknik pertanian organik. Dengan begitu akan menghasilkan rempah organik yang dipayungi Sertiflkat Rempah Organik. Sertiflkat ini dikeluarkan oleh Lembaga Sertiflkasi Nasianal.
Petani diarahkan membentuk kelembagaan petani yang kuat, mandiri dan mampu menjalin huhungan kerja sama dengan mitra usaha. Agar kegiatan mengembalikan kejayaan rempah dapat berhasil secera optimal, dilakukan sejumlah pendekatan berupa pendekatan teknologi, pendekatan ekonomi, pendekatan sosial, pendekatan pemasaran, pendekatan pembiayaan dan pendekatan pelayanan pembinaan. Karena itulah dibutuhkan suatu gerakan seperti revitalisasi dari hulu ke hilir untuk komoditas rempah Indonesia. Dengan adanya revitalisasi rempah. lndonesia diharapkan mampu kembali berjaya sebagai ba ngsa rempah dengan pengelolaan yang mumpuni dari hulu hingga ke hilir. Menteri Pertanian ketika itu. 23 Mei 2013 menegaskan untuk peningkatkan nilai tambah dan daya saing produk rempah Indonesia dengan penarapan good agriculture practice (GAP), good handling practice (GHP), good manufacturing practice (GMP), dan good delivery practice (GDP), sehingga diperoleh kualitas rempah yang sesuai dengan stander yang dipersyaratkan pasar rempah dunia.
Lebih jauh sebaiknya pemerintah mulai memikirkan bagaimana mengajak enterpreuner muda bergerak di bisnis rempah lndonesia. Seperti mengajak membangun tempat pelelangan rempah sehingga petani dapat merasakan harga yang lebih baik dan rasional atau mungkin mengajak para pengusaha berinvestasi membangun pabrik pengolahan bahan mentah menjadi produk yang lebih ekonomis. Terkadang bahan mentah harganya jauh lebih murah, sementara biaya perawatan tanaman rempah di Indonesia semakin tinggi. Pemerintah juga dapat melakukan tindakan langsung yang berpihak terhadap petani seperti membantu penyedian pupuk murah dan mungkin bibit murah yang sudah disubsidi oleh pemerintah.
Pemerintah perlu betindak cepat agar perdagangan rempah menjadi jauh lebih baik dari India yang berada diposisi puncak saat ini. Indonesia bisa berbuat banyak untuk rempah Indonesia dan menjadikannya Gemah Rempah mendunia seperti dulu. (berbagai sumber_lee)